Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Tantangan Dan Strategi Penerapan Pancasila Sebagai Sistem Di Era Digital Ini
23 Oktober 2024 14:50 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Ridwan Ramadhani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi indonesia berperan penting dalam membentuk nilai-nilai etika masyarakat. Di era digital, penerapan pancasila sebagai sistem etika menghadapi tantangan yang semakin rumit. Teknologi digital membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk sosial, ekonomi, dan budaya. Oleh karena itu, penting untuk memahami tantangan yang dihadapi dan strategi untuk menjaga relevansi nilai-nilai Pancasila di tengah perubahan tersebut.
ADVERTISEMENT
Masyarakat semakin mengandalkan teknologi digital dalam berbagai aspek kehidupan sehari hari seperti interaksi sosial, pendidikan, dan pekerjaan. Pancasila sebagai landasan nilai etika harus bisa mengatur dan membimbing penggunaan teknologi digital agar tetap sesuai dengan prinsip prinsip moral dan nilai-nilai kemanusiaan. Kemudahan akses web membuka ruang bagi penyebaran konten negatif, seperti hoaks, ujaran kebencian, pornografi, dan kekerasan.
Salah satu tantangan utama di era digital adalah cepatnya penyebaran informasi hoaks yang sering tidak terkendali menjadi ancaman serius yang dapat mengganggu tatanan sosial dan nilai-nilai Pancasila. Penyebaran informasi yang tidak akurat bisa menyebabkan kebingungan, konflik, dan perpecahan di masyarakat. Ada juga tantangan privasi dan keamanan information menjadi masalah penting di era digital. Banyak kasus kebocoran data dan penyalahgunaan informasi pribadi yang menyebabkan kekhawatiran di masyarakat. Pancasila menekankan pentingnya menghormati hak asasi manusia, termasuk hak privasi.
ADVERTISEMENT
strategi penting dalam menerapkan Pancasila sebagai sistem etika di era digital adalah dengan menyelenggarakan pendidikan etika yang dimulai sejak usia dini dan terus berlanjut hingga dewasa.
Tantangan Penerapan Pancasila di Era Digital
1. Disinformasi dan Hoaks
Perkembangan media sosial mempercepat penyebaran informasi, namun juga membuka ruang bagi hoaks dan disinformasi. Hal ini dapat memicu konflik sosial, mengancam nilai-nilai sila ke-3 (Persatuan Indonesia), serta menggerus kepercayaan masyarakat terhadap kebenaran.
2. Individualisme dan Polarisasi Sosial
Platform digital sering kali memicu perilaku individualistis dan memperkuat polarisasi masyarakat. Pengguna cenderung hanya berinteraksi dalam kelompok sependapat (echo chamber), yang bertentangan dengan semangat gotong royong dan kebhinekaan.
3. Kebebasan Tanpa Batas
Kebebasan berekspresi di dunia maya kerap disalahgunakan untuk menyebarkan ujaran kebencian dan perilaku intoleran. Ini bertentangan dengan sila ke-2 (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab) dan ke-5 (Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia).
ADVERTISEMENT
4. Degradasi Etika dan Moralitas
Konten digital yang tidak sesuai norma sosial atau mengandung unsur pornografi, kekerasan, dan eksploitasi dapat mempengaruhi perilaku masyarakat, terutama generasi muda. Ini menjadi ancaman bagi pembentukan karakter yang berlandaskan Pancasila.5. Kesadaran Hukum yang Rendah Di era digital, banyak orang belum menyadari batasan dan aturan terkait perilaku di dunia maya, seperti hak cipta atau etika komunikasi online. Hal ini membuat nilai-nilai Pancasila sulit diimplementasikan dalam praktik sehari-hari.
Strategi Penerapan Pancasila sebagai Sistem Etika di Era Digital
1. Penguatan Literasi Digital
Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu memperkuat literasi digital agar masyarakat lebih kritis dalam menyaring informasi dan memahami dampak perilaku online. Literasi digital yang kuat akan membantu menanamkan nilai-nilai Pancasila, terutama dalam memupuk persatuan dan toleransi.
ADVERTISEMENT
2. Pembentukan Komunitas Berbasis Nilai Pancasila
Membangun komunitas digital yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan penghormatan terhadap perbedaan dapat membantu mengurangi polarisasi sosial di dunia maya.
3. Regulasi dan Pengawasan Konten Digital
Pemerintah perlu memperkuat regulasi terkait konten digital, termasuk pengendalian penyebaran hoaks dan ujaran kebencian. Kerja sama dengan platform digital juga dibutuhkan untuk memastikan konten yang beredar sejalan dengan norma dan nilai-nilai kebangsaan.
4. Pendidikan Karakter Sejak Dini
Pendidikan karakter berbasis Pancasila perlu diperkuat di sekolah dan keluarga agar generasi muda memiliki fondasi etika yang kuat dalam menggunakan teknologi digital. Pembiasaan nilai-nilai seperti gotong royong, toleransi, dan kejujuran harus ditanamkan sejak dini.
5. Pemanfaatan Teknologi untuk Kebaikan Sosial
ADVERTISEMENT
Teknologi dapat dimanfaatkan untuk tujuan positif, seperti penggalangan dana sosial, pendidikan online, dan kampanye toleransi. Hal ini sejalan dengan semangat Pancasila untuk mewujudkan keadilan dan kemanusiaan bagi seluruh rakyat.
Penerapan Pancasila sebagai sistem nilai di era digital menghadapi berbagai tantangan, seperti penyebaran hoaks, radikalisme, polarisasi sosial, dan degradasi etika digital. Transformasi digital mempengaruhi cara masyarakat berinteraksi dan berpotensi melemahkan nilai-nilai luhur seperti persatuan, gotong royong, dan keadilan sosial. Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan strategi kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan institusi pendidikan. Peningkatan literasi digital, regulasi tegas terhadap konten negatif, serta internalisasi nilai Pancasila dalam ruang digital menjadi solusi utama. Dengan langkah tersebut, Pancasila dapat tetap menjadi landasan moral dan ideologi bangsa dalam menghadapi perubahan zaman.
ADVERTISEMENT
Ridwan Ramadhani, mahasiswa Teknik Informatika Unpam.