Konten dari Pengguna

Mahasiswa KKN UNDIP Terapkan dan Edukasi Penggunaan PJUTS Di Desa Pengarengan

Riezky Ramadhan
Riezky Ramadhan Mahasiswa KKN TIM I 2024/2025 Universitas Diponegoro dari Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik
11 Februari 2025 16:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Riezky Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Desa Pengarengan, 11 Februari 2025 – Desa Pengarengan tengah menghadapi permasalahan serius terkait kurangnya penerangan jalan, terutama di area-area vital seperti jalan menuju musholla, pos kamling, jalan antar desa, dan balai desa. Kondisi ini semakin diperburuk oleh seringnya pemadaman listrik, yang tidak hanya mengganggu aktivitas warga tetapi juga meningkatkan risiko keamanan pada malam hari.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, KKN TIM I Universitas Diponegoro (UNDIP) mengimplementasikan sistem penerangan jalan berbasis tenaga surya dengan sensor Passive Infrared (PIR). Teknologi ini memungkinkan lampu jalan menyala secara otomatis saat mendeteksi pergerakan di sekitarnya, sehingga lebih efisien dalam konsumsi energi dan memperpanjang masa pakai lampu.
Proses pemasangan Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJUTS) (2/10/2025)
zoom-in-whitePerbesar
Proses pemasangan Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJUTS) (2/10/2025)
Selain pemasangan lampu tenaga surya, Riezky Ramadhan sebagai Mahsiwa KKN TIm I Universitas Diponegoro juga mengadakan program edukasi kepada warga terkait perawatan dan pemeliharaan sistem penerangan ini. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan lampu tetap berfungsi dengan baik dalam jangka panjang. Warga diberi edukasi bagimana membersihkan panel surya, mengetahui kondisi baterai, dan mengganti komponen yang mengalami kerusakan.
Edukasi tentang Perawatan dan Pengenalan Penerangan jalan Umum Tenaga Surya PJUTS (1/29/2025)
Pada saat proses edukasi, salah satu warga bertanya, "Mengapa ketika menggunakan lampu ini, saat ada orang lampu menyala, tetapi ketika tidak ada orang lampu mati?" Menanggapi hal tersebut, Riezky Ramadhan menjelaskan, "Lampu ini menggunakan sensor PIR yang bekerja dengan mendeteksi pergerakan manusia. Ketika ada pergerakan, sensor mengaktifkan lampu, dan saat tidak ada pergerakan, lampu akan mati untuk menghemat energi."
ADVERTISEMENT
Dengan implementasi penerangan jalan berbasis tenaga surya ini, Desa Pengarengan berharap dapat menciptakan lingkungan yang lebih terang, aman, dan berkelanjutan. Keberhasilan proyek ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain yang mengalami permasalahan serupa dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya.