Menyelami Keindahan Tari Kecak : Cerita dan Makna di Balik Tradisi Pementasan

Rifa Hasna Rosyidah
Mahasiswa Program Studi Industri Pariwisata UPI Kampus Sumedang
Konten dari Pengguna
6 April 2024 20:48 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rifa Hasna Rosyidah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tari Tradisional Tari Kecak, Bali (https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-banyak-kerumunan-orang-sekumpulan-orang-upacara-13945489/)
zoom-in-whitePerbesar
Tari Tradisional Tari Kecak, Bali (https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-banyak-kerumunan-orang-sekumpulan-orang-upacara-13945489/)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bali masih menjadi tujuan populer wisatawan dari seluruh dunia. Tentu saja, budaya luhurnya terutama seni di sekitarnya adalah yang membuat banyak orang tertarik, bukan sekadar keindahan alam yang menakjubkan di kawasan ini. Pengunjung ke Bali ingin mempelajari berbagai bentuk seni Bali selain menikmati keindahan alam dan seni tradisional pulau ini. Dengan pertumbuhan pariwisata, segala bentuk kreativitas manusia termasuk seni mulai diperjualbelikan. Pariwisata membantu mempromosikan seni dan budaya kreatif Bali, menghasilkan berbagai jenis kreativitas seni. Museum lukisan muncul, seni kerajinan menyebar, dan seni pertunjukan tradisional mulai dikemas untuk dijual.
ADVERTISEMENT
Seni Tari merupakan salah satu seni Bali yang terkenal, disukai, dan banyak dipelajari di kalangan remaja. Seni Tari peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Akhirnya, seni Bali budaya dirancang untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, dan "Tari Kecak" muncul sebagai seni yang dapat dilihat wisatawan. Dengan demikian, seni pertunjukan tari Kecak di Bali dapat dianggap sebagai bentuk budaya inovatif yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Memiliki keunikan tanpa disaranai dengan musik, eksistensi Tari Kecak dilesatarikan oleh masyarakat sekitar dan dijaga keaslian sehingga tidak ada yang berubah seiring perkembangan zaman. Hal ini, tari kecak menjadi salah satu simbol ciri khas dari Bali.
Tari Kecak merupakan tarian yang berasal dari kreasi upacara sanghyang. Karena upacara sanghyang merupakan jenis kegiatan sakral dan hanya boleh dilakukan di Pura maka Wayan Limbak berinovasi dari inspirasi gerakan sanghyang menjadi gerakan tari yang terkenal hingga ke mancanegara. Tari kecak adalah sebuah karya seni yang dilakukan oleh puluhan hingga ratusan orang yang diperankan oleh laki-laki yang duduk melingkar dan meneriakkan "Cak" dengan mengangkat kedua lengan. Para penari memakai kain kotak-kotak hitam dan putih. Selain itu, beberapa orang berperan sebagai pergerakan tarian Kecak dibagi menjadi empat bagian adegan. Adegan pertama menceritakan tentang Rahwana menculik Shinta saat Rama berburu di hutan. Seekor elang juga mencoba membantu Shinta, tetapi sayapnya dipotong oleh Rahwana, jadi dia tidak bisa. Pada adegan ketiga, Lakshmana dan Rama menemukan diri mereka tersesat di hutan, dan mereka meminta Hanuman untuk menyelamatkan Shinta dari Rahwana. Kemudian ada adegan keempat atau terakhir, di mana Hanoman membakar kerajaan Alengka Pura dan menyuruh Shinta untuk tenang dan menunggu bantuan Rama. Empat adegan ini menggabungkan cerita Ramayana. Ramayana adalah cerita seputar tokoh jahat Rahwana yang menculik Dewi Shinta, setelah itu Rama menyelamatkannya dengan bantuan Hanuman si Monyet Putih. Jadi, Seseorang bertindak sebagai pemimpin memberikan tekanan suara tinggi atau rendah, sedangkan narasinya diberikan oleh orang lain.
ADVERTISEMENT
Beberapa alat peraga yang digunakan dalam tarian ini menambah kesan sakral dan mistis, seperti bara api, bunga kamboja, gelang kerincingan, kain hitam putih, topeng, dan tempat pengorbanan. Ketika penari melakukan tarian kecak bersamaan dengan ritual sanghyang, mereka secara tidak sadar berkomunikasi dengan tuhan dan para roh nenek moyang. Di Ubud, Bali, tari kecak ditampilkan pada pukul 18:00 WITA. Setiap penampilan tari kecak memiliki makna atau pesan, dan seni ini dapat dinikmati oleh semua kalangan masyarakat.
Seiring berjalannya waktu, Tari Kecak berkembang dari tarian yang digunakan dalam upacara ritual menjadi tarian ciptaan yang ditunjukkan kepada wisatawan mancanegara dan lokal. Banyaknya wisatawan yang ingin menyaksikan pertunjukan tari Kecak terlihat dari antusiasnya mengantri sejak pukul 16.00 WITA untuk menyaksikan pertunjukan Tari Kecak yang dipentaskan oleh Sanggar Kecak Ubud Kaja, Gianyar, Bali yang terletak di Pura Dalem Desa Adat Ubud tepat di Jl. Suweta. Padahal, pementasan baru akan dimulai pukul 19.00.
ADVERTISEMENT
Tari Kecak adalah perjalanan spiritual yang mengangkat jiwa melalui gerakan yang kuat dan melodi yang memukau. Dengan kesederhanaannya, tarian ini mengajarkan kita tentang kekuatan kolektif, kesatuan dalam keberagaman, dan kekuatan manusia yang tak terbatas. Tari Kecak, sebagai bagian dari warisan budaya Bali yang kaya, mengajak kita untuk merenungkan kekuatan budaya dalam mempertahankan identitas dan keindahan di dunia ini. Pesan tentang kesatuan, keberanian, dan keindahan kehidupan yang sebenarnya ditemukan dalam gemerlap api dan irama yang menghentak. Agar Tari Kecak tetap menjadi cahaya yang memancar dalam kegelapan dan mempesona hati generasi mendatang, mari kita lestarikan dan hargai warisan budaya ini.