Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Masalah Kuliah Online, Miskomunikasi Antara Dosen dan Mahasiswa
12 Juli 2023 22:27 WIB
·
waktu baca 19 menitDiperbarui 16 Desember 2023 0:34 WIB
Tulisan dari Seputar Mahasiswa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penyebab Utama Miskomunikasi Antara Dosen dan Mahasiswa
Miskomunikasi bisa terjadi antara dosen dan mahasiswa. Tujuan makalah untuk mengetahui apakah benar terjadi miskomunikasi antara mahasiswa dan dosen. Jika benar, lantas apa penyebabnya? Bagaimana cara mengatasi miskomunikasi tersebut? Apakah pembelajaran online merupakan penyebab utamanya?
ADVERTISEMENT
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Adapun instrumen penelitiannya adalah observasi, wawancara. Sumber data penelitian ini adalah hasil wawancara dari dosen dan mahasiswa. Lebih detail lagi, subjek penelitian ini adalah dosen Pengantar Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta dan mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Mercu Buana Jakarta.
Adapun hasilnya yaitu miskomunikasi memang merupakan suatu masalah yang terjadi antara dosen dan mahasiswa, namun masalah ini bisa diatasi jika adannya komunikasi dua arah yang baik antara dosen dan mahasiswa. Sejauh ini, di Fakultas Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta, telah terciptanya komunikasi antar pribadi yang efektif dan efisien, hal ini dibuktikan dari feedback yang diterima dari kedua belah pihak, baik itu dosen maupun mahasiswa.
ADVERTISEMENT
Kata Kunci: Masalah Komunikasi Antarpribadi, Penyebab Miskomunikasi, Miskomunikasi Antara Dosen dan Mahasiswa, Pembelajaran Online, Fakultas Komunikasi Universitas Mercu Buana
LATAR BELAKANG
Sebelum membahas lebih lanjut tentang komunikasi antara dosen dan mahasiswa, kita harus mengetahui lebih dulu apa definisi komunikasi. Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antar sesama manusia melalui pertukaran infomasi untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu (Cangara, 2007). Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid (Wiryanto, 2004) menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, definisi komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi adalah komunikasi perseorangan yang bersifat pribadi, baik secara langsung tanpa medium, ataupun langsung melalui medium. Contoh percakapan tatap muka (face to face communication), percakapan melalui telepon, surat menyurat pribadi. Teori komunikasi antar pribadi umumnya memfokuskan pengamatannya pada bentu-bentuk dan sifat hubungan (relationship), percakapan (discourse), interaksi dan karakteristik komunikator.
Pada hubungan komunikasi antarpribadi, para komunikator membuat prediksi terhadap satu sama lain atas dasar data psikologis. Masing-masing mencoba mengerti bagaimana pihak lainnya bertindak sebagai individu, tidak seperti pada hubungan kultural dan sosiologis. Jika kedua belah pihak tidak saling mengerti, maka tujuan atau pesan tidak tersampaikan dengan baik. Maka akan timbul masalah komunikasi. Salah satu masalah komunikasi yang kerap muncul yaitu miskomunikasi. Sesuai topik makalah ini, yakni terkait masalah komunikasi antarpribadi antara dosen dan mahasiswa yaitu miskomunikasi.
ADVERTISEMENT
Setelah WHO mengumumkan pandemi Covid-19 sebagai pandemi global, Kemendikbud mengeluarkan surat edaran No. 2 tahun 2020 tentang pencegahan dan penanganan coronavirus disease (covid-19), isinya mewajibkan lembaga pendidikan untuk memberlakukan pembelajaran secara online. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penularan wabah virus corona. Aturan tersebut berlaku sejak bulan Maret 2020 hingga tahun 2021. Pada tahun 2022, pemerintah melalui Kemendikbud mencabut aturan belajar dari rumah. Anak sekolah dan mahasiswa sudah mulai Kembali ke sekolah pada tahun 2022. Namun seluruh instrumen Pendidikan tetap harus mematuhi protokol Kesehatan. Apalagi di tahun 2023 ini, proses belajar mengajar secara tatap muka sudah mulai diterapkan kembali. Bahkan sudah tidak ada kewajiban memakai masker. Meskipun begitu, sejumlah istitusi Pendidikan masih menerapkan pembelajaran jarak jauh. Apalagi kelas karyawan di Universitas. Untuk itu, mahasiswa dan dosen dituntut untuk melakukan komunikasi yang dinamis meski terbatas jarak dan waktu.
ADVERTISEMENT
Dosen dan mahasiswa dituntut untuk mempelajari cara menggunakan metode belajar online atau e-learning, juga harus dapat menggunakan platform rapat seperti zoom atau skype, google meet, dan sejenisnya. Walaupun komunikan dan komunikator tidak melakukan komunikasi tatap muka, namun keduanya harus menerima dan menyampaikan pesan dengan baik. Pesan komunikasi idealnya dapat dipahami dengan baik oleh penerima. Bentuk-bentuk komunikasi berkaitan erat dengan proses pendekatan yang dilakukan dosen terhadap mahasiswa, masing-masing dosen memiliki strategi tertentu ketika melakukan komunikasi dalam perkuliahan. Masing-masing dosen memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan proses perkuliahan, mereka juga memiliki indikator di luar panduan yang telah ditetapkan perguruan tinggi, sehingga akan berdampak pada perbedaan dan khas dosen dalam mentransfer ilmu pengetahuan.
ADVERTISEMENT
Komunikasi antarpribadi antara dosen dan mahasiswa adalah bagian penting dari pengalaman akademik. Ini merupakan hubungan yang berdasarkan saling pengertian dan kepercayaan, yang memungkinkan pengajaran dan pembelajaran yang lebih efektif. Komunikasi antarpribadi memungkinkan dosen dan mahasiswa untuk membahas hal-hal yang tidak dapat dibahas dalam konteks kelas, seperti proyek penelitian, karir, dan kepentingan akademik lainnya.
Pola Interaksi Mahasiswa dan Dosen Pola interaksi manusiawi dosen-mahasiswa sangat menentukan dalam keberhasilan studi. Karena berkat kersamaan kedua belah pihak, mahasiswa menjadi lebih kritis, transformatif, dan punya hubungan emosional tinggi dalam kehidupannya Schramm (1974) berpendapat behwa di antara manusia yang saling bergaul, ada yang saling bertukar informasi, namun ada pula yang membagi gagasan dan sikap.Begitu pula menururut Merrill dan Lownstain (1971), bahwa dalam lingkungan pergaulan antarmanusia selalu menjadi penyesuain pikiran, penciptaan symbol yang mengandung pengertian bersama.
ADVERTISEMENT
Mempelajari komunikasi yang efektif pada dasarnya adalah berusaha memahami apa yang menyebabkan orang lain berperilaku sebagaimana yang ia lakukan. Menciptakan komunikasi yang baik diperlukan kemampuan komunikasi seperti menulis, membaca, berbicara, mendengarkan,dan berpikir (kemampuan bernalar). Menciptakan hubungan yang harmonis, antara dosen dan mahasiswa tidak hanya dilakukan di depan kelas, tetapi juga dilakukan melalui kegiatan belajar mengajar yang lainnya seperti, pertemuan diluar jam perkuliahan yang bersifat komunikasi dua arah. Komunikasi tersebut dapat menyebabkan hubungan timbal balik antara dosen dan mahasiswa, seperti dosen dapat menanyakan keadaan mahasiswa dan mahasiswa juga dapat mengajukan berbagai persoalan dan hambatan yang dihadapinya.
Dalam konteks pendidikan tinggi, komunikasi antarpribadi sangat penting karena kelas yang terlalu besar dan kurikulum yang padat dapat menghambat interaksi yang lebih individual antara dosen dan mahasiswa. Komunikasi antarpribadi memungkinkan dosen dan mahasiswa untuk membahas materi pelajaran dengan lebih mendalam, dan untuk memperoleh penjelasan dan dukungan yang dibutuhkan dalam memahami konsep-konsep yang kompleks. Melalui komunikasi antarpribadi, dosen dapat memberikan umpan balik yang lebih detail dan personal, sementara mahasiswa dapat memperoleh arahan dan nasihat yang lebih baik dari dosen.
ADVERTISEMENT
Selain itu, komunikasi antarpribadi juga memainkan peran penting dalam membangun hubungan yang kuat dan saling menguntungkan antara dosen dan mahasiswa. Melalui komunikasi yang efektif, dosen dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan dan preferensi mahasiswa, sementara mahasiswa dapat merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam berkomunikasi dengan dosen. Hal ini dapat membantu meningkatkan motivasi belajar dan partisipasi mahasiswa, serta membantu dosen untuk menyesuaikan pendekatan pengajaran mereka agar sesuai dengan gaya belajar mahasiswa.
Namun, komunikasi antarpribadi juga dapat menghadapi beberapa tantangan. Beberapa mahasiswa mungkin merasa canggung atau tidak nyaman dalam berbicara dengan dosen, terutama jika mereka merasa tidak yakin tentang kemampuan mereka. Sementara itu, beberapa dosen mungkin memiliki kesulitan dalam membangun hubungan yang baik dengan mahasiswa karena perbedaan pandangan atau kepribadian.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, penting bagi dosen dan mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan komunikasi yang baik agar dapat memperkuat hubungan dan meningkatkan hasil belajar. Dosen perlu memahami kebutuhan dan preferensi mahasiswa, dan memastikan bahwa mereka memberikan umpan balik yang konstruktif dan mendukung. Di sisi lain, mahasiswa perlu belajar untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur, serta memanfaatkan kesempatan untuk berdiskusi dan bertanya kepada dosen. Dengan demikian, komunikasi antarpribadi antara dosen dan mahasiswa dapat menjadi alat yang sangat efektif untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran di institusi pendidikan.
Sebelumnya, kita harus mengetahui dulu apa itu pengertian proses pembelajaran yang efektif. Proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila hasil mampu membawa perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan mahasiswa itu sendiri Interaksi belajar mengajar adalah proses di mana mahasiswa dan dosen saling berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pemahaman mahasiswa muncul jika mahaiswa dapat memahami pesan atau materi dari dosen. Sebaliknya, dosen juga harus menerima feedback dari mahasiswa. Sehingga komunikasi yang terjalin dua arah.
ADVERTISEMENT
Selama pandemi COVID-19, pendidikan secara online telah menjadi pilihan utama bagi banyak institusi pendidikan di seluruh dunia, termasuk antara dosen dan mahasiswa. Ini telah mengubah cara komunikasi antarpribadi antara dosen dan mahasiswa dalam konteks pembelajaran. Dalam lingkungan belajar online, komunikasi antarpribadi memainkan peran yang sangat penting dalam memastikan kontinuitas pembelajaran dan membangun hubungan yang kuat antara dosen dan mahasiswa.
Komunikasi antarpribadi yang efektif di dunia pembelajaran online membutuhkan pemahaman dan adaptasi dari kedua pihak. Dosen perlu memahami tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh mahasiswa selama pembelajaran online, seperti keterbatasan akses internet, masalah teknis, atau kurangnya motivasi. Dosen juga harus menyadari perlunya menciptakan lingkungan yang inklusif dan ramah terhadap mahasiswa, di mana mahasiswa merasa nyaman untuk berkomunikasi dan berbagi pendapat mereka.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa juga harus aktif dalam mengatasi hambatan komunikasi yang mungkin timbul selama pembelajaran online. Mereka harus mengambil inisiatif untuk berkomunikasi dengan dosen dan memanfaatkan kesempatan yang ada, seperti sesi konsultasi online atau forum diskusi, untuk bertanya, memperoleh pemahaman yang lebih baik, dan membagikan tantangan yang mereka hadapi.
Selain itu, masalah teknis juga dapat menjadi kendala dalam komunikasi antarpribadi. Gangguan koneksi internet, masalah teknis pada platform pembelajaran online, atau keterbatasan perangkat yang dimiliki oleh mahasiswa dapat mengganggu kelancaran komunikasi. Ini dapat menghambat mahasiswa dalam mengajukan pertanyaan, berbagi pemikiran, atau berinteraksi secara efektif dengan dosen.
Selanjutnya, belajar online juga dapat mengurangi motivasi dan partisipasi mahasiswa. Tanpa interaksi langsung dan kehadiran fisik di dalam ruang kelas, beberapa mahasiswa mungkin merasa kurang termotivasi untuk berkomunikasi dan berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran. Rasa keterpisahan dan kurangnya interaksi sosial dapat menghambat komunikasi antarpribadi yang efektif antara dosen dan mahasiswa.
ADVERTISEMENT
RUMUSAN MASALAH
1. Apa masalah komunikasi antarpribadi yang dialami mahasiswa dan dosen
Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) Universitas Mercu Buana Jakarta?
2. Apakah ada miskomunikasi antara dosen dan mahasiswa FIKOM Universitas Mercu Buana Jakarta?
3. Apa penyebab miskomunikasi antara dosen dan mahasiswa FIKOM Universitas Mercu Buana Jakarta?
4. Apakah pembelajaran daring menjadi penyebab utama miskomunikasi antara dosen dan mahasiswa FIKOM Universitas Mercu Buana Jakarta?
5. Bagaimana mengatasi masalah komunikasi antara dosen dan mahasiswa FIKOM Universitas Mercu Buana Jakarta?
TINJAUAN PUSTAKA
Jurnal Penelitian Terdahulu
Teori Human Relations
Dikutip dari Modul 1 Mata Kuliah Human Relations Universitas Mercu Buana yang disusun oleh Gadis Octory S.I.Kom, M.I.Kom, Human relations dipandang mampu memberikan kontribusi dan solusi dalam menjawab permasalahan tersebut. Human relations sangatlah penting untuk mengatasi berbagai masalah yang diakibatkan miss communication dan miss interpretation antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Dalam konteks organisasi, maka hal ini bermaksud untuk menghindari kesalahfahaman antara manajemen dengan para karyawannya. Lantas apa pengertian Human Relations? ada yang menerjemahkan Human Relations menjadi ‘hubungan manusia’. Ada pula yang mengalihbahasakannya menjadi ‘hubungan antar manusia’. Oleh sebab itu, titik sentral human relations adalah manusia.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Buku Human Relations & Public relations yang ditulis oleh Effendy Onong Uchjana, pengertian human relations dibagi menjadi dua, pengertian human relations dalam arti luas dan dalam arti sempit. Dalam arti luas, human relations adalah komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam segala situasi dalan dalam semua bidang kehidupan sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan hati kepada kedua belah pihak. Sedangkan Human Relations dalam arti sempit adalah komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam situasi kerja (work situation) dan dalam organisasi kekaryaan (work organization) dengan tujuan untuk menggugah kegairahan dan kegiatan bekerja dengan semangat kerjasama yang produktif dengan perasaan bahagia dan puas hati.
ADVERTISEMENT
Kemudian human relations juga dapat diartikan sebagai satu kegiatan yang komunikatif, persuasif, sugestif, dimana kedua belah pihak merasa hatinya terpuaskan, dan ini melalui pendekatan manusiawi. Secara singkat human relations adalah suatu proses interaksi yang terjadi antara seseorang dengan orang lain untuk mendapatkan adanya saling pengertian, kesadaran dan kepuasan psikologis.
Pengertian Human Relations Menurut Para Ahli
Menurut Hasibuan (2014), human relations adalah hubungan yang harmonis, tercipta atas kesadaran dan ketersediaan melebur keinginan individu demi terpadunya kepentingan bersama. Sedangkan menurut Terry, human relations diartikan sebagai hubungan baik yang diperlukan untuk adanya komunikasi yaitu proses kerjasama timbal balik.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Munasef bahwa human relations karyawan dalam perusahaan adalah segala hubungan, baik yang formal maupun informal yang dijalankan oleh atasan terhadap bawahan guna memupuk kerja sama yang intim dan selaras bagi tercapainya tujuan perusahaan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Davis berpendapat bahwa human Relations adalah integrasi orang-orang dalam situasi kerja yang mampu memberikan motivasi kerja bagi para karyawan untuk bekerjasama secara produktif, kooperatif, dan untuk mencari kepuasan ekonomi, psikologis dan kepuasan sosial.
Kristanti (2017) menyatakan bahwa dengan adanya human relation yang baik maka akan dapat meningkatkan kinerja pegawai. Human Relation (hubungan antar manusia) adalah suatu hubungan kemanusiaan yang harmonis, tercipta atas kesadaran dan kesediaan melebur keinginan individu demi terpadunya keinginan Bersama.
Sejarah Teori Human Relations
Gerakan human relations sebetulnya dimulai dengan Hawthorne Studies, yang dikerjakan oleh para peneliti di bawah bimbingan Fritz Roethlisberger yaitu salah satunya Elton Mayo, yang kemudian dianggap sebagai “Bapak Studi Hawthorne”, karena berhasil mengidentifikasi efek pencahayaan terhadap hasil kerja para pekerja pabrik baja di Illonois. Elton Mayo menyimpulkan bahwa produktivitas kerja tidak ditentukan oleh faktor cahaya dan besaran upah, melainkan oleh bagaimana organisasi memberikan kesempatan bagi pegawai untuk melakukan human relations dalam organisasi. Menurut Muhammad, teori ini menekankan pada pentingnya individu dan hubungan sosial dalam kehidupan organisasi. Dalam teori ini beranggapan bahwa komunikasi interpersonal untuk mengubah perilaku seseorang lewat interaksi untuk membangun suasana akrab dalam kerja sama yang dapat memberikan motivasi dalam bekerja dengan perasaan puas.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Modul 1 Mata Kuliah Human Relations Universitas Mercu Buana yang disusun oleh Gadis Octory S.I.Kom, M.I.Kom, Jack Hallowan dalam bukunya “Apllied Human Relation, An Organizational Approach,” gerakan human relation dimulai sekitar tahun 1850 ketika perhatian banyak ditumpahkan kepada kebutuhan para pekerja dan tatkala disadari bagaimana kebutuhan tersebut mempengaruhi keseluruhan produktivitas. Sebelumnya para manajer memandang para pekerja sebagai komoditi untuk dijual dan dibeli seperti komoditi lainnya. Bekerja seharian dengan upah yang rendah, serta kondisi kerja yang menyedihkan merupakan kenyataan bagi kehidupan rata-rata pekerja. Persatuan kaum buruh masih berjuang untuk dapat berdiri dan masih belum dapat memenangkan hak untuk mewakili kekuatan kaum buruh.
Kemudian pada tahun-tahun peralihan abad muncul Frederick Taylor dengan teorinya yang terkenal yaitu “scientific management”. Teori ini menyatakan bahwa produktivitas yang lebih besar akan dapat diperoleh dengan memerinci tugas-tugas secara khusus. Tujuan utama dari “scientific management” yaitu “untuk menghilangkan antagonisme antara majikan dan bawahannya.” Dia merasa yakin bahwa apabila para pengusaha dan para pekerjanya bersama-sama mengkonsentrasikan dirinya pada metode untuk meningkatkan produksi dan bersama-sama menumpahkan perhatian terhadap peningkatan, bukannya mempersoalkan pembagian surplus maka surplus tersebut akan menjadi semakin besar, sehingga tidak akan menimbulkan konflik mengenai bagaimana membaginya karena sudah lebih dari cukup.
ADVERTISEMENT
STUDI KASUS
Rancangan Studi Kasus
Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Studi kasus menurut Nursalam (2016) adalah merupakan penelitian yang mencakup pengkajian bertujuan memberikan gambaran secara mendetail mengenai latar belakang, sifat maupun karakter yang ada dari suatu kasus, dengan kata lain bahwa studi kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci. Penelitian dalam metode dilakukan secara mendalam terhadap suatu keadaan atau kondisi dengan cara sistematis mulai dari melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi dan pelaporan hasil. Menurut Robert K Yin, metode penelitian studi kasus ialah strategi yang tepat digunakan dalam sebuah penelitian yang didalamnnya menggunakan pokok pertanyaan penelitian how dan why, memiliki sedikit waktu untuk mengontrol peristiwa yang diteliti, serta fokus penelitiannya ialah fenomena kontemporer.
ADVERTISEMENT
Sehingga studi kasus penelitian memiliki tujuan untuk menguji pertanyaan dan masalah suatu penelitian, yang tidak dapat dipisahkan antara fenomena dan konteks dimana fenomena itu terjadi. Jadi fenomena yang menjadi sebuah kasus dalam penelitian ini ialah penanaman karakter hubbul waton minal iman melalui organisasi kepemudaan. Alasan pemilihan pendekatan studi kasus karena membuat peneliti dapat memahami berbagai fakta kasus tersebut, bagaimana kaitan kasus tersebut dengan konteks dan bidang keilmuan, apa teori yang terkait dengan kasus tersebut, apa pelajaran yang dapat diambil untuk memperbaiki kehidupan manusia.
Studi kasus yang digunakan adalah studi kasus intrinsik, studi kasus yang dipelajari secara mendalam mengandung hal-hal yang menarik untuk dipelajari berasal dari kasus itu sendiri. Di mana studi kasus intrinsik dalam penelitian ini mengandung hal-hal menarik untuk dipelajari dari masalah Komunikasi Antar Pribadi: Miskomunikasi Antara Dosen dan Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UMB Jakarta Barat Selama Pembelajaran Daring. Ketertarikan dan kepedulian pada suatu studi kasus, menjadi alasan studi kasus intrinsik digunakan. Sehingga peneliti dapat memahami lebih mendalam kasus tersebut.
Lokasi Studi Kasus
ADVERTISEMENT
Lokasi penelitian dilakukan di Universitas Mercu Buana, Meruya, Jakarta Barat. Alasan pemilihan lokasi dikarenakan peneliti berkuliah di Universitas tersebut. Sehingga peneliti melakukan penelitian langsung dengan Teknik observasi dan wawancara pada dosen dan mahasiswa untuk meneliti Masalah Komunikasi Antar Pribadi: Miskomunikasi Antara Dosen dan Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UMB Jakarta Barat Selama Pembelajaran Daring.
Sumber Data Studi Kasus
Sumber data merupakan subjek dari mana data diperolehnya. Sumber data diperoleh langsung dari penelitian yang dilakukan di Universitas Mercu Buana. Pentingnya memperoleh data dari sumber yang tepat, agar data yang terkumpul relevan serta tidak menimbulkan kesalahan dalam penelitian. Karena kualitas sumber data yang diperoleh dari penelitian mempengaruhi hasil penelitian. Data dalam penelitian ini di peroleh dari wawancara mendalam kepada Dosen dan Mahasiswa Universitas Mercu Buana dan observasi. Selain itu peneliti juga memperoleh data tambahan yang akan menunjang data wawancara dan observasi. Data tersebut seperti artikel, data yang berupa dokumentasi sekolah, serta dari arsip yang berhubungan dengan tema penelitian.
ADVERTISEMENT
Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang valid, dalam studi kasus ini Teknik Pengumpulan Data yang digunakan dalam studi kasus ini yaitu:
1. Wawancara Mendalam (Indepth Interview)
Wawancara mendalam yaitu peneliti tidak hanya menangkap makna yang tersurat, tetapi juga tersirat. Maksudnya peneliti diharapkan dapat mengungkapkan hal- hal mendalam yang tidak dapat diungkapkan oleh orang lain. Dengan melalui wawancara mendalam, peneliti tidak begitu saja menerima informasi dari subjek penelitian, tetapi juga memaknai ucapann-ucapannya. Wawancara mendalam dalam studi kasus ini yaitu wawancara dengan 2 narasumber yang merupakan dosen dan mahasiswa Universitas Mercu Buana mengenai Masalah Komunikasi Antar Pribadi: Miskomunikasi Antara Dosen dan Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UMB Jakarta Barat Selama Pembelajaran Daring.
ADVERTISEMENT
2. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan merupakan pengumpulan data dimana peneliti mencatat informasi sebagaimana yang mereka amati selama penelitian. Pengamatan tersebut dapat dengan melihat, mendengarkan, merasakan, yang kemudian dicatat seobyektif mungkin. Dalam penelitian studi kasus ini peneliti melakukan observasi langsung di kampus. Selain itu, karena peneliti juga merupakan mahasiswa FIKOM Mercu Buana, peneliti juga melakukan pola komunikasi antarpribadi dengan dosen. Peneliti mengobservasi selama proses pembelajaran daring dan luring. Mengamati pola interaksi komunikasi antara dosen dan mahasiswa di kelas. Peneliti juga mengobservasi melalui interaksi sesame mahasiswa di luar jam pelajaran. Seperti saat berdiskusi, mengerjakan tugas kelompok, adan lain sebagainya. Dari situlah diperoleh informasi tersebut, apakah ada miskomunikasi antara dosen dan mahasiswa, mahasiswa memahami penjelasan dosen, begitu juga dosen Ketika membalas pesan mahasiswa.
ADVERTISEMENT
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan wawancara terkait pola interaksi komunikasi yang dilakukan selama pembelajaran pada pandemi covid-19 dan hambatan komunikasi dengan dosen terhadap mahasiswa dapat ditarik kesimpulan bahwa pandemi covid-19 telah mempengaruhi pola interaksi termasuk dalam pembelajaran. Komunikasi melalui pesan online atau telepon terjadi ketika tidak ada interaksi tatap muka langsung. Salah satu hambatan komunikasi adalah kurangnya kesempatan untuk saling mengenal secara langsung dengan dosen. Namun, dalam wawancara tersebut mencatat bahwa dosen umumnya responsif terhadap pesan mahasiswa, meskipun ada batasan waktu tertentu. Dalam hal ini, pendekatan komunikasi tampaknya belum tercapai sepenuhnya.
Untuk meningkatkan pendekatan komunikasi antara mahasiswa dan dosen, beberapa saran perbaikan yang dapat diterapkan :
1. Mengadakan lebih banyak interaksi tatap muka langsung antara mahasiswa dan dosen, seperti kuliah atau pertemuan secara langsung di kampus.
ADVERTISEMENT
2. Menyediakan lebih banyak kesempatan untuk mahasiswa dan dosen saling mengenal dengan mengadakan kegiatan di luar lingkungan kelas, seperti seminar atau acara sosial.
3. Menggunakan platform komunikasi online yang lebih efektif dan intuitif untuk memudahkan komunikasi antara mahasiswa dan dosen.
4. Mengadakan pelatihan komunikasi bagi dosen dan mahasiswa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal mereka.
5. Mengedepankan komunikasi yang jelas dan terbuka antara dosen dan mahasiswa, termasuk memberikan informasi yang lengkap dan merespons dengan tepat dan tepat waktu.
Ada kendala selama perkuliahan online akibat pandemi COVID-19, salah satunya miskomunikasi antara dosen dan mahasiswa. Solusi yang dapat diimplementasikan antara mahasiswa dan dosen untuk mengevaluasi kendala dan miskomunikasi selama perkuliahan online dan mencari solusi untuk memperbaiki situasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa dan dosen berdiskusi tentang kendala selama perkuliahan online akibat pandemi COVID-19 dan miskomunikasi yang terjadi antara dosen dan mahasiswa. Dosen menekankan perlunya pengertian dan kerja sama antara dosen dan mahasiswa untuk mencapai pola komunikasi yang baik. Dosen juga menjelaskan bahwa pola komunikasi yang ideal adalah pola komunikasi tranksaksional dan interaksional antara dosen dan mahasiswa.
Dari wawancara tersebut, saran perbaikan yang dapat diterapkan untuk meningkatkan komunikasi antara dosen dan mahasiswa:
1. Mengadakan pelatihan komunikasi bagi dosen untuk memperkuat keterampilan komunikasi mereka, terutama dalam penyampaian materi secara online.
2. Menyediakan panduan dan arahan yang jelas kepada mahasiswa tentang tata cara komunikasi dengan dosen, termasuk penggunaan platform online dan harapan komunikasi yang efektif.
ADVERTISEMENT
3. Meningkatkan komunikasi dua arah dengan memastikan adanya ruang untuk mahasiswa menyampaikan pertanyaan, masalah, atau kesulitan yang mereka hadapi.
4. Mengadakan pertemuan tatap muka secara periodik antara dosen dan mahasiswa, baik secara online maupun offline, untuk membangun hubungan yang lebih baik.
5. Melibatkan mahasiswa secara aktif dalam proses pembelajaran dengan mendorong partisipasi aktif dalam diskusi atau presentasi.
Dengan menerapkan saran-saran perbaikan ini, diharapkan pola komunikasi antara dosen dan mahasiswa dapat ditingkatkan, dan hambatan serta miskomunikasi yang terjadi selama perkuliahan online dapat diminimalisir.
KESIMPULAN
Dalam penelitian ini, komunikasi antarpribadi antara dosen dan mahasiswa yang ideal belum sepenuhnya tercapai. Mahasiswa menyampaikan bahwa selama perkuliahan online, pola komunikasi tidak sesuai harapan karena adanya hambatan teknis, kurangnya interaksi tatap muka, dan masalah lingkungan. Dosen, di sisi lain, mengemukakan bahwa kendala miskomunikasi terutama terkait dengan keterbatasan waktu dan kesempatan dalam menyampaikan materi secara lengkap.
ADVERTISEMENT
Saran perbaikan
1. Mengadakan lebih banyak interaksi tatap muka langsung antara mahasiswa dan dosen, baik dalam bentuk kuliah maupun pertemuan di kampus. Hal ini akan memungkinkan mahasiswa dan dosen saling mengenal secara lebih baik dan memperkuat hubungan interpersonal.
2. Menyediakan kesempatan bagi mahasiswa dan dosen untuk saling mengenal di luar lingkungan kelas, misalnya melalui seminar atau acara sosial. Hal ini akan memperluas cakupan interaksi dan membangun keterikatan antara mahasiswa dan dosen.
3. Menggunakan platform komunikasi online yang lebih efektif dan intuitif untuk memudahkan komunikasi antara mahasiswa dan dosen. Platform yang baik akan meminimalkan hambatan teknis dan memastikan pesan tercapai dengan jelas.
4. Mendorong komunikasi yang jelas dan terbuka antara dosen dan mahasiswa. Dosen dapat memberikan informasi yang lengkap dan merespons dengan tepat dan tepat waktu terhadap pertanyaan dan permintaan mahasiswa.
ADVERTISEMENT
Dengan menerapkan saran-saran perbaikan tersebut, diharapkan pola komunikasi antara mahasiswa dan dosen dapat ditingkatkan. Mahasiswa akan merasa lebih terhubung dengan dosen, dan hambatan serta miskomunikasi yang terjadi selama perkuliahan online dapat diminimalisir.
Disusun oleh Rifa Yusya Adilah, Restu Aydina Ramadhani, Rizki Syatia Ahmad, Oktalia Winda Dewi. Dosen: Gadis Octory S. I.Kom, M. I.Kom