Konten dari Pengguna

Menghadapi Kekhawatiran Psikologis Saat Beranjak Dewasa

Rifaa Khairunnisa
Mahasiswi Jurusan Sistem Informasi, Universitas Pembangunan Jaya.
30 Juli 2023 9:22 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rifaa Khairunnisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi. Sumber: iStock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. Sumber: iStock
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pernahkah Anda merasakan cemas yang menghantui ketika melangkah ke dunia dewasa? Mungkin Anda merasa khawatir ketika menyadari bahwa masa remaja telah berakhir dan tantangan hidup yang lebih serius sedang menanti.
Dalam fase transisi dari masa remaja ke masa dewasa, kekhawatiran psikologis semacam ini sering kali menjadi bagian yang alami dari perjalanan menuju kedewasaan. Periode ini penuh dengan perubahan besar, termasuk pertimbangan tentang pilihan pendidikan, karier, dan hubungan yang lebih mendalam.
Semua tantangan tersebut dapat menyebabkan gelombang kekhawatiran dan ketidakpastian mengenai apa yang akan datang. Perasaan cemas dan gelisah terhadap ekspektasi sosial menjadi tantangan paling menantang, bahkan mengganggu kesejahteraan mental.

Mengapa Kekhawatiran Psikologis Relevan dalam Perjalanan Menuju Dewasa?

Ilustrasi stres. Foto: Shutterstock
Menurut pendapat Santrock (2002), masa awal dewasa merupakan periode di mana individu lebih fokus pada pekerjaan dan membentuk hubungan dengan lawan jenis, kemudian hal-hal lain menjadi prioritas sekunder.
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian besar orang, proses menjadi dewasa melibatkan transisi yang berlangsung dalam jangka waktu yang panjang. Periode ini dicirikan oleh eksperimen dan eksplorasi dalam mengenali diri sendiri dan dunia sekitar.
Kekhawatiran psikologis menjadi relevan dalam perjalanan menuju dewasa karena fase transisi ini melibatkan perubahan besar dalam kehidupan dan tantangan yang kompleks.
Perasaan cemas, gelisah, takut, dan ketidakpastian tersebut adalah respon alami terhadap berbagai perubahan dan tugas perkembangan yang dihadapi oleh setiap individu.
Memahami bahwa kekhawatiran psikologis merupakan hal yang normal dan alami adalah langkah pertama penting dalam menghadapinya dengan bijaksana. Melalui hal ini, setiap individu tentunya memiliki pengalaman unik dalam setiap perjalanan menuju dewasa.

Tantangan dalam Masa Transisi

Ilustrasi. Sumber: iStock
Masa transisi tentunya menyajikan berbagai tantangan psikologis yang dapat mempengaruhi kesejahteraan mental individu. Menurut Resnia Novitasari, S.PSI., M.A, selaku Dosen Psikologi UII, mengatakan bahwa individu pada masa tersebut sedang mencoba berbagai cara untuk mengambil keputusan yang matang sesungguhnya. Lalu, apa saja tantangan dalam masa transisi?
ADVERTISEMENT
1. Ketidakpastian Identitas
Selama masa transisi, individu mencari dan mengembangkan identitas diri mereka yang lebih dewasa dan matang. Proses ini dapat menimbulkan ketidakpastian tentang siapa mereka sebenarnya, apa nilai-nilai mereka, dan apa tujuan hidup mereka.
2. Tuntutan Pilihan dan Keputusan
Saat beranjak dewasa, individu dihadapkan pada berbagai pilihan penting dalam kehidupan, seperti memilih jalur pendidikan, karier, dan hubungan. Tuntutan pengambilan keputusan ini dapat menyebabkan kecemasan dan ketidakpastian tentang masa depan.
3. Tekanan Sosial dan Ekspektasi
Harapan dari keluarga, teman, atau masyarakat sekitar untuk mencapai kesuksesan atau memenuhi standar tertentu sering kali meningkat selama masa transisi. Tekanan ini dapat mempengaruhi kepercayaan diri dan menyebabkan perasaan tidak puas dengan diri sendiri.

Dampak Kekhawatiran pada Masa Transisi

Ilustrasi. Sumber: iStock
1. Perasaan Tidak Stabil dan Bingung
ADVERTISEMENT
Saat berada dalam fase transisi menuju dewasa, individu sering mengalami fluktuasi emosi dan perasaan bingung tentang identitas mereka. Hal ini dapat menyebabkan perasaan tidak stabil dalam menghadapi tantangan baru dan mengambil keputusan.
2. Kesulitan Menyesuaikan Diri dengan Perubahan
Perubahan lingkungan sosial, seperti meninggalkan lingkungan sekolah atau menghadapi tuntutan baru, dapat menimbulkan kesulitan dalam menyesuaikan diri. Hal ini bisa memicu kecemasan tentang kecocokan dan penerimaan oleh lingkungan baru.
3. Stres dalam Menghadapi Tantangan Baru
Masa transisi sering kali melibatkan tantangan baru, baik itu di bidang pendidikan, pekerjaan, atau hubungan. Mengatasi tantangan-tantangan ini dapat menyebabkan stres dan kekhawatiran tentang kemampuan mereka untuk berhasil.

Bagaimana Cara Terbaik untuk Menghadapi Masa Transisi?

Ilustrasi. Sumber: iStock
Kehidupan adalah perjalanan yang penuh tantangan, terutama saat beranjak dewasa dan menghadapi masa transisi. Saat perubahan besar terjadi, kekhawatiran psikologis sering kali datang menghampiri. Namun, mari kita lihat dari perspektif yang berbeda: masa transisi adalah kesempatan untuk tumbuh dan mengasah diri kita menjadi individu yang lebih kuat dan bijaksana.
ADVERTISEMENT
Ketidakpastian mengenai identitas, tujuan hidup, dan pilihan-pilihan penting mungkin menakutkan, tetapi itulah yang membuat perjalanan ini menarik. Jadilah pemberani, temui tantangan ini dengan hati terbuka dan bersiaplah untuk eksplorasi diri yang mendalam.
Jangan ragu untuk berbicara dengan orang terdekat atau mencari bantuan dari profesional kesehatan mental. Latihlah pikiran untuk lebih fokus pada momen sekarang dan renungkan setiap langkah kecil yang Anda capai. Terlibat dalam kegiatan yang memberi Anda kepuasan dan manfaatkan kesempatan untuk belajar dan tumbuh.
Ingatlah bahwa Anda tidak sendirian dalam perjalanan ini dan bahwa Anda mampu menghadapi tantangan ini dengan percaya diri. Setiap langkah kecil membawa Anda lebih dekat pada tujuan hidup yang Anda impikan.
Percayalah pada diri sendiri dan nikmati setiap momen dari masa transisi ini. Anda adalah pribadi yang luar biasa dan dunia menanti untuk melihat cahaya gemilang yang Anda bawa saat beranjak dewasa.
ADVERTISEMENT