Konten dari Pengguna

Let’s Start a New Normal Life, KKN COVID-19 UNS di Sumber RT 04 RW 14 Surakarta

Rifah Ulfatun Hasanah
Rif'ah Ulfatun Hasanah mahasiswa jurusan Teknik Kimia UNS , sekarang duduk di semester 6. Tinggal di Jl. Padjajaran Tengah No 9B, RT 04 RW 14, Sumber, Surakarta
8 Juli 2020 10:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rifah Ulfatun Hasanah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di masa pandemi Covid-19 mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di daerah masing-masing dengan metode online maupun offline.
ADVERTISEMENT
Rif’ah Ulfatun Hasanah menjadi salah satu relawan KKN UNS Covid-19 yang melakukan sejumlah kegiatan edukasi, sosialisasi serta pelatihan kepada masyarakat RT 04 RW 14, Sumber, Banjarsari, Surakarta. Pelaksanaan KKN didampingi oleh dosen pembimbing lapangan, Dr. Rini Triastuti, S.H., M.Hum dan Marfu’ah Shalihah, mahasiswa yang sedang melakukan praktikum pengembangan partisipasi masyarakat. KKN ini dimulai pada tanggal 15 Mei sampai 30 Juni 2020.
Memasuki era New Normal membuat setiap orang harus mematuhi protokol kesehatan yaitu memakai masker setiap keluar rumah, physical distancing, dan rajin mencuci tangan dengan sabun. Setiap warga dihimbau untuk menyediakan tempat cuci tangan dan sabun di depan rumah, sehingga sabun cuci tangan menjadi suatu kebutuhan masyarakat saat ini.
ADVERTISEMENT
Melihat hal ini, Rif’ah mencoba membuat sabun cuci tangan sendiri dengan antiseptik bahan alami yang mudah didapat yaitu daun sirih dan mousturizer alami yaitu lidah buaya. Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri dari fenol dan senyawa turunan kavikol, kavibetol, karvakol eugenol, dan allpyrocatechol yang mengandung zat antiseptik dan anti jamur. Lidah buaya mengandung saponin, flavonoid, polifenol, serta tannin yang mempunyai kemampuan membersihkan dan bersifat antiseptik. Penambahan gel lidah buaya menurut Putra et al. (2019) untuk menghasilkan kualitas sabun cair yang baik dan melembabkan kulit. Rif’ah mengajak remaja- remaja yang tinggal di RT 04 RW 14, Sumber Trangkilan untuk membuat sabun cuci tangan ini. Bahan yang diperlukan dalam pembuatan sabun ini yaitu texapon, NaCl, daun sirih, lidah buaya, gliserin, pewarna dan air.
ADVERTISEMENT
Pembuatan sabun ini cukup mudah, pertama aduk 100 gram texapon dengan 20 gram NaCl, kemudian masukkan 10 mL air rebusan daun sirih. Setelah campuran homogen masukkan 10 mL gliserin dan 10 mL lidah buaya dan dua tetes pewarna hijau, kemudian aduk sampai tercampur rata. Berikutnya tambahkan 300 mL air rebusan dan 20 gram NaCl aduk sampai campuran menjadi mengental. Terakhir tambahkan 200 mL air rebusan dan aduk hingga campuran menjadi liquid. Diamkan sabun tersebut selama satu malam sampai busa yang berada diatas cairan menghilang, kemudian masukkan sabun ke botol. Produk sabun cuci tangan ini diberi nama Super Guard Handsoap. Meskipun belum melalui tes seberapa efektif sabun ini membunuh kuman dan bakteri yang ada di tangan, sabun ini sudah bisa digunakan karena aman, dan memiliki busa yang banyak serta cairan yang kental.
ADVERTISEMENT
Pelatihan ini diadakan selama 3 hari berturut-turut mulai dari tanggal 26, 27, dan 28 Juni 2020. Rif’ah berharap pelatihan ini membuat para remaja mandiri untuk membuat sabun cuci tangan di rumah.
Sosialiasi panduan New Normal di Sumber RT 04 dilakukan dengan cara mendatangi rumah warga satu per satu dalam beberapa hari dengan menggunakan protokol kesehatan. Selain memberikan tips 9 panduan New Normal, pada kegiatan sosialisasi ini juga melakukan pengecekan suhu tubuh serta membagikan, masker, handsanitizer, dan sabun cuci tangan. Kemudian membagikan brosur yang berisi tips membuat masker, sabun cuci tangan, dan handsanitizer sendiri yang murah dan ekonomis. Juga membagikan video tutorialnya sehingga mudah dipahami di waktu luang.
ADVERTISEMENT
Pengadaan ember cuci tangan di depan rumah adalah salah satu upaya menyediakan akses air bersih yang baik. Sebagian besar warga RT 04 RW 014 sudah menyediakan ember cuci tangan di depan rumahnya. Hanya sebagian kecil warga yang belum menerapkan dan beberapa tempat berkerumun di daerah ini. Program KKNCOVID-19 membantu warga yang belum mampu untuk menyediakan ember cuci tangan di depan rumah. Selain di depan rumah warga, pengadaan ember cuci tangan juga disediakan di dekat lapangan voly, lapangan tenis, dan tempat bermain anak-anak. Pengadaan ember cuci tangan sebanyak 5 buah.
Pada program KKNCOVID-19, Rif’ah mengajak anak-anak menanam kangkung sebagai kegiatan selama liburan pada masa pandemi corona menuju New Normal. Peserta yang mengikuti kegiatan menanam kangkung dalam polybag ada 15 anak-anak yang tinggal di Sumber RT 04. Pelatihan menamam kangkung dimulai dengan mengenalkan alat dan bahan serta langkah kerjanya. Alat dan bahan menanam kangkung adalah media tanam yang terdiri dari sekam (jerami), pupuk kandang, dan tanah; benih kangkung; air; pupuk NPK; polybag; cetok; dan air. Pemberian sekam dan pupuk NPK menurut Zendrato dan Adiwirman (2018) ke dalam tanah bermanfaat untuk memperbaiki struktur tanah dan menambah ketersedian hara yang cepat bagi pertumbuhan kangkung. Langkah menanam kangkung dimulai dengan mengisi media tanam sebanyak ¾ polybag, menyiram, memberi benih; 2 biji per lubang, dan terakhir memberi pupuk NPK satu sendok makan.
ADVERTISEMENT
Pelatihan Pembuatan Sabun Cuci Tangan dengan Antiseptik Daun Sirih dan Moisturizer Lidah Buaya
Sosialisasi 9 Panduan New Normal, Pembagian Paket Handsanitizer, Masker, Sabun Cuci Tangan juga Membagikan Brosur yang Berisi Tips Mandiri Membuat Masker, Sabun Cuci Tangan, dan Handsanitizer di Rumah serta Pengecekan Suhu Tubuh
Pembagian Ember Cuci Tangan serta Edukasi 6 Langkah Mencuci Tangan dengan Benar
Kegiatan Menanam Kangkung Bersama Anak-Anak RT 04 RW 14 Sumber