Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Menghias Kampung Jakarta dengan Mural, Kenapa Tidak?
18 Maret 2018 11:57 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Rifana Indira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tepat lima bulan hitungan saja menuju jadwal penyelenggaraan Asian Games 2018. Rangkaian perhelatan olahraga akbar se-Asia yang akan diadakan di Jakarta dan Palembang tanggal 18 Agustus - 2 September 2018 ini akan mengundang lebih dari 9.000 atlit, serta 8.000 awak media dan perwakilan dari 45 negara peserta. Lalu bagaimana persiapan Jakarta dalam menyambutnya? Selama empat tahun pemerintah telah mempersiapkan event ini dengan berbagai pembangunan dan perbaikan sarana prasarana baik di gedung olah raga, wisma atlet, maupun jalan-jalan sekitar lokasi event.
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana mempercantik kampung-kampung di sekitar lokasi penyelenggaraan Asian Games di Senayan, wisma atlet dan lokasi-lokasi lain tempat penyelenggaraan kompetisi olahraga ini dengan seni mural. Kegiatan ini direncanakan secara serentak pada tanggal 24 Maret 2018. Bahan pembuatan mural akan dipersiapkan oleh pemerintah daerah bersama dengan Kementerian BUMN, sedangkan kreativitas menghias diserahkan kepada masyarakat.
Apakah Seni Mural?
Mural berasal dari kata latin “murus” yang artinya dinding, sehingga mural diartikan sebagai menggambar atau melukis di atas media dinding, tembok, tangga atau media luas lainnya yang bersifat permanen. Seni mural sebenarnya bukanlah hal baru. Mural sudah ditemukan sejak zaman pra sejarah, yaitu sekitar tahun 30.000 SM di pedesaan selatan Perancis, kemudian juga ditemukan pada makam Mesir kuno (sekitar 3150 SM). Mural semakin berkembang pada tahun 1920-an setelah revolusi Meksiko, tidak hanya sebagai karya seni, tetapi alat komunikasi visual yang kuat untuk menyampaikan pesan sosial politik pada masa itu, sebagai ungkapan protes, solidaritas, ataupun rasa kesatuan. Dan mural pun terus berkembang hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Mural di Berbagai Negara
Di negara-negara lain, seni melukis di dinding ini bahkan menjadi daya tarik wilayah tertentu. Sebut saja Tembok Berlin, dihiasi seni lukis mural pada salah satu sisi dindingnya sebagai lambang kebebasan ekspresi masyarakat Jerman setelah runtuhnya Tembok Berlin. Jutaan wisatawan yang mengunjungi galeri terbuka ini tertarik melihat dan memahami makna seni mural yang terlukis di tembok bersejarah tersebut.
Salah satu lukisan mobil trabi khas Jerman Timur di Tembok Berlin yang menjadi simbol banyaknya warga Jerman Timur yang ingin menyeberangi Tembok Berlin. Foto: Pixabay
Menyeberang ke benua Asia, di suatu desa bernama Ihwa-dong atau terkenal disebut Ihwa Mural di kota Seoul Korea Selatan, seni mural menjadi tujuan khusus bagi para wisatawan untuk mengunjungi desa tersebut. Satu dekade lalu, desa yang dianggap kumuh, kuno, dan hampir digusur untuk pembangunan tersebut saat ini menjadi wilayah yang “hidup” dan memiliki daya tarik bagi pengunjung.
ADVERTISEMENT
Para pengunjung yang didominasi oleh kaum muda datang untuk mencari spot-spot dengan lukisan mural yang instagrammable dan berpose di sana. Masyarakat setempat pun mendapatkan manfaat dari terkenalnya daerah mereka. Terdapat beberapa kafe dengan interior yang khas dan modern atau hanya sekedar warung kopi sederhana milik warga untuk beristirahatnya pengunjung, serta beragam toko souvenir dan kerajinan tangan.
Puluhan orang mengantri untuk berpose dengan latar “twin angels” yang menjadi favorit instagrammable spot di Ihwa-Mural, Seoul. Foto: Pribadi
Suasana di salah satu tangga cantik desa Ihwa-Mural, Seoul. Foto: visitkorea.or.kr
Tentu saja seni mural ini memiliki tantangan tersendiri dalam pemeliharaannya. Pemerintah dan penduduk desa perlu bekerja sama. Kebersihan adalah poin utama yang perlu dijaga, khususnya dalam pemeliharaan lukisan mural meskipun sebab terkikisnya lukisan mural di Korea Selatan adalah disebabkan oleh faktor cuaca.
ADVERTISEMENT
Dalam hal kerja sama antarnegara, seni mural juga menjadi salah satu aspek upaya peningkatan kerja sama budaya, seperti halnya antara pemerintah kota Kyiv Ukraina dan Bandung. Kota Kyiv memiliki berbagai lukisan mural di berbagai bangunan, dan beberapa lukisan mural tersebut dibuat oleh seniman-seniman dari negara-negara lain. Dalam hal ini, Walikota Bandung dan perwakilan Pemerintah Kota Kyiv telah menyepakati pengiriman seniman mural dari Bandung untuk membuat karya di Kota Kyiv pada tahun 2018 ini.
Di Indonesia pun, seni mural telah banyak dikenal di berbagai kota di Indonesia, antara lain yang ada di Kampung Pelangi Semarang. Perpaduan warna-warni cat bangunan rumah dan lukisan mural yang terdapat di dalamnya sebagai upaya perbaikan ekonomi di kampung ini menjadi percontohan bagi perkampungan miskin lain di sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Jadi bagaimana menurut anda dengan hiasan seni mural yang lebih banyak di kampung-kampung Jakarta nantinya? Meskipun memiliki tantangan pemeliharaan, baik faktor alam ataupun ancaman tangan-tangan jahil yang melakukan vandalisme, jika digarap, dipromosikan dan dipelihara dengan baik, akan dapat membawa manfaat bagi masyarakat.