Konten dari Pengguna

Perempuan Masa Kini Masihkah Sesuai Ajaran Islam?

Rifani Salsabilla
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3 Juli 2024 10:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rifani Salsabilla tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Menemukan Kembali Realitas dan Keseimbangan di Era Modern terhadap peran perempuan

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
https://www.pexels.com/id-id/foto/kota-orang-orang-masyarakat-rakyat-21704546/
Peran maupun kedudukan perempuan dalam Islam masa kini bagaikan untaian benang kusut yang terurai di era modern. Bagaimana tidak? Banyak interpretasi yang keliru bagaiamana peran perempuan dalam Islam, serta stigma dan diskriminasi gender yang semakin memperumit situasi. Sampai saat ini, hal tersebut mencerminkan kompleksitas peran perempuan yang terus menjadi perbincangan maupun diskusi hangat di tengah masyarakat. Di satu sisi, Islam memuliakan perempuan dengan sederet hak dan kehormatan. Di sisi lain, realitas budaya dan tradisi yang ada terkadang masih membelenggu, menghadirkan keraguan: apakah peran perempuan masa kini selaras dengan ajaran Islam?
ADVERTISEMENT
Menemukan jawabannya, kita perlu menjamah banyaknya dasar ilmu Islam dengan menyelami ayat suci Al-Qur'an dan juga mengkaji jejak Nabi Muhammad SAW. Dalam banyaknya sumber, terbentang panorama kesetaraan, di mana perempuan diakui haknya atas segala hal, mau itu pendidikan, pekerjaan, dan kontribusi dalam masyarakat. Dalam ajaran Islam sendiri, perempuan dan laki-laki merupakan manusia yang utuh dimana keduanya sama-sama memiliki intelektual, spiritual maupun fisik. Islam memandang perempuan melalui sistem sosial relasi gender adalah dengan kesadaran kemanusiaan, yang mana perempuan bukan ditempatkan di bawah atau bahkan kelas ke dua, akan tetapi setara dalam sistem sosial adil gender.
Namun, perjalanan memahami peran perempuan tak berhenti di situ. Tradisi dan budaya, bagaikan benang kusut yang melilit, terkadang menafsirkan ajaran Islam secara sempit. Perempuan dikotak-kotakkan dalam peran domestik, terkungkung dalam anggapan bahwa hanya rumah tangga lah ranah mereka. Realitas ini tak sejalan dengan semangat Islam yang membuka ruang bagi perempuan untuk berkiprah di luar rumah. Kisah Khadijah, Aisyah, dan para sahabat perempuan lainnya menjadi bukti nyata bahwa kontribusi perempuan tak terbatas pada dinding rumah. Perempuan masa kini, bisa bebas berkarya, mengejar mimpi, akan tetapi saat kembali ke rumah, mereka tetap berpegang teguh pada nilai-nilai luhur yang telah dikonsepkan dalam tatanan masyarakat. Dimana, menjadi ibu rumah tangga yang penuh kasih, sekaligus profesional yang handal. Menjadi inspirator bagi keluarga dan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Jika melihat bagaimana Al-Qur’an memberi pemahaman pada kita bahwa, kaum perempuan bekerja sama dengan kaum laki-laki dalam segala aspek kehidupan tersebut. salah satu ayat Al-Qur’an yang menunjukkan hal tersebut ialah dalam surat An-Nahl: 97
“Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”
Dalam ayat tersebut, allah SWT menegaskan kesetaraan antara laki-laki maupun perempuan. Keduanya memiliki potensi dan peran yang berbeda, akan tetapi sama-sama penting dalam kehidupan, dengan membangun kerjasama dalam berbagai aspek untuk membangun masyarakat yang adil dan egaliter.
Penting untuk diingat bahwa Islam adalah agama yang dinamis dan adaptif. Interpretasi terhadap teks-teks agama harus selalu mempertimbangkan konteks sosial dan budaya yang berkembang. Dialog dan kerjasama antara laki-laki dan perempuan sangatlah penting untuk membangun pemahaman yang lebih komprehensif tentang peran perempuan dalam Islam.
ADVERTISEMENT