Konten dari Pengguna

Kisah Perjalanan Spiritual (Tanda Seorang Mukmin Sejati)

Muhammad Rif'at Syazwan
Seorang mahasiswa di ITB Ahmad Dahlan Jakarta
6 Januari 2025 11:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Rif'at Syazwan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Perjalanan Spiritual. Foto : Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perjalanan Spiritual. Foto : Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Cerita ini bermula dari dua sufi terkemuka yang bernama Ibrahim bin Adham dan Syaqiq Al-Balkhi. Saat bertemu di Makkah, Ibrahim bin Adham mampu memberikan pandangan yang baru pada Syaqiq Al-Balkhi tentang konsep perjalanan spiritual.
ADVERTISEMENT
Kisah ini tercatat di kitab 'Uyunul Hikayat karya Imam Ibnu Jauzi. Ia mendapatkan cerita tersebut dari Khalaf bin Buhaim.
Pada suatu hari, Ibrahim bin Adham memulai perbincangan hangatnya pada Syaqiq dengan mengajukan sebuah pertanyaan. Ia penasaran dengan kisah awal perjalanan spriritual Syaqiq.
"Bagaimana kisah awal perjalanan spiritualmu?" tanya Ibrahim kepada Syaqiq.
Syaqiq segera berbagi pengalaman pribadinya kepada Ibrahim. Seekor burunglah yang menjadi titik awal perjalanan spiritualnya.
"Dan bukankah di antara tanda seorang mukmin yang sejati adalah keinginannya untuk mendapatkan salah satu dari dua derajat yang lebih tinggi dalam berbagai hal, sehingga ia mencapai tingkatan Al-Abrar?" lanjutnya.
Setelah mendengar penjelasan dari Ibrahim bin Adham, Syaqiq Al-Balkhi langsung memegang dan mencium tangan Ibrahim bin Adham seraya berkata, "Anda adalah guru kami, wahai Abu Ishaq."
ADVERTISEMENT
Dari kisah ini, dapat diambil hikmah yang sangat luar biasa bahwa menempuh perjalanan spiritual tidak selalu berarti meninggalkan aspek kehidupan ekonomi dan sosial, mengabaikan kehidupan nyata di dunia. Lebih dari itu, perjalanan spiritual dapat ditingkatkan dengan selalu menyebarkan kebaikan dan terus memberikan manfaat kepada orang lain.
Muhammad Rif'at Syazwan, Mahasiswa Sistem Informasi Bahasa Indonesia ITB Ahmad Dahlan Jakarta