Jepang dan Cara Mitigasi Bencananya

Rifdah Fadhillah
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya - Universitas Airlangga. Selamat membaca guys.
Konten dari Pengguna
17 September 2022 19:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rifdah Fadhillah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto : istockphoto.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto : istockphoto.com
ADVERTISEMENT
Negara Jepang (sering juga disebut Nippon atau Nihon dalam bahasa Jepang) adalah salah satu negara kepulauan yang berada di kawasan sebelah timur Benua Asia. Jepang sendiri dikenal dengan negara rawan bencananya. Tidak dapat dipungkiri walaupun dengan keindahan prefekturnya ternyata negara Jepang sering dilanda bencana. Hal tersebut tidak terlepas dari posisi Jepang yang berada di titik pertemuan empat lempeng tektonik, yaitu lempeng Pasifik, Eurasia, Filipina dan Amerika Utara. Negara Jepang adalah bagian dari “Pacific Ring of Fire” yang mengelilingi Samudera Pasifik.
ADVERTISEMENT
Kondisi klimatologi dan geografi Jepang dikelilingi oleh gunung-gunung aktif. Jepang terletak di area Sirkum Pasifik dimana aktivitas vulkanik dan seismik berlangsung secara konstan. Berdasarkan garis lintangnya, Jepang memiliki iklim sedang karena itu negeri ini memiliki empat musim yang berbeda-beda setiap tahunnya seperti halnya Benua Eropa dan Amerika Utara. Musim-musim yang ada di Jepang berbeda dengan empat musim yang ada di Eropa, terutama pada kadar hembusan angin serta curah hujan. Empat musim di Jepang, yaitu musim semi (春 / haru), musim gugur (秋 / aki), musim panas (夏 / natsu), dan musim fuyu (冬 / fuyu). Dari empat musim yang ada di Jepang tersebut pasti seluruh negara yang ada di dunia memiliki bencana yang merugikan negaranya. Adapun bencana yang rawan terjadi di negara Jepang, seperti gempa bumi, tsunami, aktivitas vulkanik, gempa bumi, badai salju, dan lain sebagainya. Bencana alam yang melanda Jepang banyak membawa kerugian, baik itu kerugian finansial maupun tewasnya korban jiwa.
ADVERTISEMENT
Pada sejarah Jepang tercatat bahwa telah beberapa kali negaranya diguncang musibah bencana gempa bumi. Hal tersebut terjadi karena negara Jepang berada pada jalur Sirkum Pasifik. Tidak dapat dipungkiri jika terjadi gempa bumi maka dapat memicu tanah longsor dan tsunami. Gempa besar yang pernah melanda negara Jepang adalah Gempa besar Kanto (関東大地震 / Kantōdaishinsai) yang melanda pada 1 September 1923 dengan kekuatan 7,9 Skala Richter (SR) ini menimbulkan kerusakan yang sangat banyak dan telah menewaskan 105.000 jiwa. Dan mengakibatkan hancurnya kota Tokyo dan Yokohama. Selanjutnya, gempa mengguncang pada 17 Januari 1995 atau bisa disebut dengan Gempa besar Hanshin atau Gempa Kobe (阪神・淡路大震災 / Hanshin-Awaji daishinsai). Gempa ini terjadi di sebelah utara Pulau Awaji, di Prefektur Hyogo bagian selatan. Guncangan sebesar 7,9 Skala Richter (SR) membuat negara Jepang memutuskan untuk membuat titik refleksi terkait cara penanganan dan pencegahan resiko bencana alam.
Sumber Foto : istockphoto.com
Pada 11 Maret 2011, negara Jepang dikejutkan lagi dengan gempa besar yang melanda negaranya. Gempa tersebut disebut dengan Gempa Tohoku (東北地方太平洋沖地震 / Tōhoku Chihō Taiheiyō-oki Jishin). Saat itu, gempa yang berkekuatan 9,1 Skala Richter (SR) menjadi gempa terdahsyat yang pernah terjadi di dunia sekaligus bersamaan dengan tiga bencana dalam satu waktu. Terdapat gelombang tsunami yang mencapai ketinggian 10 meter dan bocornya reaktor nuklir di Fukushima. Oleh karena itu, sekarang beberapa wilayah tersebut tidak dihuni oleh penduduk untuk mencegah terjadinya sisa-sisa kebocoran. Gempa ini melanda daerah Jepang tepatnya di Tohoku, khususnya Prefektur Miyagi dan Fukushima. Akhirnya, Gempa Kobe (1995) serta Gempa dan Tsunami Tohoku disebut sebagai Gempa Bumi Besar Jepang Timur (東日本大震災 / Higashi nihon daishinsai). Bencana gempa-gempa tersebut membuat negara Jepang mengalami krisis kesulitan selama beberapa tahun.
ADVERTISEMENT
Pasca gempa pemerintah Jepang memberikan respon yang berkaitan dengan bagaimana cara mengurangi resiko bencana alam dan dapat membentuk masyarakat yang tanggap akan bencana yang akan melanda suatu hari nanti. Negara Jepang telah memiliki sejarah yang panjang dalam menghadapi bencana gempa bumi. Bertempat tinggal di sebuah negara dengan kondisi geografis yang kurang menguntungkan dengan potensi gempa bumi dan tsunami yang besar dan sumber daya alam yang rendah telah membuat bangsa Jepang banyak belajar dari pengalamannya menghadapi tantangan-tantangan ini. Jepang yang memiliki pengalaman buruk dengan bom nuklir, justru mengembangkan nuklir sebagai pemasok energi.
Sebagai negara yang sering dilanda bencana alam, tetapi Jepang tidak berdiam diri saja. Jepang menerapkan mitigasi bencana untuk penanganan dalam usaha pembangunan kembali pasca bencana. Tidak hanya dari segi infrastruktur saja, bahkan Jepang berusaha membentuk pola pikir masyarakat supaya tanggap akan bencana. Apalagi Jepang terkenal dengan bencana gempa maka pemerintah juga menerapkan aturan tentang pembuatan rumah dan gedung yang tahan gempa.
ADVERTISEMENT
Bencana tsunami yang juga pernah menewaskan ribuan korban jiwa orang Jepang menggerakan pemerintah negara Jepang berinovasi untuk memberikan mitigasi bencana kepada masyarakat. Salah satunya dengan cara membangun sistem peringatan dini, sistem evakuasi yang tertib serta teratur ketika menghadapi bencana, membuat peraturan tentang bangunan yang tahan gempa, dan penanaman kesadaran tentang bencana. tindakan pencegahan terhadap resiko yang ditimbulkan dari bencana alam membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak, mulai dari instansi terkait hingga masuk ke lini masyarakat. Jepang akan melakukan sosialisasi sebelum terjadinya bencana yang mana tindakan ini bersifat edukasi, seperti pelatihan evakuasi saat terjadi bencana, kampanye tentang keselamatan, dan menyebarkan poster yang berkaitan dengan hal-hal yang harus dilakukan saat terjadi bencana. Selain itu, tindakan setelah bencana lebih diarahkan pada inspeksi lokasi kejadian dan lain sebagainya.
Sumber Foto : istockphoto.com
Untuk mendukung keefektifan mitigasi bencana, negara Jepang bekerjasama dengan instansi terkait (organisasi atau perusahaan) dan lapisan masyarakat supaya penanaman edukasi mitigasi bencana di Jepang supaya dapat mengoptimalkan pencapaian secara menyeluruh. Partisipasi dalam kelompok kecil tanggap bencana ini umumnya bersifat sukarela. Selain itu, dalam lembaga pendidikan sekolah di Jepang juga diberikan pendidikan ketahanan bencana yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan sikap proaktif mencegah bencana, dan pada saat terjadi bencana, dengan meningkatkan kesadaran ketahanan terhadap bencana masing-masing individu.
ADVERTISEMENT
Banyaknya bencana yang sering terjadi di Jepang yang dan adanya beberapa mitigasi bencana maka setiap tanggal 1 September atau yang bisa disebut dengan peringatan Bousai no Hi (Hari Kesiapan dan Keselamatan Bencana Alam di Jepang) ini sebagai penanaman kesadaran akan kesigapan terhadap bencana. Kegiatan memperingati Bousai no Hi ini berlangsung selama satu pekan. Negara lainnya, terutama negara Indonesia dapat mengaplikasikan sistem mitigasi bencana seperti di Jepang, Indonesia sendiri termasuk salah satu negara yang rawan bencana bencana alam yang hampir sama. Selain itu, kondisi alam dan sistem administrasinya Indonesia masih kurang dalam mengatasi bencana. Seluruh kebijakan yang ada di Jepang dapat diterapkan supaya Indonesia berpartisipasi dalam penanganan bencana sehingga masyarakat Indonesia termasuk pemerintah, lembaga kemanusiaan, badan penanganan bencana, relawan, dan profesional dapat bertanggung jawab secara masing-masing. Dengan demikian, seluruh negara yang rawan bencana harus berkaca dan belajar dari masyarakat Jepang yang memiliki langsung tanggap dalam mengatasi resiko bencanaya yang tinggi kita paham cara menanggulangi bencana maka keadaan lingkungan akan sejahtera dan hidup makmur.
ADVERTISEMENT
Sumber Referensi :
Adri, K., Rahmat, H. K., dkk (2020). Analisis Penanggulangan Bencana Alam dan Natech Guna Membangun Ketangguhan Bencana dan Masyarakat Berkelanjutan di Jepang. NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 7(2), 361-374.
Savitri, A. R., Julius, A. M., dkk (2021). Pelajaran Pada Manajemen Bencana di Jepang untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia. NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 8(1), 142-157.
Widiandari, A. (2021). Penanaman Edukasi Mitigasi Bencana pada Masyarakat Jepang. KIRYOKU, 5(1), 26-33.
Kompas (2022). “3 Gempa Paling Mematikan di Jepang” https://www.kompas.com/global/read/2021/02/14/101539670/3-gempa-paling-mematikan-di-jepang?page=all. Diakses pada 16 September 2022 pukul 21.00 WIB.