Konten dari Pengguna

Ekspor dan Manfaat Ganja di Dunia Medis Dalam Upaya Perluasan Basis Pajak Negara

RIFQI ARZA MUSYAFA
Mahasiswa Politeknik Keuangan Negara STAN
12 Februari 2025 11:44 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari RIFQI ARZA MUSYAFA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
source: freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
source: freepik.com
ADVERTISEMENT
Indonesia memiliki tanah yang subur yang memungkinkan pertumbuhan berbagai jenis tanaman, termasuk ganja. Dalam beberapa tahun terakhir, legalisasi ganja untuk keperluan medis dan industri menjadi topik perbincangan di banyak negara. Sejumlah negara maju seperti Amerika Serikat, Jerman, Italia, dan Australia, serta negara berkembang seperti Thailand, telah melegalkan ganja untuk kepentingan medis dan industri. Namun, di Indonesia, ganja masih dikategorikan sebagai narkotika golongan I, sehingga penggunaannya dalam bentuk apa pun, termasuk medis dan industri, tetap dilarang.
ADVERTISEMENT
Dengan kondisi iklim tropis yang mendukung pertumbuhan ganja, Indonesia memiliki peluang ekonomi yang besar jika legalisasi ganja untuk kebutuhan medis dan ekspor dapat dikelola dengan baik. Selain meningkatkan potensi industri dalam negeri, kebijakan ini juga dapat berkontribusi terhadap penerimaan negara melalui pajak dan cukai. Meski demikian, regulasi dan mekanisme pengawasan yang ketat harus diterapkan agar tidak terjadi penyalahgunaan.
Jika legalisasi ganja untuk keperluan medis dan ekspor diterapkan, terdapat berbagai peluang dalam peningkatan penerimaan pajak negara, antara lain:
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Legalitas ganja akan mendorong pemanfaatan lahan pertanian dan fasilitas produksi yang dapat dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P5L) di sektor perkebunan. Hal ini dapat berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan pajak pusat.
ADVERTISEMENT
Pajak Penghasilan (PPh)
Dengan berkembangnya industri ganja medis dan ekspor, akan muncul lapangan pekerjaan baru di sektor pertanian, logistik, dan penelitian medis. Para pekerja dalam industri ini akan dikenakan Pajak Penghasilan (PPh), sedangkan perusahaan yang bergerak di bidang ini akan membayar pajak badan sebesar 22%, yang secara langsung meningkatkan penerimaan negara dari sektor perpajakan.
Pajak Ekspor
Meskipun Indonesia umumnya membebaskan pajak ekspor untuk barang tertentu, beberapa produk tetap dikenakan pajak ekspor guna menjaga keseimbangan ekosistem, meningkatkan daya saing di pasar global, dan meningkatkan penerimaan negara. Ganja medis yang diekspor dapat dikenakan pajak ekspor sebagai upaya pengendalian dan optimalisasi penerimaan negara.
Cukai Ganja
Seperti halnya produk tembakau dan alkohol, ganja dapat dikenakan cukai sebagai instrumen pengendalian konsumsi serta sumber penerimaan negara. Cukai ini dapat diberlakukan pada setiap produk ganja medis yang diproduksi dan diekspor.
ADVERTISEMENT
Selain itu, legalisasi ganja dapat menarik minat investor baik dari dalam maupun luar negeri untuk berinvestasi di industri ini. Aceh, yang dikenal sebagai salah satu wilayah penghasil ganja berkualitas tinggi, memiliki potensi besar untuk menjadi pusat produksi ganja medis di Indonesia. Dengan meningkatnya investasi dan terbukanya lapangan pekerjaan, ekonomi nasional juga akan mendapatkan dampak positif yang signifikan.
Studi Banding dari Negara Lain
Beberapa negara telah berhasil mengembangkan industri ganja medis dan ekspor dengan regulasi yang ketat, di antaranya:
Kanada: Melegalkan ganja medis sejak 2001 dan ganja rekreasi sejak 2018. Industri ini menyumbang miliaran dolar ke perekonomian Kanada dengan sistem regulasi ketat untuk produksi dan distribusi.
Thailand: Negara pertama di Asia Tenggara yang melegalkan ganja untuk kebutuhan medis dan industri dengan tujuan menjadi pusat ekspor ganja medis di kawasan. Regulasi ketat diterapkan untuk memastikan pemanfaatannya tetap sesuai dengan kepentingan medis dan industri.
ADVERTISEMENT
Jerman: Memiliki sistem distribusi ganja medis yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter dan mengimpor ganja medis dari berbagai negara untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Potensi Ekspor Ganja Medis
Indonesia memiliki kondisi iklim yang sangat mendukung untuk budidaya ganja, yang dapat menjadi keunggulan kompetitif dalam industri ekspor ganja medis. Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan untuk mewujudkan ekspor ganja medis meliputi:
Permintaan Pasar Global
Negara-negara seperti Jerman, Australia, dan Kanada membutuhkan pasokan ganja medis berkualitas tinggi, sehingga Indonesia memiliki peluang besar untuk masuk ke pasar ekspor ini.
Regulasi Internasional
Untuk dapat mengekspor ganja medis, Indonesia harus menyesuaikan regulasi dengan standar internasional seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Konvensi PBB tentang Narkotika.
ADVERTISEMENT
Investasi dalam Penelitian
Pengembangan varietas ganja medis dengan manfaat kesehatan optimal dan minim efek samping dapat meningkatkan daya saing Indonesia di pasar internasional.
Potensi Medis
Ganja medis dapat digunakan dalam pengobatan berbagai penyakit seperti epilepsi, kanker, dan nyeri kronis, serta meningkatkan kualitas hidup pasien dengan gangguan neurologis.
Tantangan dalam Legalisasi
Saat ini, Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika masih mengkategorikan ganja sebagai narkotika golongan I, sehingga penggunaannya untuk keperluan apa pun tetap dilarang. Untuk membuka peluang ekspor ganja medis, diperlukan revisi terhadap undang-undang tersebut dan perancangan regulasi khusus yang mengatur produksi serta distribusi ganja secara legal dan terkontrol.
Salah satu tantangan terbesar dalam legalisasi ganja adalah pengawasan ketat untuk mencegah penyalahgunaan di dalam negeri. Jika ganja diperbolehkan untuk ekspor dan keperluan medis, pemerintah perlu membentuk badan pengawas khusus guna memastikan produksi dan distribusinya tidak berujung pada peredaran ilegal.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Legalitas ekspor ganja medis dapat menjadi peluang ekonomi yang signifikan bagi Indonesia melalui penerimaan pajak dan cukai. Dengan meningkatnya permintaan global terhadap ganja medis, Indonesia dapat memanfaatkan peluang ini sebagai sumber pendapatan baru dan peningkatan devisa negara.
Namun, untuk merealisasikan hal tersebut, diperlukan langkah-langkah strategis, seperti revisi regulasi, pembentukan sistem perpajakan yang optimal, serta penerapan pengawasan yang ketat guna mencegah dampak negatif di dalam negeri. Jika dikelola dengan baik, ekspor ganja medis berpotensi menjadi salah satu sektor unggulan dalam meningkatkan pendapatan negara di masa depan.