Konten dari Pengguna

Mahasiswa KKN UNDIP Edukasi Ibu-ibu Kelola Sampah, Warga Desa Tegalsari Antusias

Rifqi MA
Mahasiswa Oseanografi FPIK Universitas Diponegoro
12 Februari 2025 17:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rifqi MA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Batang, 27 Januari 2025 – Tak hanya menimba ilmu di kampus, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (UNDIP) turun langsung mengedukasi puluhan ibu rumah tangga di Desa Tegalsari, Kabupaten Batang, tentang strategi pengelolaan sampah rumah tangga. Program yang digelar Senin (27/1) ini sukses menarik perhatian lebih dari 30 peserta, dengan antusiasme tinggi terlihat dari diskusi interaktif hingga komitmen warga untuk mulai mempraktikkan ilmu yang diberikan.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini mengusung pendekatan kreatif melalui media leaflet berwarna dan simulasi praktik pengolahan sampah. Para mahasiswa tidak hanya menjelaskan teori, tetapi juga mengajak peserta memilah sampah organik (sisa makanan) dan anorganik (plastik, kertas) secara langsung. “Selama ini, banyak warga masih mencampur sampah atau membakarnya. Padahal, kebiasaan ini merusak lingkungan dan berbahaya untuk kesehatan pernapasan,” jelas Rifqi MA, Koordinator Program KKN UNDIP.
Peserta juga diajak membuat kompos sederhana dari sampah dapur. “Ternyata kulit buah atau sisa sayur bisa jadi pupuk! Saya mau coba di rumah,” ujar Siti, salah satu ibu yang hadir. Selain itu, mahasiswa menyoroti pentingnya menyediakan tempat sampah terpilah di tiap rumah. “Jika dipilah sejak awal, sampah bisa jadi bahan bernilai ekonomis, seperti kerajinan atau kompos,” tambah Rifqi.
Mahasiswa KKN TIM I 2025 Universitas Diponegoro, Rifqi MA, bersama ibu-ibu rumah tangga. (Dokumentasi tim PDD KKN Tegalsari)
Acara berlangsung semarak dengan sesi tanya-jawab yang hidup. Beberapa ibu membagikan pengalaman mereka mengolah sampah, seperti memanfaatkan botol plastik jadi pot tanaman. “Dulu saya ragu mau memilah sampah, tapi setelah dijelaskan manfaatnya, saya pasti akan mulai rutin melakukannya,” kata Dewi, peserta lainnya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya teori, mahasiswa juga membagikan dua tong sampah percobaan berlabel organik dan anorganik kepada peserta. Langkah ini diharapkan menjadi pemantik kesadaran kolektif warga untuk mengadopsi sistem serupa di rumah masing-masing.
Untuk memastikan program tidak berhenti setelah KKN usai, tim UNDIP membentuk grup WhatsApp sebagai sarana konsultasi berkelanjutan. “Kami akan terus pantau perkembangan dan siap membantu jika warga menemui kendala,” ujar Rifqi.
Kepala Desa Tegalsari, Sudaryono, menyambut baik inisiatif ini. “Edukasi seperti ini sangat kami butuhkan. Semoga bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain di Kabupaten Batang,” tuturnya.
Dengan semangat kolaborasi antara akademisi dan masyarakat, program ini diharapkan menjadi batu loncatan menuju pengelolaan sampah berkelanjutan. Jika diimplementasikan konsisten, bukan tidak mungkin Desa Tegalsari akan menjelma menjadi percontohan green village di masa mendatang.
ADVERTISEMENT
#SampahBerkah
#KKNUNDIPBerkarya
#EdukasiLingkungan