5 Fakta Unik Bucephalandra yang Jarang Diketahui Masyarakat

Rifqoh Irdinisa
Mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
Konten dari Pengguna
14 April 2022 11:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rifqoh Irdinisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bucephalandra. (Foto: Shutterstock/Dan Olsen)
zoom-in-whitePerbesar
Bucephalandra. (Foto: Shutterstock/Dan Olsen)
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2014 lalu, kolektor tanaman air asal Jepang, Nakamoto memperkenalkan Bucephalandra pada dunia. Sejak saat itu, Bucephalandra menjadi tanaman primadona aquascape. Aquascape adalah seni mengatur tanaman air dan objek lainnya dengan cara estetis dalam akuarium.
ADVERTISEMENT
Bucephalandra yang biasa disebut buce, merupakan salah satu tanaman hias air yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Indahnya perpaduan bentuk daun dan warna, menjadikan buce sebagai target sasaran para aquascaper (sebutan bagi pecinta aquascape) dunia. Tak hanya itu, Buce memiliki banyak fakta unik dan menarik yang perlu Anda ketahui. Berikut ini fakta unik Bucephalandra.
Dikenal dengan sebutan tanaman kepala banteng
Bucephalandra. (Foto: Shutterstock/Pavaphon Supanantananont)
Berdasarkan bahasa Yunani, Bucephalandra berasal dari tiga suku kata yaitu βούς (bous) yang berarti ‘banteng’, κεφαλή (kephalē) yang berarti ‘kepala’ dan ἀνδρέας (andreas) yang berasal dari ἀνδρεῖος (andreios) yang berarti ‘jantan’. Jadi, Bucephalandra berarti kepala banteng jantan.
Lalu, sumber lain mengatakan bahwa Bucephalandra berasal dari nama kuda hitam milik Alexander Bucephalus yaitu Βουκέφαλος atau Βουκεφάλας (bouképhalos atau boukephálas) yang berarti ‘kepala banteng’ yang diambil dari kata βούς (bous) dan κεφαλή (kephalē). Tak sembarang nama, Alexander menamai kuda hitamnya dengan nama tersebut karena kuda itu memiliki tanda lahir berbentuk kepala banteng di pundaknya.
ADVERTISEMENT
Bucephalandra sendiri memiliki beragam jenis, namun jika dilihat dari bentuk bunganya akan terlihat seperti kepala banteng.
Tanaman endemik Indonesia
Bucephalandra. (Foto: Shutterstock/Bos11)
Semua jenis Bucephalandra merupakan tanaman endemik, artinya Buce hanya dapat ditemukan di daerah tertentu saja. Tanaman ini dapat ditemukan di pulau yang dipenuhi begitu banyak sungai, yaitu Kalimantan atau yang dikenal dengan nama Borneo oleh dunia internasional.
Tanaman yang biasa ditemukan di aliran sungai kecil atau tepi sungai ini dapat dengan mudah berubah menjadi bentuk tanaman air, ketika musim hujan tiba. Sebab, tingkat air sungai akan naik dan buce akan tumbuh dan terendam air selama beberapa bulan.
Memiliki harga yang fantastis
Bucephalandra. (Foto: Shutterstock/Salamatdoh)
Bucephalandra merupakan tanaman air yang tidak memerlukan perawatan yang sulit, namun tanaman ini memiliki siklus pertumbuhan yang lambat. Dalam keadaan optimal, Bucephalandra hanya dapat menghasilkan 1-2 daun tiap minggu. Tak heran, tanaman ini dihargai dengan harga yang cukup fantastis.
ADVERTISEMENT
Melansir dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), para aquascaper di Amerika harus merogoh kocek senilai US$ 70 atau setara dengan Rp 1 juta untuk satu rumpun kecil buce.
Diincar para aquascaper mancanegara
Bucephalandra. (Foto: Shutterstock/Shrimplake)
Meskipun, Buce kurang dikenal masyarakat Indonesia. Namun, tanaman ini sangat terkenal di kalangan aquascaper mancanegara terutama Jepang dan Amerika.
Buce memiliki warna yang beragam, mulai dari hijau, ungu, coklat hingga biru. Tak hanya itu, bentuk daunnya pun beragam, ada yang lancip, bulat, oval dan lain sebagainya. Tak lupa, tanaman ini juga disertai bunga putih yang menawan. Perpaduan antara bentuk dan warna yang elegan membuat para aquascaper di seluruh dunia tertarik mengoleksi tanaman ini.
Sampai sekarang, terdapat 14 negara yang mengimpor buce, di antaranya Jepang, Amerika Serikat, Vietnam, Hongkong, Rusia, Thailand, Korea Selatan, Italia, Jerman, India, Polandia, Cina, Kanada, dan Taiwan.
ADVERTISEMENT
Mulai dibudidayakan di luar habitat asli
Bucephalandra. (Foto: Shutterstock/Ajinatura)
Akibat permintaan tinggi yang berdatangan dari luar negeri, buce mulai dibudidayakan di luar habitat aslinya, di antaranya di Bogor, Cirebon, Madiun, dan wilayah Kalimantan lainnya.
Menurut Balitbangtan, pemberdayaan Buce dilakukan untuk menghindari eksploitasi yang dapat mengganggu ekosistem asli. Dimana tanaman ini merupakan plasma nutfah kekayaan Indonesia yang harus dilindungi.
Wah, ternyata Bucephalandra bukan hanya tanaman air biasa, nih. Namun, memiliki nilai eksotis dan nilai ekonomis yang tinggi. Jika Anda tertarik merawat tanaman air, Bucephalandra sangat cocok untuk Anda rawat.