Konten dari Pengguna

Roman yang Menggambarkan Hubungan antara Tionghoa dan Pribumi pada Zaman Jepang

Rika Amaliah321
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, prodi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan.
27 Oktober 2024 14:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rika Amaliah321 tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi dokumentasi
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi dokumentasi
ADVERTISEMENT
Cerpen berjudul "Palawidja" karya Karim Halim ini berlatar belakang kekalahan Belanda melawan Jepang di Rengasdenkrok. Suasana kebingungan akibat kekalahan Belanda menyelimuti Rengasdenkrok. Orang Tionghoa yang merasa terancam dengan banyaknya perampok mendirikan Ronda China. Patroli Tiongkok ini dimaksudkan untuk melindungi Tiongkok dari pengrusakan penduduk desa sekitar Rengasdenkrok. Karena kekurangan listrik, rumah-rumah penduduk, terutama keluarga Tionghoa, dijarah. Orang-orang berkumpul di sekitar Rengasdenkrok dan mengambil apa yang mereka bisa. Mereka merampok setiap rumah yang mereka bisa. Keadaan ini disebabkan karena rakyat ditindas oleh penjajah.
ADVERTISEMENT
Mereka mengejek orang Tionghoa bahwa mereka bagian dari Belanda, yakni penjajah. Masyarakat Tiongkok tentu tidak akan tinggal diam menghadapi situasi ini. Tiongkok mengorganisir Ronda Tiongkok di bawah kepemimpinan Babar Reem. Patroli Tiongkok didukung oleh pejabat pemerintah. Para pejabat yang dulunya pro-Belanda dan menikmati kemakmuran dari Belanda kini mendukung Tiongkok.
Para pejabat yang seharusnya mengupayakan suasana damai selama masa transisi malah terlibat dalam memperburuk hubungan antara kawasan dan Tiongkok, yang keadaannya tidak berjalan baik. Para pejabat ini mendukung tindakan represif terhadap penjarah Tiongkok. Faktanya, orang menjarah karena tidak mengerti. Tentu saja ada orang yang mendorongnya.
Soemardi, seorang guru muda yang menentang pemerintahan kolonial Belanda, berupaya meredakan ketegangan antara rakyat dan Tionghoa. Soemardi berpendapat ada kebutuhan mendesak untuk segera menjangkau masyarakat. Jika masyarakat memahami situasinya, tidak akan ada korban jiwa. Namun upaya Soemardi tidak mendapat tanggapan apa pun. Para pejabat malah mendukung tindakan represif Tiongkok. Tentara Belanda yang tersisa juga menembaki mereka yang memasuki kota. Ketika ketegangan meningkat, Soemardi menjadi salah satu korban kerusuhan besar-besaran. Soemardi dipukuli hingga pingsan dan dibawa ke rumahnya. Sebelum menjadi korban, Pak Soemardi membantu saudara-saudara Tionghoa yang rumahnya digeledah.
ADVERTISEMENT
Nio Souei dan adiknya Rin diselamatkan dari amukan rakyat oleh Soemardi.Soei Nio dan Rin dibawa ke rumahnya oleh Soemardi. Soe Nio masih tinggal di rumah Soemardi sementara Soemardi menjalani perawatan di rumah. Mulai saat ini, cinta mulai bersemi di antara keduanya.Novel ini ditulis pada zaman Jepang. Inilah sebabnya Karim Halim menyebut Jepang sebagai negara pasifis.
Setelah Jepang datang ke Rengasdenkrok, suasana menjadi lebih damai, tidak akan ada lagi kerusuhan. Pak Soemardi bekerja sama dengan Tiongkok untuk membentuk Komite Rakyat. Komite Rakyat bertugas memberikan informasi kepada masyarakat. Salah satu informasinya, Tionghoa dan Jawa adalah saudara. Keduanya adalah negara Asia. Rakyat Tiongkok dan Jawa harus bekerja sama di bawah bimbingan Jepang dan mencapai kesejahteraan bersama. Kedatangan Jepang dimaksudkan untuk mengusir bangsa Eropa yang telah memecah belah hubungan suku di Indonesia.
ADVERTISEMENT