news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Apa Sih Hukumnya Makan Jengkol dan Petai dalam Islam?

Rika Ekawati
Instagram: @rikaekawati Website: http://www.rikaekawati.com #HalalFoodInfluencer
Konten dari Pengguna
20 Desember 2018 21:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rika Ekawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hai Gaess..
Kamu suka makan petai atau jengkol?
ADVERTISEMENT
Hemm…. Bagaimana ya hukumnya mengkonsumsi makanan yang baunya menyengat? Nah, Petai dan jengkol ini kan memiliki bau ciri yang khas dan hampir sama. Namun, disisi lain keduanya juga sangat digemari oleh masyarakat, tentunya di negara tropis seperti Indonesia dan thailand. Karena baunya yang khas itulah justru yang menjadi daya tariknya dan membuat orang-orang gampang sekali untuk mengenalinya.
Sebelum kita ke pokok bahasan mengenai boleh atau gak boleh dalam mengkonsumsi jengkol dan petai menurut islam,
Yuk, Kenalan sama jengkol!!
Jengkol atau disebut juga jering ( Dalam Bahasa latin Archidendron pauciflorum) yaitu sejenis tumbuhan khas yang banyak terdapat di wilayah Asia Tenggara. Orang Bule sih biasa menyebutnya dog fruit. Yang biasa dijadikan masakan itu adalah bagian bijinya. Ada banyak sebutan berbeda ditiap negara, di Malaysia jengkol dikenal dengan sebutan jering, sedang di Myanmar disebut da nyin thee, lain halnya dengan Thailand yang menyebut jengkol dengan sebutan luk-nieng atau luk neang. Berdasarkan tingkatan takson, jengkol termasuk kedalam suku polong-polongan ( dalam bahas latin disebut Fabaceae). Buahnya seperti polong, sedangkan bentuknya agak pipih berbelit membentuk spiral besar, warnanya lembayung tua kehitaman. Pada bagian dalam, biji buah memiliki sedikit kulit ari yang tipis dengan warna coklat yang mengkilap. Jengkol sendiri bisa menyebabkan bau yang tidak sedap pada urin setelah diolah dan diproses oleh usus dalam pencernaan, terutama bila dikonsumsi dalam kondisi mentah (dijadikan lalapan).
ADVERTISEMENT
Nah, Sekarang kita kenalan sama petai yuk!
Petai, atau ada juga yang menyebutnya pete ( dalam bahasa latin IPA:pətɛ), atau pun mlanding ( dalam bahasa latin Parkia speciosa) adalah pohon yang berasal dari suku polong-polongan ( dalam bahasa latin, Fabaceae), dan merupakan anak dari suku petai-petaian ( dalam bahasa latin, Mimosoidae). Tanaman ini tumbuh di wilayah indonesia barat. Bagian yang biasa kita konsumsi adalah bijinya,bisa dimakan ketika masih muda, baik segar maupun direbus / kukus/ goreng.
Menurut kalian, ada ga sih manfaat jengkol sama petai?
Yuk kita lihat..
A. Manfaat Jengkol
1. Merupakan salah satu sumber protein
2. Diyakini dapat mengobati sakit maag
3. Katanya sih, bisa untuk menangkal radikal bebas.
ADVERTISEMENT
4. Membantu memperbaiki pembentukan jaringan tubuh yang rusak.
5. Dapat mencegah anemia ( Tekanan Darah Rendah )
6. Bisa mencegah tulang rapuh ( Osteoporosis ) dan memperkuat tulang dan gigi
7. Mengatasi gejala penyakit jantung koroner
8. Mampu mengencangkan perut
9. Dapat mencegah diabetes karena jengkol juga dapat mengontrol kadar gula dalam darah.
10. Mengatasi penyakit akibat penyempitan pembuluh darah
11. Mengatasi sembelit pada ibu-ibu hamil
B. Manfaat petai :
1. Mengurangi rasa tertekan (depresi)
2. Mengatasi rasa sakit ketika sedang PMS (premenstrual syndrome)
3. Mengobati anemia ( Tekanan Darah Rendah )
4. Mengatasi tekanan darah tinggi ( Hipertensi )
5. Membantu meningkatkan kemampuan otak
ADVERTISEMENT
6. Mengatasi sembelit dengan memperlancar pencernaan.
7. Mengatasi luka pada lambung
8. Memberikan dorongan energi, menjadikan lebih semangat lagi.
9. Menstabilkan emosi, terutama yang bersifat reaktif.
10. Mengurangi tingkat stress.
11. Melawan bakteri dalam tubuh.
12. Menurunkan kadar gula dalam darah
Namun harus kita ketahui, meski pete dinilai sangat bermanfaat, namun kandungan tannin yang tinggi yang terdapat pada petai juga mampu mengurangi kemampuan penyerapan protein dan pengolahan asam amino dalam tubuh, sehingga petai sangat tidak direkomendasikan diberikan dalam jumlah tinggi pada anak-anak yang sedang berkembang. Hal ini dikhawatirkan anak-anak akan terganggu proses tumbuh kembangnya karena rendahnya penyerapan protein dan asam amino dalam tubuh. Padahal disisi lain, asam amino sangat dibutuhkan untuk proses kecerdasan otak anak.
ADVERTISEMENT
Masih sedikitnya penelitian mengenai manfaat petai pada manusia menyebabkan potensinya yang besar untuk dijadikan bahan obat, khasiat pete untuk pengobatan sebenarnya sangat tidak dianjurkan. Iperlukan penelitian lebih lanjut untuk menerapkan manfaat pete sebagai obat herbal alternatif yang aman dikonsumsi oleh tubuh.
Dalam hukum Islam memakan petai dan jengkol memang tidak dijelaskan secara terperinci. Namun mengenai hukum memakannya (dari beberapa sumber disebutkan) dapat disamakan dengan hadist yang menerangkan perkara memakan bawang putih dan merah yang keduanya memiliki aroma yang tajam.
Dalam islam, kita mengenal sebagian makanan atau minuman yang dilarang karena bersifat haram, ada juga yang bersifat makruh hukumnya dan ada juga yang sifatnya halalan thayyiban. Seperti halnya jengkol dan petai ini. Sebenarnya jenis makanan ini tidak pernah disebutkan secara jelas dalam Al-Quran maupun dalam Hadits.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi dalam permasalahan jengkol dan petai, yang kadang meninggalkan bau di mulut (para ulama menyamakan) sama halnya dengan bawang merah, bawang putih, dan durian. Tersebut dalam hadits Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam :
عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه في فتح خيبر أن النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم قال: “من أكل من هذه الشجرة الخبيثة شيئاً فلا يقربنا في المسجد”، فقال الناس: حرمت، حرمت، فبلغ ذلك النبي صلى الله عليه وسلم فقال: “أيها الناس إنه ليس بي تحريم ما أحل الله لي، ولكنها شجرة أكره ريحها
“Dari Abi Sa’id al Khurdry ketika penaklukan Khaibar, Nabi Muhammad saw bersabda : ‘Siapa yang memakan dari pohon yang bau ini (bawang merah dan bawang putih) maka janganlah mendekati masjid.’ Orang-orang pun langsung bercerita-cerita tentang sabda nabi ini, mereka mengatakan : ‘Diharamkan, diharamkan.’ Hingga sampailah isu ini ke Rasulullah SAW, maka beliau bersabda : ‘Wahai umat manusia, sesungguhnya saya tidak mengharamkan apa yang telah Allah halalkan, akan tetapi pohon ini, aku tidak suka baunya,” (H.R Muslim).
ADVERTISEMENT
Dari hadits diatas, jelaslah bahwa bawang merah dan bawang putih tidaklah dilarang. Akan tetapi nabi tidak menyukai baunya saja, karena dapat mengganggu kenyamanan orang yang berada sekitar kita, sehingga nabi melarang orang yang memakannya (yang masih dalam keadaan bau mulutnya) untuk masuk mesjid, karena baunya itu bisa saja mengganggu kehusyu’an orang yang sedang melaksanakan shalat.
Dari Jabir radhiallahu’anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Barang siapa yang memakan dari tanaman ini (sejenis bawang dan semisalnya), maka janganlah ia mendekati masjid kami, karena sesungguhnya malaikat terganggu dengan bau tersebut, sebagaimana manusia”
Juga hadis Jabir, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ أَكَلَ ثَوْمًا أَوْبَصَلاً فًلْيَعْتَزِلْنَا أَوْ قَالَ فَلْيَعْتَزِلْ مَسْجِدَنَا وَلْيَقْعُدْ فيِ بَيْتِهِ
ADVERTISEMENT
“Barang siapa yang makan bawang putih atau bawang merah maka hendaklah menjauhi kita”, atau bersabda, “Maka hendaklah dia menjauhi masjid kami dan hendaklah dia duduk di rumahnya”[5].
Hadis tersebut bisa dibawa ke persamaan kepada segala sesuatu yang berbau tidak sedap (dalam hal ini petai dan jengkol) yang bisa menganggu orang yang sedang shalat atau yang sedang beribadah lainnya. Namun jika seseorang sebelum ke masjid memakai sesuatu yang bisa mencegah bau yang tidak sedap tersebut dari dirinya seperti memakai pasta gigi dan lainnya, maka tidak ada larangan baginya setelah itu untuk menghadiri masjid.
Namun, jika bawang merah dan bawang putih itu sudah diolah, atau sudah di masak, hingga tidak ada lagi baunya, maka diperbolehkan untuk memakannya.
ADVERTISEMENT
Sebagai salah satu bumbu utama, masakan tanpa bawang akan terasa kurang nikmat. Begitu juga dengan jengkol dan petai, ketika sudah dimasak atau diolah, sehingga baunya hilang (berkurang) maka boleh-boleh saja untuk dikonsumsi. Namun, dengan catatan tidak mengganggu orang lain ya baunya.
Perihal tidak diperbolehkannya bagi mereka yang memakannya untuk masuk masjid, adalah apabila baunya masih tercium dan dapat mengganggu kecuali bila sudah tidak tercium baunya maka boleh.
Akan tetapi ada yang memakruhkannya dengan alasan, baunya memberi mudharat kepada orang lain karena Nabi sangat menganjurkan agar kita selalu menjaga kenyamanan dan jangan pernah mengganggu orang lain.
Nah, buat para pecinta petai dan jengkol tidak usah khawatir, akan tetapi tidak boleh berlebihan pula
ADVERTISEMENT
Terus gimana dong buat ngilangin bau jengkol dan petai???
Nah, berikut cara beberapa menghilangkan bau jengkol di mulut dan cara ini juga bisa dilakukan ketika makan petai:
• Berhenti makan jengkol / Petai saat sepertiga satu porsi makan nasi
• Sikat gigi setelah makan jengkol / Petai dan bilas dengan air hangat dicampur dengan sedikit garam.
• Hindari makan jengkol / Petai mentah, yang sudah diolah biasanya akan mengurangi sedikit baunya.
• Gosok gigi dengan bubuk kopi lalu bilas dengan air bersih
• Berkumur dengan air lemon yang dicampur dengan air putih
• Berkumur dengan bumbu yang dihaluskan, seperti jahe, cengkeh, kencur, dan biji adas dan dicampur dengan air agar berbentuk larutan.
ADVERTISEMENT
• Mengonsumsi daun kemangi saat makan jengkol
• Mengonsumsi kopi hitam pekat
• Mengunyah beras
Ada beberapa hal yang harus kita ketahui kenapa Jengkol tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan
Ada gak sih kaitan antara makan jengkol dengan risiko gagal ginjal ?
Di samping kandungan nutrisi yang menguntungkannya, jengkol juga mengandung senyawa aktif yang berisiko menimbulkan keracunan bagi penikmatnya, yaitu asam jengkolat. Asam jengkolat merupakan senyawa sejenis asam amino non-protein namun mengandung unsur sulfur. Peran unsur sulfur inilah yang membuat jengkol memiliki bau khas tajam dan tak sedap. Kandungan asam jengkolat dalam biji jengkol akan banyak bergantung pada varietas jengkol itu sendiri dan usia bijinya. Biji jengkol muda mengandung asam jengkolat yang relatif lebih sedikit daripada jengkol yang lebih tua. Biji jengkol tua mengandung 1-2% asam jengkolat dari total berat bijinya, sedangkan biji mentahnya (dengan berat 15 gram) dapat mengandung sekitar 0,15–0,30 gram asam jengkolat. Waw banget kaaan…
ADVERTISEMENT
Keracunan asam jengkolat merupakan sebuah kondisi yang langka dan jarang banget terjadi, tapi merupakan salah satu faktor penyebab penting dari gagal ginjal akut. Dalam sebuah kasus disebutkan, di pedalaman Kalimantan, berdasarkan laporan studi dari Nur C. Bunawan dkk tahun 2014, dilansir dari NCBI, terdapat sekitar 96 kasus keracunan jengkol yang dilaporkan (tercatat) — dimana mayoritas pasien sembuh dengan pengobatan rawat jalan, namun empat orang dinyatakan meninggal dunia akibat gagal ginjal yang sangat akut. Salah satu hasil penelitian dari University Sarawak Malaysia tahun 2007, (dilansir dari Science Daily) melaporkan seorang pasien yang mengeluhkan nyeri kolik pada bagian pinggang sebelah kiri, dan rasa sakit saat buang air kecil, disertai kencing berdarah (hematuria), dan urin yang berbau busuk sehari setelah makan jengkol. Ia juga mengeluhkan produksi urin dalam jumlah yang sedikit dan ketidakmampuan untuk berkemih — semua menunjukkan gejala gagal ginjal akut anurik.
ADVERTISEMENT
Kejadian seperti keracunan asam jengkolat dapat terjadi jika memakan jengkol yang bijinya masih mentah atau setengah matang. Hal ini disebabkan oleh senyawa asam jengkolat yang terdapat didalam jengkol masih dalam bentuk utuh dan aktif. Namun, tidak semua penikmat jengkol akan secara pasti mengalami keracunan ini, karena tingkat sensitivitas seseorang terhadap asam jengkolat akan bergantung pada kondisi asam lambungnya, seberapa banyak jengkol yang dimakan, atau cara memasaknya.
Jika kamu memiliki kondisi asam lambung tinggi, maka akan lebih berisiko mengalami keracunan. Alasannya, asam jengkolat yang memiliki sifat sulit larut dalam air akan mengkristal dalam konsentrasi asam lambung yang tinggi. Kristal inilah yang menyebabkan penyumbatan pada saluran kencing dan juga dalam ginjal, sehingga pada kasus-kasus tertentu yang parah, terlalu banyak makan jengkol dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Oleh karena itu, asam jengkolat dikatakan bersifat racun untuk ginjal.
ADVERTISEMENT
Apa sih gejala keracunan makan jengkol?
Mengkonsumsi jengkol pada umumnya akan meninggalkan jejak bau jengkol pada napas, mulut, dan urin. Keluhan gejala akibat keracunan asam jengkolat umumnya timbul 5-12 jam setelah mengonsumsi jengkol.
Gejala yang timbul berupa mual-muntah, nyeri pinggang, nyeri perut yang kadang-kadang disertai muntah, serangan kolik dan nyeri saat berkemih, disuria (gangguan berkemih), dan hematuria (darah di dalam urin). Adanya darah dalam urin disebabkan karena adanya luka pada lambung, saluran kemih, bahkan pada ginjal akibat tergores oleh kristal asam jengkolat yang tajam.
Jika gejala seperti itu berlanjut, keracunan asam jengkolat dapat menyebabkan gagal ginjal akut yang ditandai dengan fase oliguri-anuria (pengeluaran urin yang sangat sedikit hingga tidak dapat keluar), yang kemudian diikuti oleh fase poliuria (jumlah urin sangat banyak dalam periode tertentu). Tes urin di laboratorium biasanya menunjukkan penampakan molekul asam jengkolat berupa jarum runcing yang kadang bergumpal menjadi ikatan. Berdasarkan reaksi kimianya, gagal ginjal akut akibat keracunan asam jengkolat dapat disandingkan dengan nefropati asam urat akut.
ADVERTISEMENT
Nah, kalau seandainya terjadi nih, bagaimana cara mengobati keracunan asam jengkolat?
Keracunan asam jengkolat yang sifatnya ringan (nyeri pinggang dan nyeri kolik perut) umumnya dapat dikelola dengan memperbanyak minum air serta pemberian natrium bikarbonat 2 gram sebanyak 4 kali sehari, biasanya secara oral hingga gejala berangsur mereda. Sedangkan pada kasus keracunan berat (oliguria, hematuria, anuria, atau tidak dapat minum), pasien perlu dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.
Tips untuk mencegah keracunan ginjal akibat makan jengkol?
Buat kamu jengkol, sebaiknya hindari makan jengkol saat perut benar-benar kosong, dan jangan disertai makanan/minuman lain yang juga bersifat asam. Jengkol tidak dianjurkan untuk dikonsumsi ketika sarapan, dalam kondisi perut masih kosong. Juga tidak disarankan untuk mengkonsumsi buah-buahan yang bersifat asam dan minuman bersoda setelah mengkonsumsi jengkol. Karena mengkonsumsi makanan dan minuman tersebut dapat meningkatkan asam lambung. Yang kemudian memicu asam jengkolat. Hindari juga makan jengkol dalam keadaan mentah. Masak jengkol hingga matang sepenuhnya agar kandungan asam jengkolat memecah dan berkurang konsentrasinya.
ADVERTISEMENT
Terakhir, kami tahu Anda merasa tidak sanggup hidup tanpa makan jengkol, tapi jangan berlebihan mengonsumsinya. Berlebihan tidak selalu lebih baik. Petai juga sama sih, karena dia juga bisa mengurangi penyerapan protein dan asam amino dalam tubuh. Benarlah sabda nabi, makanlah sebelum lapar dan berhentilah sebelum kenyang. Makanlah secukupnya, sekedar hanya untuk menegakkan tulang punggungmu. Ga usah berlebihan ya gaesss …
Kritik dan saran bisa ke DM Instagram @rikaekawati #HalalFoodInfluencer
Wassalammu’alaikum