Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Menyoal Pemilu 2024 dan Dampaknya Terhadap Perekonomian Negara
13 Maret 2024 17:14 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Rika Nurul Hidayati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia akan menyelenggarakan pesta demokrasi lima tahunan, yaitu Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres), yang akan menentukan pemimpin bangsa untuk lima tahun mendatang. Tentu saja, momen ini merupakan kesempatan berharga bagi rakyat untuk kembali memilih pemimpin negara yang diyakini akan membawa Indonesia menuju kemajuan, kemakmuran, dan kesejahteraan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Pemilihan Umum (Pemilu) 14 Februari 2024 di Indonesia telah menjadi sorotan utama di berbagai kalangan, tidak hanya dalam konteks politik, tetapi juga dalam aspek ekonomi. Antusiasme masyarakat dan partisipasi yang tinggi dalam proses demokrasi ini memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian nasional.
Anggaran Pemilu
Setiap pelaksanaan pemilihan umum memerlukan sejumlah dana yang tidak sedikit. Informasi dari Kementerian Keuangan, Badan Pusat Statistik untuk Pemilu 2024, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 71,3 triliun. Bahkan, alokasi dana tersebut telah disediakan sekitar 20 bulan sebelum tanggal pelaksanaan pemilu, yakni pada 14 Februari 2024.
Pengalokasian dana tersebut dilakukan secara bertahap. Pada tahun 2022, pemerintah menyisihkan dana sebesar Rp 3,1 triliun, yang kemudian ditingkatkan menjadi Rp 30 triliun pada tahun 2023. Ketika pemilu dilaksanakan pada tahun 2024, alokasi dana kembali dinaikkan menjadi Rp 38,2 triliun.
ADVERTISEMENT
Jumlah alokasi dana untuk Pemilu 2024 ini menunjukkan peningkatan sekitar 57,3 persen jika dibandingkan dengan anggaran yang digunakan pada Pemilu 2019 yang mencapai Rp 25,59 triliun. Bahkan, peningkatan tersebut semakin signifikan apabila dibandingkan dengan Pemilu 2014 yang memerlukan dana sebesar Rp 24,1 triliun.
Kecondongan Arah Pertumbuhan Ekonomi
Pengeluaran pemerintah yang substansial tersebut memiliki dampak yang meluas tidak hanya pada bidang sosial politik, tetapi juga memengaruhi dinamika ekonomi nasional. Aktivitas politik yang meningkat selama periode pemilu menyebabkan peningkatan dalam konsumsi para peserta pemilu, seperti pengadaan atribut kampanye, biaya konsumsi, pembayaran honor petugas/panitia kampanye, dan upah tim pemenangan pemilihan.
Daya beli masyarakat, khususnya Lembaga Nonprofit Rumah Tangga (LNPRT), juga meningkat karena adanya dorongan dari sektor-sektor seperti makanan-minuman, logistik, transportasi, pakaian, dan jasa pendukung pemilu. Proyeksi menunjukkan peningkatan sebesar 4,72 persen pada LNPRT pada tahun 2023 dan 6,57 persen pada tahun 2024. Sementara itu, konsumsi masyarakat diperkirakan akan meningkat sebesar 0,14 persen pada tahun 2023 dan 0,21 persen pada tahun 2024.
ADVERTISEMENT
Dari perspektif pemerintah, belanja negara juga akan meningkat mulai dari tahap persiapan hingga pelaksanaan pemilu oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), baik di tingkat pusat maupun daerah. Pemilu diperkirakan akan memberikan dorongan bagi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) serta mendorong peningkatan pendapatan nasional dan menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Sektor produksi dan distribusi diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dari biasanya. Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan memperkirakan bahwa kontribusi belanja pemerintah dari pemilu terhadap PDB diperkirakan akan meningkat sebesar 0,75 persen pada tahun 2023 dan satu persen pada tahun 2024 saat Media Gathering Kementerian Keuangan (Kemenkeu) di Puncak, Bogor, Senin.
ADVERTISEMENT
Dari segi tren pertumbuhan ekonomi, pola yang terlihat menjelang pemilu hampir serupa dengan siklus pemilihan umum sebelumnya, seperti pada tahun 2004, 2009, 2014, dan 2019. Analisis dari Tim Strategi dan Makro Ekonomi DBS BANK menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi cenderung melambat hingga dua kuartal sebelum pemilu, stabil selama masa pemilu, dan akhirnya menguat.
Konsumsi rumah tangga diperkirakan akan memberikan kontribusi lebih dari setengah total pertumbuhan ekonomi. Pola konsumsi ini cenderung meningkat hingga satu kuartal sebelum pemilu, lalu tetap stabil dengan sedikit penurunan pada empat pemilu terakhir. Sementara itu, belanja pemerintah cenderung melambat pada kuartal sebelum pemilu, meskipun akhirnya meningkat terutama pada tingkat pemerintah pusat.
Arus investasi langsung asing umumnya menurun menjelang pemilu dan kembali naik setelah pemilu. Hal ini mencerminkan sikap hati-hati terhadap hasil pemilu serta efeknya terhadap peraturan, reformasi, dan iklim bisnis yang terbuka. Meskipun nilai tukar dolar AS cenderung menguat terhadap rupiah, tetapi cenderung menguat kembali setelah pemilu berakhir.
ADVERTISEMENT
Hasil penelitian lainnya, seperti yang dilakukan oleh Unit Riset dan Pengabdian Masyarakat (RPM) Universitas Indonesia pada tahun 2014, juga menunjukkan bahwa pemilu dapat secara signifikan meningkatkan peredaran uang selama kuartal menjelang dan saat pemilu, namun dapat memiliki dampak negatif setelah pemilu.
Begitupun, investasi cenderung menurun sebelum pemilu dan meningkat kembali setelah pemilu. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga cenderung menunjukkan tren negatif pada bulan sebelum dan saat pemilu berlangsung, namun kembali menguat satu bulan setelah pemilu. Dari segi konsumsi, pemilu cenderung berdampak pada peningkatan di periode kuartal yang bersamaan dan cenderung menurun sebelum dan sesudah pemilu.
Dari hasil penelitian dan fakta yang ada, terlihat bahwa aktivitas pemilu memiliki dampak yang signifikan terhadap sektor ekonomi, meskipun berlangsung hanya dalam jangka waktu tertentu. Oleh karena itu, penting untuk merumuskan kebijakan jangka menengah dan panjang yang tepat guna menjaga aktivitas ekonomi serta pertumbuhan yang positif dan stabil secara berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan dari analisis data terkait hubungan pemilu 2024 Indonesia dengan perekonomian:
1. Peningkatan Investasi
Dengan berjalannya proses pemilu, investor domestik dan internasional cenderung memperhatikan situasi politik dan stabilitas negara. Pemilu yang berlangsung dengan damai dan transparan dapat meningkatkan kepercayaan investor.
Data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan peningkatan signifikan dalam aliran investasi selama periode kampanye dan pemilu. Pemilu 2024 menjadi momentum krusial yang dapat mempengaruhi keputusan investasi, terutama oleh investor asing yang cenderung lebih hati-hati.
Pola perilaku pasar keuangan selama periode pemilu cenderung “wait and see“. Investor menunggu hasil pemilu untuk menilai kebijakan yang akan diambil oleh pemenang. Jika kebijakan tersebut mendukung pertumbuhan ekonomi dan stabilitas, respons positif dapat meningkat. Sebaliknya, kebijakan yang merugikan investor dapat menurunkan investasi.
ADVERTISEMENT
2. Stabilitas Mata Uang
Ketidakpastian politik dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang negara. Namun, pemilu yang berjalan lancar cenderung memberikan stabilitas pada mata uang. Bank Indonesia mencatat bahwa rupiah mengalami penguatan terhadap mata uang asing seiring dengan progres pemilu, memberikan kepercayaan kepada pelaku pasar.
3. Peningkatan Konsumsi
Pemilu seringkali diiringi oleh peningkatan aktivitas ekonomi lokal. Kampanye politik dan kegiatan terkait pemilu menciptakan peluang bagi sektor ritel dan jasa konsumsi. Data penjualan ritel menunjukkan peningkatan yang signifikan selama periode pemilu, memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
4. Dorongan terhadap Sektor Infrastruktur
Calon-calon pemilihan umum sering menonjolkan program infrastruktur sebagai bagian dari visi dan misi mereka. Kemenangan calon tertentu dapat memberikan dorongan tambahan terhadap pembangunan infrastruktur. Proyek-proyek tersebut menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan sektor konstruksi.
ADVERTISEMENT
5. Peningkatan Kepercayaan Konsumen dan Bisnis
Pemilu yang dilaksanakan dengan baik dan menghasilkan pemenang dengan legitimasi kuat dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dan bisnis. Kepercayaan yang tinggi ini umumnya mengarah pada peningkatan kegiatan ekonomi, investasi, dan konsumsi. Penyelenggaraan Pemilu 2024 di Indonesia diprediksi akan memiliki dampak positif terhadap perekonomian nasional.