Wonosobo: Surga Wisata, Upah Pekerja Nestapa

Rika Nurul Hidayati
Saya seorang mahasiswi Program studi Ekonomi Pembangunan di Universitas Negeri Semarang
Konten dari Pengguna
19 Maret 2024 13:13 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rika Nurul Hidayati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Rika Nurul Hidayati
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Rika Nurul Hidayati
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Terletak di jantung Jawa Tengah, Indonesia, Wonosobo berdiri sebagai surga indah bagi wisatawan yang mencari keindahan alam yang tenang dan kekayaan budaya Jawa. Dengan bentang alamnya yang menakjubkan, warisan budaya yang dinamis, dan keramahtamahannya yang hangat, Wonosobo telah mendapatkan reputasinya sebagai tujuan wisata yang sedang berkembang. Namun, di bawah permukaan surga indah ini terdapat permasalahan yang mendesak yaitu rendahnya upah minimum (UMK) bagi penduduknya.
ADVERTISEMENT
Daya tarik Wonosobo terletak pada beragam daya tariknya. Dari dataran tinggi Dieng yang megah dengan candi-candi kuno dan kawah gunung berapi yang mistis hingga keindahan Telaga Menjer yang tenang dan lereng bukit hijau yang dipenuhi perkebunan teh, kawasan ini menawarkan banyak pengalaman bagi pecinta alam dan pencari petualangan. Terlebih lagi, permadani budaya Wonosobo, yang ditenun dengan seni, musik, dan masakan tradisional jawa, memikat pengunjung dengan pesonanya yang tidak lekang oleh waktu.
Dengan kekayaan alam yang dimiliki maka Kabupaten Wonosobo bisa menempatkan sektor pariwisata sebagai sektor yang strategis sekaligus menjadi sektor andalan dan unggulan yang akan menjadi salah satu sektor yang memberikan kontribusi yang berarti atau signifikan bagi peningkatan PAD-nya, meskipun industri pariwisatanya berkembang pesat, Wonosobo harus menghadapi kenyataan pahit berupa rendahnya upah minimum bagi tenaga kerjanya. Kesenjangan antara masuknya pendapatan pariwisata dan stagnasi upah penduduk lokal memberikan gambaran yang kompleks tentang kesenjangan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Permasalahan mengapa UMK Wonosobo rendah di tengah potensi wisata yang besar yaitu infrastruktur yang masih kurang dan perkembangan sektor pariwisata tersebut masih terhambat oleh akses jalan yang kurang memadai dan terbatasnya transportasi. Kondisi inilah yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi didaerah Wonosobo ,termasuk tingkat pendapatan pekerja. Potensi pariwisata yang besar tidak selalu berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat setempat secara langsung. Ada kemungkinan bahwa ketidaksamaan dalam distribusi pendapatan dapat menyebabkan sebagian besar keuntungan dari industri ini tidak merata dan tidak mengalir ke masyarakat yang lebih luas.
Sektor pariwisata membutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus untuk mengelolanya dengan baik. Salah satu penyebab rendahnya UMK di Wonosobo adalah banyak tenaga kerja yang tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan. Meskipun pariwisata menawarkan banyak peluang ekonomi, sebagian besar masyarakat Wonosobo masih bergantung pada pertanian sebagai sumber pendapatan mereka, yang dapat menghambat diversifikasi ekonomi dan mengurangi tekanan untuk meningkatkan UMK.
ADVERTISEMENT
Kesenjangan upah tidak hanya berdampak pada mata pencaharian penduduk Wonosobo namun juga menimbulkan tantangan terhadap pertumbuhan berkelanjutan sektor pariwisata. Upah yang rendah dapat menyebabkan kurangnya investasi dalam pengembangan keterampilan dan infrastruktur, yang pada akhirnya menghambat kemampuan kawasan untuk bersaing dalam skala global. Selain itu, hal ini juga melanggengkan kesenjangan sosial-ekonomi, sehingga melemahkan pertumbuhan inklusif yang penting bagi kesejahteraan jangka panjang Wonosobo dan penduduknya.
Untuk mengatasi masalah upah minimum yang rendah di Wonosobo memerlukan pendekatan multi-sisi yang menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan keadilan sosial. Berinvestasi dalam program pendidikan dan pelatihan kejuruan dapat memberdayakan penduduk lokal dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengakses pekerjaan berupah lebih tinggi di industri pariwisata. Selain itu, membina kemitraan antara lembaga pemerintah, dunia usaha, dan organisasi masyarakat dapat memfasilitasi terciptanya praktik ketenagakerjaan yang adil dan kebijakan yang memprioritaskan kesejahteraan pekerja.
ADVERTISEMENT
Selain itu, wonosobo sendiri sebenarnya memiliki potensi wisata yang besar namun belum di kembangkan. Oleh karena itu, perlu untuk mendorong praktik pariwisata yang bertanggung jawab untuk memprioritaskan kesejahteraan penduduk lokal dan pelestarian sumber daya alam dapat memastikan bahwa pembangunan pariwisata di Wonosobo berkelanjutan dan adil, Dengan melibatkan para pemangku kepentingan untuk mengembangkan strategi dan inisiatif pariwisata inklusif, Wonosobo dapat memanfaatkan seluruh potensi industri pariwisatanya untuk memberikan manfaat bagi pengunjung dan penduduknya. Dengan mengembangkan potensi wisata yang baik akan menyebabkan sektor-sektor lain juga ikut berkembang sehingga dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Wonosobo.
Kesimpulannya, Wonosobo adalah contoh cemerlang dari keindahan dan kekayaan budaya yang ditawarkan Indonesia. Namun, permasalahan upah minimum yang rendah menghadirkan tantangan yang berat terhadap aspirasi kawasan ini dalam mencapai kemakmuran ekonomi dan pembangunan sosial. Dengan mengembangkan pendekatan kolaboratif dan inklusif untuk mengatasi tantangan ini, Wonosobo dapat membuka peluang baru untuk tumbuh dan menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi generasi mendatang.
ADVERTISEMENT
Penulis : Shabirah Nur Shafa, Henri Adi Kurniawan, Rika Nurul Hidayati dan Grace Natalia Marpaung S.E.,M.Si