Konten dari Pengguna

FESTIVAL KELAS GURU KREATIF

Riki Wirahmawan
Sekolah Guru Indonesia
29 Agustus 2017 7:38 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Riki Wirahmawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di kelas guru berpenampilan monoton? Tidak ada apersepsi atau teknik timbul yang dipakai? Hmm… ada baiknya kita refleksi, melihat bagaimana kondisi siswa dengan penampilan kita yang monoton itu, dengan metode yang “pengumuman-pengumuan” itu. Rasa-rasanya tidak ada siswa yang tidak suka melihat penampilan nyentrik guru datang ke kelas.
ADVERTISEMENT
Bukankah salah satu cara agar pelajaran diingat siswa guru harus kreatif memainkan sistem limbic pada otak siswa? Memainkan emosi, kesan yang mampu diingat, menjadi jembatan berbekasnya pembelajaran dalam waktu yang lama.
Silahkan guru-guru coba bagaimana reaksi siswa saat kita datang ke kelas dengan persiapan dan penampilan seadanya dibanding saat kita berpenampilan matang dan menarik. Tentu pasti ada bedanya bukan? Sebagai guru yang transformative, tentu hal inilah yang harus dilakukan kita. Lantas dapat darimana ide untuk menjadi guru kreatif itu?
Sekolah Guru Indonesia, baru-baru ini tengah melakukan inovasi memberi ide kreatif untuk guru-guru semua. Dalam kegiatan yang bertajuk festival guru kreatif, guru-guru SGI XXI yang tengah dibina oleh sekolah guru Indonesia diberi challenge untuk berpenampilan “merdeka” sesuai dengan tokoh idolanya, tentu hal ini sarat makna, bagaimana seorang guru bisa memberikan insight bagi anak didiknya, kesenangan dalam pembelajaran, yang bertujuan tercapainya tujuan pembelajaran. Dalam berbagai penampilannya yang nyentrik, ada yang memerankan tokoh pahlawan, tokoh anime, tokoh dongeng, dll., guru-guru SGI XXI menghampiri civitas akademika yang ada di lingkungan Lembaga Pengembangan Insani untuk mendapatkan testimony mengenai bagaimana respon mereka terhadap guru yang berpenampilan seperti itu di kelasnya? Selain itu, guru-guru ini juga melakukan proses management kelas, belajar lebih dalam posisi guru sebagai fasilitator mengembangkan kelasnya lebih baik.
ADVERTISEMENT