Konten dari Pengguna

Teknologi menurut Orang Yunani

Riko Piliang
Assistant Professor of Philosophy of Science at Universitas Indraprasta PGRI, JakartaI [email protected]
22 Maret 2017 7:34 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Riko Piliang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kita sering dengar kata "teknologi". Bahkan, pada era orde baru, kata teknologi seolah meraksasa di Indonesia. Kini, kata ini bisa jadi lebih daripada sekadar meraksasa, yakni merajai manusia.
ADVERTISEMENT
Di era teknologi media sosial (social networking services) yang hari ini semakin marak, sudah tidak jelas lagi apakah kita (manusia) yang menciptakan teknologi, atau teknologi yang justru telah "menciptakan" manusia.
Untuk itu, kita harus tahu apa yang dimaksud dengan teknologi?
Mari kita pinjam dari cara berpikir orang Yunani Kuno dalam memahami teknologi.
Sederhananya, teknologi itu tidak muncul tiba-tiba di hadapan manusia. Harus ada yang menciptakan atau mewujudkannya, yaitu manusia. Dalam kosakata Yunani Kuno, aktivitas menghasilkan sesuatu, produk kesenian, kerajinan atau ketrampilan tangan, dan konvensi sosial disebut dengan kata "poiêsis".
Kata poiêsis ini bertalian erat dengan kata "techne". Techne berarti pengetahuan, ketrampilan, atau disiplin dalam menghasilkan sesuatu (poiêsis). Contohnya, kemampuan melakukan operasi bedah plastik adalah techne (pengetahuan, ketrampilan, atau disiplin) yang bertujuan untuk memperbaiki bentuk wajah agar terlihat lebih menarik. Aktivitas yang dilakukan dokter bedah plastik memperbaiki bentuk wajah manusia disebut dengan poiêsis. Pengetahuan, ketrampilan, atau disiplin yang dimiliki oleh seorang dokter bedah plastik dalam memperbaiki bentuk wajah disebut dengan techne.
ADVERTISEMENT
Artinya, bagi orang Yunani Kuno, kata techne juga mengandung unsur tujuan dan arti dari aktivitas ber-poiêsis. Pemahaman orang Yunani Kuno dan orang kekinian tentang techne sebenarnya tidak terlalu terlihat pergeserannya.
Contohnya, ketika menciptakan Facebook, Mark Zuckerberg sudah mencanangkan tujuan dan arti atau makna kehadiran aplikasi teknologi informasi berbasis web 2.0 itu, yaitu "to connect" (untuk menghubungkan). Zuckerberg berharap Facebook bermakna bagi manusia, agar setiap orang yang menjalin pertemanan (terhubung) dapat saling berbagi apa pun dengan mudah, cepat, murah, dan gratis.
Teknologi, jika dilihat dari cara berpikir orang Yunani Kuno, bersifat tidak netral (bebas nilai). Teknologi juga bersandarkan pada kebutuhan manusia. Artinya, orang-orang yang terlibat dalam teknologi tidak bisa luput dari memperhatikan tingkah laku manusia yang beraneka ragam.
ADVERTISEMENT
Untuk melengkapi pemahaman tentang teknologi dan kaitannya dengan manusia, kita perlu belajar filsafat teknologi. Pemahaman tentang aspek filosofis dari teknologi akan membantu kita terjaga dari hilangnya kontrol diri sebagai manusia. Pengetahuan tentang filsafat teknologi berguna agar tidak terpapar dari ekses-ekses yang membuat manusia kehilangan identitas personalnya (Feenberg, 2003).