Konten dari Pengguna

Memang Enggak Capek jadi Orang Perfeksionis?

Rima Maulana
Mahasiswa - S1 Pendidikan Kimia (Universitas Sebelas Maret)
20 Oktober 2022 9:03 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rima Maulana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi batu yang bisa berdiri seimbang dengan sempurna dari Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi batu yang bisa berdiri seimbang dengan sempurna dari Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Orang yang perfeksionis adalah orang-orang yang terlalu takut untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan ekspektasi mereka. Mereka memiliki ekspektasi yang tinggi bahkan sampai titik tidak realistis untuk bisa dilakukan, mereka bekerja keras dan terlalu keras kritiknya untuk dirinya sendiri, bahkan mereka bisa menyalahkan diri sendiri tiap ada kesalahan kecil yang terjadi.
ADVERTISEMENT
Sedikitnya ada enam ciri orang-orang yang termasuk golongan perfeksionis yang pertama mendingan mengerjakan semua all out atau enggak sama sekali. Orang-orang perfeksionis biasanya punya tujuan yang besar, goals yang besar dan bekerja keras untuk bisa merealisasikannya, tapi sayangnya mereka terlalu berfokus pada hasilnya sehingga kalau misalnya dalam prosesnya ada kendala atau bahkan ketika sampai akhir hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasi yang telah dibangun di awal dia bakal habis-habisan menyalahkan diri sendiri dan merasa gagal, bahkan sesuatu yang hampir sempurna saja itu enggak bisa memuaskan dirinya.
Kedua yaitu terlalu sering mengkritik diri sendiri, orang-orang yang perfeksionis yang punya sifat ini sering kali mengkritisi diri sendiri sampai dititik di mana mereka enggak mau melakukan apa-apa karena merasa dirinya kurang dan juga merasa dirinya selalu melakukan kesalahan, padahal mungkin kalau orang lain melihat kesalahan yang mereka buat bukan sesuatu yang harus disesali sampai sebegitunya.
ADVERTISEMENT
Ciri yang ketiga mereka mengejar tujuannya atau goals hidupnya karena ketakutan, berbeda dengan seseorang yang punya kemauan yang tinggi di mana dia biasanya mengejar suatu tujuan hidupnya ya karena mereka ingin mendapatkan tujuan itu, berbeda dengan orang yang perfeksionis mereka ingin mencapai tujuan itu karena ketakutan mereka akan kegagalan.
Ciri keempat mereka hanya fokus pada hasilnya sampai lupa menikmati proses yang dijalani, padahal mungkin dalam prosesnya ada banyak hal yang bisa dia syukuri dan ada banyak hal yang bisa dianggap sebagai kemenangan-kemenangan kecilnya, tapi karena dia fokus pada hasilnya mereka sampai lupa untuk menghargai setiap proses-proses itu dan cuman ingin melihat apakah hasilnya sesuai ekspektasinya atau enggak. Mereka lupa bahwa dalam prosesnya menuju sesuatu justru di situ yang membuat mereka bertumbuh bukan hasil yang membuat seorang manusia bertumbuh tapi prosesnya.
ADVERTISEMENT
Ciri yang kelima mereka bisa benar-benar sedih banget hanya karena tujuan mereka tidak tercapai, makannya orang-orang yang punya sifat perfeksionis ini susah banget untuk merasakan bahagia atau senang, karena mereka selalu ingin semuanya sempurna dan sesuai dengan ekspektasi mereka padahal ekspektasinya saja kadang tidak realistis jadi kadang sulit sekali membuat seorang perfeksionis ini merasa senang atau bahagia. Ciri yang terakhir adalah ketakutan akan kegagalan, ada dua perbedaan antara orang yang perfeksionis dan high achiever, kalau high achiever mereka tidak takut dengan kegagalan karena mereka paham justru dengan gagal itu mereka akan bertumbuh dan banyak belajar, berbeda dengan perfeksionis, orang-orang yang perfeksionis sangat takut dengan kegagalan karena mereka berpikir kalau sudah sekali gagal mereka enggak bisa melakukan hal lain dan tidak bisa memperbaiki di kesempatan lainnya jadi mereka susah banget memulai hal baru karena takut gagal tadi.
ADVERTISEMENT
Lalu apakah perfeksionis ini adalah sesuatu yang buruk? Kalau dilihat dari satu sisi betul akan lebih banyak dampak negatifnya yang bakalan kamu rasakan kalau kamu punya sifat perfeksionis ini tapi di satu sisi memang dengan adanya dorongan perfeksionis pekerjaan yang dilakukan seorang perfeksionis akan terlihat luar biasa karena begitu besar ekspektasi yang dia bikin tadi di awal, begitu besar tujuan yang ingin dia capai dengan standar yang tinggi.
Sedikit cerita dari aku yang dulunya mungkin tergolong enggak bisa dibilang perfeksionis juga tapi ada dimasa di mana aku terlalu takut melakukan kesalahan sampai akhirnya ada momen-momen di mana aku bikin lelucon pas lagi kumpul bareng teman yang enggak bisa bikin mereka ketawa atau momen-momen di mana aku sedang presentasi tapi ternyata aku merasa aku enggak sepenuhnya memahami materi yang aku sampaikan, perasaan aku sih bilang begitu, setelah kejadian itu aku sering banget overthinking tentang apakah bercandaan aku tadi memalukan, apakah presentasi aku tadi mudah dipahami yang kadang bikin aku susah bisa berteman dengan siapa pun lagi karena aku enggak lucu. Ya begitulah pikiran-pikiran negatif semacam itu.
ADVERTISEMENT
Hal lain tentang kesalahan yang aku pelajari adalah bahwa aku selalu punya kesempatan untuk memperbaiki kesalahan itu, ternyata kalau misalnya dikali ini aku salah masih ada kok kesempatan selanjutnya untuk memperbaiki hal itu dan ketika sadar bahwa ternyata jokes aku itu enggak lucu ya aku belajar supaya tidak hoax akan diri, mungkin ya bidang aku bukan untuk melawak tapi untuk memberikan sesuatu yang lebih serius atau sifatnya lebih bercerita saja bukan karena mau melucu karena itu memang bukan bidang aku. Dari kesalahan itu aku merasa banyak belajar dan bertumbuh dari situ, misalnya kalau aku ikut lomba dan aku menang, kalau aku mengerjakan soal dan dapat nilai seratus, dari situ aku tidak mendapatkan pelajaran apa-apa jadi ya oke pengumuman juaranya Rima ya cuman merasakan senang sesaat setelah pengumuman dan setelah itu langsung lupa bakal lupa sama kejadiannya terkadang proses untuk sampai bisa ada dititik itu pun aku lupa.
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya ternyata ketika kita melakukan kesalahan cepat atau lambat orang akan bakalan lupa, yang kedua ternyata ketika aku melakukan kesalahan aku masih bisa memperbaiki di kesempatan selanjutnya, kamu juga pasti bisa melakukan hal untuk memperbaiki kesalahan kamu sebelumnya dan yang ketiga ternyata berteman dengan kesalahan justru membuat kamu bisa belajar banyak hal dan menjadi manusia yang terus bertumbuh, paham bahwa kesalahan adalah hal yang sangat mungkin terjadi dan ketika benar-benar terjadi ingat saja kata Anna di film Frozen “Just to the next right think”.
Dari aku Rima, See you in the next topic and stay classy....