Konten dari Pengguna

Modal Nekat, Berpergian Jauh Versi Anak Strict Parents

Rima Maulana
Mahasiswa - S1 Pendidikan Kimia (Universitas Sebelas Maret)
18 Agustus 2024 17:56 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rima Maulana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hidup dipedesaan dan mulai pindah kepinggiran kota saat dibangku SMA yang notabenenya masih menggantungkan segala kebutuhan hidup kepada orang tua. Bisa dibilang saya ini anak strict parents yang kemana-mana harus didampingi orang tua, bahkan saat ada kerja kelompokpun masih diantar oleh bapak meski tempatnya masih sedesa.
ADVERTISEMENT
Obsesi menjalani hidup mandiri dan jauh dari rumah mungkin sudah mandarah daging sedari kecil dan gerbang awal ini dibuka ketika saya masuk di dunia perkuliahan. Beberapa kali mendaftar PTN dan akhirnya saya memutuskan untuk memilih berkuliah di UNS Surakarta, tidak terlalu jauh dari rumah karena hanya memerlukan waktu 2 jam kurang dari rumah saya yang ada di Semarang.
foto Stasiun Purwosari Surakarta, Ilustrasi : dokumen pribadi Rima Maulana
Kemandirian saja semakin terlatih ketika memutuskan untuk ngekost di Solo, kebutuhan sehari-hari yang biasanya sudah disiapkan oleh orang tua kini harus saya sendiri yang mengurusnya. Ini merupakan proses yang sedikit susah bagi saya karena saya termasuk orang yang sulit untuk beradaptasi di lingkungan baru.
Di bangku perkuliahan ini banyak sekali tempat yang ingin saya tuju, mungkin bisa dibilang ini balas dendam yang sifatnya halus dari hasil dari didikan orang tua saya yang tidak memperbolehkan anak-anak nya berpergian jauh dari rumah semenjak kecil.
ADVERTISEMENT
Bahkan saya memiliki wishlist beberapa kota besar yang ingin saya kunjungi diantaranya yaitu Bandung, Surabaya dan Jakarta. Berada di Surakarta termasuk sebuah keuntugan bagi saya karena kota ini cukup strategis jika ingin pergi ke jawa bagian barat maupun timur dengan dimudahkan oleh beragam transportasi yang ada disana.
Wishlist ini saya wujudkan dengan cara menabung dan hidup hemat selama masa perkuliahan, setelah itu mencari info dan kegiatan menarik yang diadakan di kota tersebut. Setelah memantapkan diri mau kemana dan mau ngapain, saya langsung membuat planning berpergian saat sudah libur semester.
Sebelum memenuhi wishlist tersebut, saya memulainya dengan mengunjungi beberapa tempat yang dekat dengan tempat tinggal saya. Mulai dari berkeliling Kota Surakarta diikuti dengan kunjungan ke Yogyakarta sekedar untuk bermain dan melepas penat selama berkuliah.
foto kegiatan kaderisasi Salman ITB di YogYogyakarta, ilustrasi : dokume pribadi Rima Maulana
Kota terjauh yang pernah saya kunjungi sendiri ialah Bandung, bukan untuk sekedar jalan-jalan karena saat itu saya sedang mengikuti kegiatan kaderisasi yang ada si Salman ITB untuk menjadi seorang aktivis. Perjalanan yang cukup lama dan melelahkan karena waktu itu saya merasa kurang persiapan dari segi transportasi, biasanya hanya perlu menempuh 8 jam dengan kereta tetapi saya tempuh 10 jam lebih menggunakan bis, karena saya baru mencari tiket di H-1.
ADVERTISEMENT
Saya mengusahakan sebisa mungkin berpergian dengan tujuan dan alasan yang jelas, seperti ketika saya ingin ke Surabaya untuk kegiatan volunteer. Belajar dari pengalaman sebelumnya persiapan ke Surabaya ini lebih ter-planning, karena sudah dipersiapkan 3 minggu sebelumnya.
foto Stasiun Gubeng Surabaya, Dokumen Pribadi : Rima Maulana
Namun masih ada saja kejadian yang muncul diluar rencana awal, seperti salah booking penginapan yang seharusnya hanya tinggal jalan kaki dari stasiun namun karena salah booking maka saya harus ngojek sekitar 40 menit dari stasiun. Alhasil rencana awal perlu diubah karena titik kumpul kegiatan volunteer otomatis lebih jauh, bersyukur semua masih bisa berjalan dengan lancar.
Di umur dewasa ini saya semakin sadar seberapa pentingnya traveling yang bukan hanya sekedar pergi ke tempat baru dan foto-foto untuk kebutuhan instastory, namun traveling lebih dari itu. Berpergian akan membuat memori baru yang bisa mengubah diri sendiri, mengubah cara kita melihat dunia dan mengubah perspektif kita tentang banyak hal.
ADVERTISEMENT
Semakin sering berpergian saya semakin sadar bahwa dunia itu luas sekali, banyak sekali hal yang belum saya tahu sebelumnya dan banyak banget ilmu yang belum saya pelajari.
Setiap saya berpergian sering sekali berkenalan dengan orang baru yang tiap orang tersebut memiliki ceritanya masing-masing. Selain akhirnya saya bisa merefleksikan diri sendiri dengan membuat hubungan sosial dengan mereka, ini membantu saya untuk lebih berempati kepada orang lain.
“Life is full of ups and down, but still we can find happiness inside it”
Dari perjalanan panjang selama berpergian beberapa kali saya menemukan hal-hal yang sebelumnya masih terpendam dalam diri ini, entah itu potensi, kelemahan dan kelebihan yang saya miliki selama ini. Sehingga saya bisa belajar untuk memahami betul esensi kehidupan seperti apa yang saya harapkan.
ADVERTISEMENT
Traveling memang cukup melelahkan karena harus mempersiapkan segala hal mulai dari keuangan, transportasi, penginapan, kebutuhan makan bahkan terkadang harus siap jalan kaki lumayan jauh sambil berpanas-panasan. Di lain sisi kita juga harus siap menghadapi kejadian-kejadian yang sering terjadi di luar rencana kita.
Bagiku traveling sangat membantu aku memperluas pandangan akan banyak hal. Berpergian sambil mengeksplore diri sendiri, pergi ke tempat yang belum pernah dikunjungi, bertemu dengan orang-orang baru, berkenalan dengan kultur dan budaya baru, semua itu adalah pengalaman berharga yang tidak bisa ditukar dengan apapun.