Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
200 Tahun Kebun Raya Bogor Menyelamatkan Flora Indonesia
18 Mei 2017 16:16 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Hari ini Kebun Raya Bogor genap berusia 200 tahun sejak pertama kali diresmikan pada 1817 sebagai kebun raya nasional pada masa penjajahan VOC, Belanda.
ADVERTISEMENT
Namun sejarah kebun raya ini ternyata jauh sebelum masa VOC, bahkan sebelum Raffles menemukan bunga bangkai di sana pada 1811.
Berdasarkan prasasti Batutulis Kerajaan Sunda yang berangka tahun 1455 Saka (1533 Masehi), area kebun raya ini sebelumnya termasuk dalam Samida (hutan buatan).
Namun kemudian hutan buatan yang dibangun di masa pemerintahan Prabu Siliwangi ini dibiarkan ketika Kerajaan Sunda dikalahkan Kesultanan Banten.
Kebun raya ini baru hidup kembali kemudian pada 1744 ketika Van der Capellen membangun rumah peristirahatannya di salah satu sudut area kebun raya.
Kekayaan kebun raya ini semakin diakui pada masa pemerintahan Thomas Stamford Raffles pada 1811 hingga 1816. Raffles dan istrinya menata kebun raya sebagai kebun untuk Istana Bogor.
ADVERTISEMENT
Kebun Raya Bogor kini menjadi salah satu daya tarik wisata, pusat pengembangan dan penelitian beragam jenis tanaman, dan merupakan kebun raya tertua di Asia Tenggara.
Kebun raya seluas 87 hektar ini dipenuhi oleh setidaknya 12.531 spesimen dari ribuan spesies dan marga serta dikelola oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Kebun Raya Bogor kemudian, mengiringi perkembangan ilmu pengetahuan, melahirkan beberapa lembaga penelitian seperti Bibliotheca Bogoriensis, Herbarium Bogoriense, Kebun Raya Cibodas, hingga Museum dan Laboratorium Zoologi.
ADVERTISEMENT