Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Strategi Tumbuh Kembang UMKM di Banyuwangi
11 September 2017 14:18 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
ADVERTISEMENT
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) semakin berkembang di Indonesia. Jika pada periode 2013-2014, rasio pewirausaha hanya sebesar 1,67 persen. Maka kini rasio pewirausaha mencapai 3,1 persen.
ADVERTISEMENT
Angka yang cukup kecil jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia 5 persen, China 10 persen, Singapura 7 persen, Jepang 11 persen maupun AS yang 12 persen. " Namun setidaknya sudah diatas batas minimal 2 persen dan itu akan terus berkembang," ujar Menkop dan UMK Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga dilansir laman depkop.go.id .
Salah satu pertumbuhannya terjadi di Banyuwangi.
Kabupaten ini telah dianugerahi penghargaan Satya Lencana Pembangunan dari Presiden atas berbagai program pengembangan koperasi dan UMKM di Banyuwangi pada 2014. Tahun sebelumnya, wilayah yang kini dipimpin oleh Abdullah Azwar Anas , juga meraih penghargaan Satya Lencana Wira Karya dan Bhakti Koperasi.
Jumlah pelaku UMKM di Banyuwangi, berdasarkan data BPS tahun 2015, berjumlah 269.267 dari total sekitar 1,6 juta jiwa penduduk.
ADVERTISEMENT
Dari jumlah itu, 90 persen didominasi pelaku usaha mikro dan kecil. Sedangkan 10 persen sisanya merupakan pelaku usaha menengah. Jumlah tersebut meningkat signifikan bila dibandingkan tahun 2011 yang hanya sejumlah 131 ribuan.
Sementara buku Banyuwangi Dalam Angka 2017 menyebut jumlah perusahaan berbadan hukum koperasi pada 2016 sebesar 196 unit, meningkat signifikan dibanding tahun 2013 yang hanya berjumlah 16.
Geliat pertumbuhan tersebut disebabkan berbagai upaya pendekatan yang telah dilakukan oleh pemerintah kabupaten. Mulai dari pendekatan keuangan hingga non-keuangan dilakukan.
Situs antarajatim.com melansir, bahwa Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Banyuwangi Alief Rachman menjelaskan, "Kami melakukan pengembangan dengan dua pendekatan, yaitu keuangan dan non-keuangan. Pendekatan keuangan terkait dukungan pembiayaan, baik dengan dana bergulir maupun perbankan. Pemkab Banyuwangi sudah menjalin kesepakatan dengan sejumlah bank untuk merelaksasi pembiayaan ke UMKM."
ADVERTISEMENT
Sementara pendekatan non-keuangan dilakukan dengan pelatihan dan pendampingan mulai dari manajemen keuangan, manajemen pemasaran, dan diversifikasi produk. "Termasuk kami dampingi untuk ciptakan nilai tambah produk. Misalnya, bagaimana UMKM perikanan bisa punya produk bakso ikan," ujarnya.
Bentuk-bentuk UMKM yang tercipta pun beragam, tak hanya bidang kerajinan tangan tapi juga termasuk jasa wisata dan wisata edukasi pertanian.
Selain itu, pada 2015 Diskop UMKM melakukan inovasi pengembangan bidang Koperasi dan UMKM di antaranya program Marketing Online (MOL) untuk memfasilitasi pelaku UKM dalam mempromosikan produk. Kita juga bisa melihat dan mencoba wadah pasar digital yang disediakan melalui www.banyuwangi-mall.com . Kamu bisa mencoba membeli produk-produk UMKM hasil kreasi warga Banyuwangi secara online.
Selain itu juga, fasilitas Report Online (ROL) untuk percepatan pelaporan perkembangan pengelolaan keuangan koperasi. Serta optimalisasi Pelayanan Klinik K-UMKM untuk pengembangan bisnis K-UMKM baik “In The Office” maupun “Mobile”.
ADVERTISEMENT
Secara nasional, kontribusi sektor UMKM meningkat dari 57,84 persen menjadi 60,34 persen pada 2016. UMKM menjadi salah satu cara untuk mengurangi jurang kemiskinan, memperkuat perekenomian negara, membuka lapangan pekerja baru, dan tentu saja meningkatkan pendapatan masyarakat kecil.
Semoga koperasi dan UMKM di masyarakat, secara nasional, bisa juga turut tumbuh berkembang.