Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Kualitas Udara Buruk dan Dampaknya bagi Penderita Asma
14 Agustus 2023 19:17 WIB
Tulisan dari Rina Susanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kualitas udara buruk dan asma. Sembilan tahun dan masih berlanjut, rutinitas sebagai macan ternak, mama cantik antar anak hehehe. Anak tertua baru masuk SMA, tugas antar sekolah beralih ke bapaknya sekalian berangkat kerja, saya mengantar anak kedua. Anak-anak sekolah dengan jalur bersebrangan, jika diibaratkan si kakak arah kiri, adik arah kanan. Kaka dan adik satu sekolah, dari SD hingga SMP, sekarang adik kelas 6, jadi sudah sembilan tahun saya melewati jalan yang sama mengantar anak-anak sekolah, jalan yang kami lalui bukan jalan utama perkotaan tapi jalan perkampungan dan perumahan, jalan yang dulu sepi seiring waktu, bertambah padat. Kadang masih takjub dengan perubahan ini, dulu melewati jalan ini bisa santai, semilir angin dan udara sejuk terasa karena kanan kiri perum vila pamulang yang sepanjang sungai angke itu pepohonan sekarang jika jam pergi dan pulang sekolah/kerja, padatnya minta ampun. Udara pagi pun mulai terasa pengap. Jadi sebenarnya tidak heran ketika kualitas udara buruk Jakarta disusul Tangerang Selatan mendapat peringkat terburuk nomor satu. Teman-teman yang bekerja di Jakarta pun mungkin merasakan hal yang sama malah lebih parah ya. Saat pagi kendaraan di Jakarta sangat padat.
Berdasarkan data QAir tahun 2022, Indonesia dinyatakan sebagai negara dengan polusi udara terburuk di dunia dan menduduki peringkat nomor 26. Dan pertengahan tahun ini polusi udara dinyatakan paling buruk bahkan ada momen 10 jam udara terburuk Juli 2023 di susul Tangerang Selatan, data ini berdasarkan aplikasi pemantau kualitas udara, Nafas Indonesia. Tanggal 6 Agustus 2023 tingkat polusi tidak sehat dengan Air Quality Index (AQI) berada di 161 dengan konsentrasi 8.4 kali nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO). Bahkan minggu pagi lalu kualitas udara Jakarta kembali menempati urutan 1 di dunia sebagai kota dengan kualitas udara terburuk.
ADVERTISEMENT
Keadaan ini tentu sangat berdampak bagi kesehatan. Bukan hanya anak-anak, orang dewasa pun jadi mudah terserang ISPA, infeksi saluran pernafasan atas. Orang tua yang memiliki anak asma khawatir, asma menjadi mudah kambuh.
Tidak bisa dipungkiri salah satu penyebab kualitas udara buruk ini adalah emisi kendaraan bermotor. Menurut data dari katadata.co.id jumlah kendaraan bermotor di Jakarta meningkat setiap tahunnya, tahun 2022 jumlah kendaraan bermotor mencapai 26,37 juta unit, tahun 2023 mungkin 27 juta unit. Jadi tidak heran jika kualitas udara Jakarta disusul Tangerang Selatan dan Tangerang sangat buruk. Musim kemarau memperburuk keadaan ini.
Kualitas udara buruk dan dampaknya bagi kesehatan
Beberapa waktu lalu membaca pernyataan Menteri kesehatan terkait kualitas udara buruk ini. “Ada sejumlah penyakit respirasi yang diakibatkan polusi udara dengan prevalensi tinggi. Polusi udara menyumbang 15-30%.”
ADVERTISEMENT
Sebagai ibu yang memiliki anak dengan riwayat asma, mulai khawatir. Jadi saya mulai membiasakan (lagi) anak-anak untuk menggunakan masker selama perjalanan sekolah karena kami berkendara dengan motor.
Berdasarkan Global Burden Diseases 2019 Diseases and Injuries Collaborators asma termasuk dalam lima penyakit respirasi penyebab kematian tertinggi di dunia, selain penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) pneumonia, kanker paru dan tuberkolosis. Dan faktor resiko polusi udara terhadap penyakit asma adalah 27,95%
Di Indonesia sendiri penyakit asma juga masuk ke dalam salah satu dari 10 penyebab kematian terbesar.
Mengendalikan penyakit asma
Penyakit asma tidak bisa disembuhkan tapi dapat dikendalikan dengan melakukan pola hidup CERDIK (cek kesehatan secara berkala, enyahkan asap rokok, rajin olahraga, istirahat cukup dan kelola stress dengan baik). Selain mengkonsumsi obat asma secara teratur dan mencegah terpapar hal-hal yang bisa menyebabkan kambuhnya serangan asma.
ADVERTISEMENT
Sayapun menerapkan saran dokter agar asma si kecil dapat dikendalikan seperti belajar berenang agar paru-parunya kuat, makan makanan bergizi, memastikan rumah bersih dari debu dan asap rokok. Alhamdulillah selama ini asmanya jarang kambuh tapi tetap sedia obat inhaler di rumah.
Menurut Kementerian Kesehatan, anggaran yang ditanggung untuk penyakit asma memiliki kecenderungan naik setiap tahun jika tidak terkendali dengan baik. Selama periode 2018-2022 pengobatan asma melalui BPJS kesehatan setidaknya telah menelan biaya anggran sebesar Rp 1.4 trilliun.
Menurut dr. Budhi Antariksa SpP (K) Ketua Pokja Asma dan PPOK dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)”Asma adalah penyakit penyempitan saluran nafas karena ada pencetusnya. Dari luar dari polusi udara, asap rokok hingga stress yang merupakan faktor yang harus dikontrol,” kata dr. Budi. Hal ini juga cukup mengkhawatirkan dimana prevalensi penyandang asma di Indonesia pertahun 2022 mencapai 7% atau 18 juta orang.
ADVERTISEMENT
Peran puskesmas bagi penderita asma
Penyakit asma merupakan bagian dari 144 diagnosa penyakit yang dapat ditangani di Puskesmas, sesuai dengan kompetensi dasar Dokter Umum. Penyakit asma masuk kedalam tingkat Kemampuan 4A dimana lulusan dokter mampu membuat diagnose klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas Dokter umum punya kompetensi, diagnose, bagaimana kontrol asma gejala hingga pemeriksaan,”ujarnya lagi.
Jadi jika memiliki asma jangan ragu untuk memeriksakan diri ke puskesmas jika memang tidak tertangani di puskesmas akan dirujuk ke rumah sakit dengan fasilitas lebih lengkap.
Daerah yang sudah memiliki program PESAT (Pelayanan Asma Terpadu) di 30 UPT Puskesmas di kota Bandung pasien asma bisa mendapatkan terapi obat serta pelayanan komprehensif meliputi edukasi, konsultasi, pengukuran ACT (Asma Control Test) dan pelayanan rujuk balik bagi peserta JKN.
ADVERTISEMENT
Masyarakat bisa mendatangi Puskesmas terdekat dan melapirkan KTP. Bagi peserta JKN harus membawa KTP dan kartu BPJS.
Puskesmas yang menerapkan program PESAT adalah Puskesmas Babakan Sari yang sudah menjalankannya sejak tahun 2019 lalu. Koordinator Penyakit Tidak Menular Puskesmas Babakan Sari dr Reisha Ghassani mengatakan bahwa adanya program ini memudahkan dalam penatalaksaan penyakit asma.
Referensi tulisan
QAir Indonesia data 2022
Artikel Kementrian Kesehatan RI Polusi udara sebabkan angka penyakit respirasi tinggi
Global Burden Deseases and Injury Coolaboratos Indonesia Data (2019)
katadata.co.id
Live Update