Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Cinta Melawan Adat: Menggali Kisah Ayah dan Keluarganya dalam Novel Bako
23 Juli 2024 13:49 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Rina Zulvia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penulis: Darman Moenir
Tahun Terbit: 1983
Nama Penerbit: PT Balai Pustaka (Persero)
ADVERTISEMENT
Jumlah Halaman: 104 Halaman
Nomor ISBN: 979-407-635-X
Sastra merupakan warisan budaya yang tak ternilai harganya. Sastra bukan sekadar kumpulan kata-kata, melainkan hasil dari kreativitas yang memancar dari lubuk hati dan pikiran manusia. Melalui bahasa, sastra menjadi sarana utama untuk menyampaikan pengalaman, baik yang nyata maupun yang imajiner. Di tengah dinamika kehidupan, sastra memegang peran yang tak tergantikan. Dengan kisah-kisah yang disampaikannya, sastra membuka pintu ke dalam kehidupan, memperluas wawasan, dan menawarkan sudut pandang baru terhadap realitas yang ada. Salah satu karya sastra yang akan saya bahas kali ini adalah novel.
Novel adalah karangan prosa panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya yang menonjolkan watak serta sifat setiap pelaku. Sebagai suatu karya sastra, novel menjadi cerminan suatu keadaan masyarakat. Novel yang akan saya analisis kali ini adalah novel yang berjudul “Bako” .
ADVERTISEMENT
‘Bako’ adalah sebuah novel karya Darman Moenir yang diterbitkan pada tahun 1983. Darman Moenir adalah seorang sastrawan Indonesia yang berasal dari Sumatera dan bermukim di Padang. Lahir di Sawah Tengah, Batu Sangka, Sumatera Barat, pada 27 Juli 1952. Ia mulai menulis di usia 18 tahun. Giat menulis puisi, cerpen, novel, esei, dan mengerjakan terjemahan. Karyanya yang paling terkenal yaitu novel yang berjudul ‘Bako’. Selain terkenal, novel ‘Bako’ yang ditulis oleh Darman Moenir juga memenangkan Hadiah Utama Sayembara Mengarang Roman DKJ pada tahun 1980. Novel ini mengangkat isu tentang pemberontakan tokoh Ayah terhadap tradisi perjodohan di tanah Minang. Namun novel ini pun mengisahkan tentang realitas sosial dan berbagai situasi yang dialami oleh keluarganya.
ADVERTISEMENT
Pemberontakan terhadap adat-istiadat di daerah Minangkabau terjadi karena adanya penolakan terhadap tradisi perjodohan yang ada di tanah Minang. Di mana seorang laki-laki harus menikah dan memiliki istri yang tinggal sekampung dengannya, hal tersebut merupakan tradisi turun-temurun dari generasi ke generasi pada sebuah keluarga di daerah tersebut. Pemberontakan yang dimaksudkan adalah perkawinan yang dilakukan oleh tokoh Ayah dengan janda yang berasal dari kampung lain. Perbuatan seperti itu dianggap aib bagi seorang pemuda bujangan yang berasal dari Minangkabau, dalam lingkungan keluarga Bako (saudara atau sanak famili dari keluarga ayahnya). Setelah menikah ia dikaruniai seorang anak bernama Man yang mengalami cacat fisik sejak kecil. Kaki kiri Man tidak bisa berjalan seperti orang normal.
ADVERTISEMENT
Novel ini menggambarkan konflik antara tradisi adat Minangkabau dan dorongan untuk mengikuti cinta sejati dan perubahan. Tokoh Ayah yang menolak perjodohan adat dan memilih menikahi seorang janda dari kampung lain menunjukkan pemberontakan terhadap norma-norma sosial yang kaku. Penulis menggambarkan benturan antara nilai-nilai tradisional dan modernitas melalui tindakan tokoh Ayah. Penolakan Ayah terhadap perjodohan adat dan pilihannya untuk menikahi seorang janda dari luar kampungnya merupakan simbol dari keinginan individu untuk bebas dari belenggu tradisi yang dianggap usang. Konflik ini menunjukkan bagaimana nilai-nilai tradisional sering kali bentrok dengan aspirasi modern, terutama dalam konteks cinta dan pernikahan. Ayah berusaha membuktikan bahwa aturan adat perlu ditinjau ulang dan diadaptasi sesuai dengan perkembangan zaman. Dampak dari tindakan Ayah terhadap masyarakat dan keluarganya menggambarkan bagaimana perubahan sosial dapat menyebabkan ketegangan, tetapi juga membawa potensi untuk kemajuan.
ADVERTISEMENT
Keluarga dalam novel ini digambarkan dengan realistis, menghadapi berbagai masalah seperti kesulitan ekonomi, tekanan sosial, dan gangguan kejiwaan. Novel ini memberikan gambaran yang mendalam tentang dinamika keluarga yang menghadapi berbagai tantangan bersama. Tokoh Ayah, sebagai kepala rumah tangga, menunjukkan optimisme dan kesabaran dalam menghadapi kesulitan ekonomi. Meskipun hidup dengan sederhana dan serba kekurangan, keluarga ini tetap berusaha menjaga keharmonisan dan saling mendukung. Hubungan antara Ayah, Ibu, dan Man menunjukkan bagaimana cinta dan solidaritas keluarga dapat menjadi sumber kekuatan dalam menghadapi tekanan sosial. Kesabaran dan ketabahan Ibu, meskipun menderita gangguan jiwa, menambah dimensi emosional yang mendalam dalam cerita ini.
Tokoh Man, yang memiliki keterbatasan fisik, berusaha membuktikan dirinya melalui pendidikan dan menulis. Perjuangan Man melawan keterbatasan fisiknya merupakan salah satu elemen inspiratif dalam novel ini. Meskipun menghadapi diskriminasi dan tantangan fisik, Man berhasil menemukan cara untuk mengejar pendidikan dan karir melalui menulis. Ini menunjukkan bahwa individu yang bertekad dapat mengatasi rintangan apa pun dengan kerja keras dan dedikasi. Kisah Man mengajarkan pembaca tentang pentingnya ketekunan dan keberanian untuk mengatasi segala bentuk adversitas. Prestasinya dalam bidang menulis menunjukkan bahwa bakat dan usaha keras dapat membuka jalan menuju keberhasilan, terlepas dari kondisi fisik seseorang.
ADVERTISEMENT
Ibu menderita gangguan jiwa sebagai akibat dari tekanan sosial dan lingkungan yang tidak bersahabat. Novel ini menggambarkan isu kesehatan mental dengan sangat mendalam. Gangguan jiwa yang diderita oleh Ibu disebabkan oleh tekanan sosial yang berat dan lingkungan yang tidak mendukung. Ini mencerminkan bagaimana stigma sosial terhadap gangguan jiwa dapat memperburuk kondisi individu yang menderitanya. Penulis menunjukkan bahwa Ibu tetap bersabar dan berusaha untuk menjalani hidupnya meskipun dengan gangguan jiwa. Analisis ini mengangkat pentingnya dukungan keluarga dan pemahaman masyarakat terhadap isu kesehatan mental. Dengan menyoroti perjuangan Ibu, novel ini berusaha untuk mengurangi stigma dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental.
Novel ini memberikan gambaran mendalam tentang budaya Minangkabau, termasuk struktur matrilineal dan adat istiadat. 'Bako' memberikan wawasan yang kaya tentang budaya Minangkabau, khususnya tentang bagaimana adat istiadat dan struktur matrilineal mempengaruhi kehidupan individu. Penulis menggambarkan tradisi perjodohan dan bagaimana adat ini menjadi sumber konflik bagi tokoh Ayah yang memilih untuk menentangnya. Dengan menggambarkan perjuangan tokoh-tokoh utama melawan adat yang kaku, novel ini menunjukkan dinamika antara tradisi dan modernitas serta bagaimana masyarakat dapat beradaptasi dengan perubahan tanpa kehilangan identitas budayanya.
ADVERTISEMENT
Melalui analisis ini, pembaca dapat memahami lebih dalam bagaimana Darman Moenir menyampaikan pesan-pesan sosial, budaya, dan emosional melalui cerita yang menggugah dan penuh makna dalam novel "Bako".
DAFTAR PUSTAKA
Moenir, Darman. (1983). Bako. Jakarta: PT Balai Pustaka (Persero)