Dibohongi saat Berbuat Baik Itu Tidak Apa-apa

Rina Anita Indiana
Universitas Bhayangkara Surabaya. Brevet ABC Perpajakan. Bersertifikat Konsultan Pajak B. Kuasa Pengadilan Pajak.
Konten dari Pengguna
19 September 2021 16:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
18
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rina Anita Indiana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber : Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
sumber : Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Suatu sore ada bapak tua bersepeda melintas di depan rumah saya. Saya yang sedang menyiram bunga di depan rumah dihampirinya.
ADVERTISEMENT
“Bu, barangkali mau pisang. Ini panenan sendiri,” Bapak itu menunjuk boncengan sepedanya yang ada karung tertutup.
“Berapa harganya, Pak?” Saya tentu saja menginginkan pisang itu dibuka dari karungnya dan ditunjukkan. Tapi bapak itu sudah mengemas erat karungnya dan ditali rafia dengan kencang. Tidak ada tanda-tanda pisang itu akan diturunkan dan ditunjukkan.
“Lima belas ribu saja, Bu. Saya buat beli obat. Beberapa hari ini terasa pusing.”
Wah, saya langsung merasa dilema. Takut kecewa dengan kualitas pisang yang dijual, tapi juga melihat bahwa bapak itu sedang membutuhkan uang untuk beli obat. Saya ingin menanyakan di mana anaknya, kenapa tidak pakai BPJS dan sebagainya. Namun saya urungkan. Ceritanya mungkin panjang.
Lima belas ribu saja, tidak apa-apalah. Tapi juga terpikir, bukan lima belas ribunya, tapi kecewanya.
ADVERTISEMENT
Saya mengangsurkan uang lima belas ribu dan bapak tua itu menurunkan pisangnya dari boncengan sepeda. Saya tidak ingin membuka ikatan karungnya. Nanti saja. Takutnya malah keadaan menjadi tidak enak karena barang yang dijualnya tidak sesuai harapan.
Setelah mengucapkan terima kasih bapak itu berlalu. Karung saya buka. Dan benar saja. Isinya diluar perkiraan…
Pisangnya sangat bagus dan ada tiga sisir. Seharusnya harganya paling murah tiga puluh ribu.
Kita seringkali terjebak pada ingatan pernah dibohongi, pernah dikecewakan. Kadang memunculkan sikap waspada yang berlebihan. Namun demikian, mungkin perlu memberikan batasan wajar sejauh mana kita harus memunculkan rasa curiga, dan kapan kita menerima saja tanpa prejudice.
Dibohongi saat berbuat baik itu tidak apa-apa. Anggap sebagai pelajaran saja. Tidak perlu menjadikannya penghalang untuk kebaikan kita selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Teruslah berbuat baik, karena kebaikan itu menular.