Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten dari Pengguna
Peran Bimbingan Konseling dalam Mengatasi Depresi Pada Remaja
31 Oktober 2024 13:29 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Rindhu K Lisandra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![ilustrasi depresi (sumber: https://images.pexels.com/photos/6096339/pexels-photo-6096339.png?auto=compress&cs=tinysrgb&w=1260&h=750&dpr=1)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jbgkxxsgnwy7vjwpnsfzn1e6.jpg)
ADVERTISEMENT
Depresi adalah suatu kondisi dimana seseorang yang mengalami emosional yang ditandai dengan adanya kesedihan dan perasaan yang tidak berarti dan memiliki rasa bersalah, menjauhkan diri dari lingkungan, kehilangan selera makan, tidak bisa tidur dengan tenang dan mengalami kegelisahan (Bintang & Mandagi, 2021). Depresi merupakan salah satu keadaan dimana seseorang mengalami masalah pada kesehatan mental yang sangat rentan dialami oleh usia remaja yaitu 15-14 tahun, depresi juga bukan hanya sekedar perasaan stres dan sedih seperti hal datang lalu pergi, tetapi depresi adalah sebuah keadaan yang serius di alami oleh seseorang yang mempengaruhi perilaku, emosi, cara berpikir seseorang serta sifatnya yang bisa saja permanen sehingga membutuhkan penanganan untuk mengatasinya (Azzahro & Sari, 2021). Menurut data dari Kementrian Kesehatan RI (2016), mengungkapkan ada sebanyak 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar dann 47,5 terkena skizofrenia. Sedangkan menurut Amerika Serikat menyatakan ada sebanyak 3,2 juta remaja yang berusia 12-17 tahun dalam 1 tahun terakhir pernah mengalami depresi mayor dan jumlah mewakili 13,3% dari populasi Amerika Serikat yang berusia 12-17 tahun (Azzahro & Sari, 2021). Dari penjelasan (Aisyaroh dkk., 2022) menjelaskan ada beberapa tanda gangguan mood yang memiliki beberapa gejala yaitu : a) efek depresi, b) kehilangan minat, c) kehilangan energi dimana dengan adanya tanda cepat lelah dan ada beberapa gejala tambahan seperti konsentrasi atau perhatian yang kurang, kepercayaan diri yang kurang, serta sering merasa bersalah dan tidak berguna. Menurut pandangan saya, depresi pada remaja adalah masalah serius yang perlu mendapat perhatian lebih. Di usia yang rentan seperti remaja, tekanan dari berbagai aspek, seperti akademik, pertemanan, dan media sosial, bisa membuat mereka lebih mudah merasa tertekan. Depresi bukan hanya sekedar perasaan sedih yang datang lalu pergi; ini adalah kondisi yang berpengaruh besar pada cara berpikir, emosi, dan perilaku seseorang. Karena itu, banyak remaja yang mengalami depresi memerlukan bantuan untuk mengatasinya, seperti konseling atau dukungan keluarga.
ADVERTISEMENT
Menurut (Jannah, 2017) yang mengutip dari Psikologi G. Stanley Hall “adolescence is a time of, storm and stress” , mengemukakan bahwa arti seorang remaja adalah masa yang penuh dengan “badai dan tekanan jiwa”, yaitu masa yang mengalami perubahan fisik, intelektual dan emosional yang terdapat pada seseorang yang menyebabkan kesedihan. Depresi bisa terjadi karena beberapa faktor yang terjadi seperti faktor genentik, biologis, lingkungan dan faktor psikologis (Dianovinina, 2018). Sedangkan menurut (Azari & Zururi, 2021) ada beberapa faktor yang berhubungan dengan terjadinya depresi, yaitu : a) Faktor fisik, dimana seorang mengalami perubahan biologis yang terjadi pada tubuh seseorang, seperti perubahan fungsi otal dan memiliki beberapa gangguan kesehatan, hal itu bisa menyebabkan seseorang remaja terkena depresi, b) Faktor psikologis, dalam hal ini perubahan tentang persepsi dan respon emosional terhadap situasi kehidupan, perasaan kehilangan, perasaan tidak berdaya, dan kecemasan terkait masa depan, c) Faktor sosial, faktor ini mengenai perubahan lingkungan sosial remaja, seperti kehilangnya orangtua, tidak dapat perhatian, dan perubahan peran sosial, d) Dukungan keluarga, hubungan yang tidak baik dengan anggota keluarga juga bisa membuat seseorang mengalami depresi, karena kurangnya dukungan emosional, sosial dan perhatian dari keluarga. Dari beberapa faktor di atas, dapat saya simpulkan bahwa depresi pada remaja merupakan hasil dari interaksi berbagai aspek dalam hidup mereka. Faktor genetik dan biologis, seperti perubahan fungsi otak dan kondisi kesehatan, bisa menjadi dasar munculnya depresi. Selain itu, faktor psikologis, seperti bagaimana remaja merespon stres, perasaan kehilangan, atau kekhawatiran tentang masa depan, juga berperan besar. Faktor sosial pun tidak bisa diabaikan, termasuk kurangnya perhatian atau dukungan dari lingkungan, dan perubahan dalam hubungan sosial. Terakhir, dukungan keluarga menjadi elemen kunci; hubungan yang kurang harmonis dan minimnya dukungan emosional dari keluarga dapat memperburuk kondisi mental remaja. Peran konseling sangat penting dalam membantu klien yang mengalami depresi, dari peran konseling ini seorang konselor dapat membantu klien untuk memberikan bantuan dalam menghadapi keadaan depresi yang sedang dialaminya.
ADVERTISEMENT
Disusun oleh: Rindhu K Lisandra dan Prof.Dr. Andayani, Mpd.Pd.