news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Demi Cina, Kiribati Memutuskan Hubungannya dengan Taiwan

Rini Afriliani
Mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Mulawarman
Konten dari Pengguna
21 November 2022 9:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rini Afriliani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Riini Afriliani
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Riini Afriliani
ADVERTISEMENT
Seperti yang diketahui Cina dan Taiwan telah terlibat dalam persaingan diplomatik yang lama. Persaingan ini bahkan sampai ke negara-negara kepulauan di Samudera Pasifik dimana Cina melakukan perluasan jangkauannya dalam proyek Belt Road Initiative (BRI). Selain itu, Cina memiliki kemampuan untuk mendukung diplomat di negara manapun di Pasifik Selatan, yang merupakan sumber daya penting yang mendukung persaingan dengan Taiwan. Dimana kebanyakan sekutu Taiwan berasal dari negara-negara kepulauan di Samudera Pasifik.
ADVERTISEMENT
Di kawasan Samudera Pasifik sendiri, negara-negara yang mendukung Taiwan secara diplomatis ialah Kiribati, Kepulauan Marshall, Nauru, Palau, Kepulauan Solomon, dan Tuvalu. Akan tetapi, pada September 2019 Kiribati memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan setelah Kepulauan Solomon yang lebih dulu memutuskan hubungan luar negerinya dengan Taiwan.
Presiden Kiribati Taneti Maamau yang memerintah di Kiribati sendiri memiliki arah kebijakan yang pro Cina dengan mengalihkan keberpihakannya dari Taiwan ke Cina yang secara masif ia tunjukkan dengan melakukan sejumlah kerjasama di berbagai sektor perekonomian Kiribati. Serangkaian kerjasama tersebut dimulai dengan dijalinnya hubungan diplomatik antara Kiribati-Cina pada 2019. Terutama setelah kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi pada 2019, usai pertemuan tersebut kedua belah pihak menghadiri acara penandatanganan dokumen kerja sama tentang kerja sama BRI, pencegahan dan mitigasi bencana, infrastruktur, pariwisata, penghidupan masyarakat, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Maamau sendiri memiliki visi Kiribati untuk 20 Tahun atau KV20 yang merupakan rencana jangka panjang dengan tujuan pembangunan infrastruktur di Kiribati. Dengan adanya bantuan dan kerjasama pembangunan dengan Cina melalui proyek BRI mereka berupaya untuk memenuhi kebutuhan nasionalnya melalui skema kerjasama di beberapa sektor ekonomi.
Dengan adanya kerjasama antara Kiribati-Cina ini, Taiwan merasa kecewa terhadap Kiribati sehingga ia mengeluarkan suara kekecewaan atas Kiribati setelah hubungan yang telah terjalin lama dan murni tersebut, kekecewaan ini dipertegas dengan penarikan dan penutupan kantor perwakilan Taiwan di Kiribati dan memanggil pulang semua diplomat yang berada di Kiribati.
Alasan dijalinnya kerjasama antara Kiribati-Cina sendiri di lakukan demi memenuhi kebutuhan ekonomi di Kiribati yang memiliki sumber daya terbatas sehingga memerlukan bantuan luar negeri demi menggerakan perekonomian di Kiribati. Sebelumnya, Kiribati sendiri telah berusaha untuk melakukan kerjasama dengan Taiwan dalam bentuk pembelian beberapa alat transportasi demi menunjang perekonomian di Kiribati, tetapi Taiwan tidak dapat menyetujui kerjasama tersebut karena Kiribati ingin melakukan kerjasama dengan bentuk bantuan dana berupa donasi sedangkan Taiwan menginginkan kerjasama tersebut berbentuk pinjaman lunak sejumlah uang kepada Kiribati. Sehingga Kiribati turut menolak tawaran Taiwan tersebut dan hal ini membuka peluang bagi Cina untuk memperluas pengaruhnya di Samudera Pasifik dengan melakukan kerjasama berupa donasi dan juga pembelian alat yang dibutuhkan oleh Kiribati.
ADVERTISEMENT