Baru Dibangun Tahun 2015, Jembatan Mandastana di Barito Kalsel Patah

18 Agustus 2017 9:37 WIB
Ilustrasi Jembatan (Foto: Picjumbo)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Jembatan (Foto: Picjumbo)
ADVERTISEMENT
Jembatan Mandastana, yang berada di wilayah Muara Puntik, Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, patah di bagian tengah.
ADVERTISEMENT
Peristiwa patahnya jembatan ini pertama kali dilaporkan oleh Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho di akun twitternya, 17 Agustus kemarin. Sutopo mengatakan, patahnya jembatan ini karena pondasi yang amblas.
Dilansir Antara, Kamis (17/8), jembatan beton ini patah pada Kamis siang sekitar pukul 11.30 WITA. Padahal menurut warga sekitar, jembatan tersebut baru beroperasi sejak 1,5 tahun yang lalu.
"Sebelumnya tidak ada tanda-tanda, jembatan tersebut bermasalah, saat dilewati juga tidak goyang, begitu juga tidak ada badan jalan yang retak. Tiba-tiba jembatan ini ambruk begitu saja," ujar seorang warga sekitar bernama Makmur.
Kepala Desa Bangkit Baru, Muhammad Alex menduga, jembatan ini patah karena pertemuan arus beberapa sungai yang mengalir di bawah jembatan. Karena hantaman arus yang terus menerus, menyebabkan pilar jembatan ini bergeser hingga ambruk. Tentu saja, ambruknya jembatan ini menyulitkan akses transportasi masyarakat 3 desa yang terhubung karena jembatan ini.
ADVERTISEMENT
Kepala Bidang Bina Marga Kabupaten Barito Kuala, Edy Supriadi mengatakan, saat ini pihak sedang mengumpulkan data terkait penyebab ambruknya jembatan tersebut. Saat ini pihaknya segera meminta bantuan Balai Jalan dan Jembatan Wilayah Kalimantan untuk meminta penilaian dan bantuan tenaga teknis ahli jembatan terkait ambruknya jembatan tersebut.
"Kami minta waktu untuk bisa menjawab penyebab ambruknya jembatan tersebut, dengan meminta pendapat ahli dari Balai Wilayah Jalan," jelasnya.
Menurut Edy, jembatan tersebut dibangun dengan dana alokasi khusus APBN perubahan 2015 dengan total dana Rp17,5 miliar. Pembangunan jembatan tersebut, tambah dia, mulai dilaksanakan sekitar Juli 2015 dan selesai dibangun bulan Februari 2016 oleh kontraktor PT Citra Bakumpai.
"Saat ini data tentang perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sudah ditangan kami, untuk segera kami serahkan ke pihak balai untuk dinilai, semoga bisa segera tahu hasilnya," katanya.
ADVERTISEMENT
Tentang adanya kesalahan dalam pembangunan dan lainnya yang dilakukan pihak kontraktor, Edy mengatakan, bahwa pihaknya belum berani memberikan pernyataan apapun, karena harus melihat penilaian di lapangan. Namun secara kasat mata, diduga ambruknya jembatan tersebut karena faktor alam. Hal itu bila dilihat dari kondisi penurunan pilar yang merata.
Terkait terputusnya akses jalan pasca ambruknya jembatan, Edy akan segera melakukan koordinasi dengan camat daerah setempat, agar segera membangun jembatan darurat dan jalan alternatif.