Berkenalan dengan Bule AS yang Membuat Kapal dari Semen di Cilincing

11 Agustus 2017 15:03 WIB
Nelson Lee dan "open source yacht" miliknya. (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Nelson Lee dan "open source yacht" miliknya. (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sebuah kapal terbuat dari semen sepanjang 10 meter dan tinggi 1,5 meter teronggok di tepi Kali Rawa Malang, Cilincing, Jakarta Utara. Tak jauh dari tempat itu, terlihat seorang bule bertelanjang dada yang sedang berteduh sambil memainkan ponsel pintarnya.
ADVERTISEMENT
Awalnya ia terlihat malas berbicara. Namun setelah ditanya, pria kurus berambut gondrong ini akhirnya mau menyebutkan namanya.
"Lee," katanya singkat, saat dikunjungi kumparan (kumparan.com) untuk yang kedua kalinya, Jumat (11/8).
Hari ini, Lee tampak lebih 'bersahabat' ketimbang hari sebelumnya saat pertama kali disambangi kumparan. Saat itu, Lee terlihat marah dan berusaha mengusir siapa pun yang ingin mendekati kapal miliknya.
Alat MCK milik Nelson Lee (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Alat MCK milik Nelson Lee (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
Hari ini Lee bahkan bersedia menjelaskan bahwa dirinya merupakan warga negara AS, sambil menunjukkan sebuah paspor bertanda 'United States of America'. Nama lengkap di paspor tertulis 'Nelson TW Lee'.
"Ini open source yacht," kata Lee saat ditanya nama dan jenis kapal yang terbuat dari semen tersebut. "Anda bisa menggunakan bahan-bahan bebas dari alam," kata Lee antusias.
"Open source yacht" milik Nelson Lee. (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
"Open source yacht" milik Nelson Lee. (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
Lee mengaku telah membuat kapal berlapis semen ini sejak 3 bulan lalu. Tujuannya tak lain karena dia ingin mengelilingi dunia. Saat ini dia ingin ke Papua Nugini dan Selandia Baru terlebih dahulu. Tidak jelas alasannya apa.
ADVERTISEMENT
"Ke Papua Nugini, setelah itu Selandia Baru," kata Lee.
Lantas, apa alasan Lee memilih keliling dunia dengan kapal?
"Saya takut terbang," kata Lee yang mengaku sebagai lulusan teknik di salah satu universitas negara bagian Texas, tanpa mau menjelaskan lebih lanjut, bagaimana dia bisa sampai di Indonesia. Lee berbicara tak jelas. Kadang dia bergumam sendiri, kemudian meracau.
Nelson Lee di tempat tinggalnya. (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Nelson Lee di tempat tinggalnya. (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
Dia tahu, tetangga dan warga sekitar menganggapnya bodoh, karena membuat kapal dari semen. Namun Lee tak peduli, dia optimistis kapal buatannya bisa dibawa berlayar keliling dunia.
"Saya tahu mereka menganggap saya bodoh, tapi bisa lihat di internet, kapal dari semen ada," kata Lee.
Saat ini, kapal tersebut teronggok begitu saja di pinggir pantai karena Lee masih harus menyelesaikan pemasangan fiber glass. Tapi dia mengaku tak menyukai bahan tersebut.
ADVERTISEMENT
Sisa uang milik Nelson Lee (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sisa uang milik Nelson Lee (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
"Itu bisa menyakitiku, jadi aku akan menunggu," kata Lee.
Keberadaan Lee di Kali Rawa Malang sudah diketahui warga Cilincing. Warga sekitar mengaku Lee kurang bersahabat dengan warga sekitar.
"Sejak kapalnya terbengkalai, dia jadi kasar," kata Supendi (43), yang merupakan nelayan di sekitar Rawa Malang.
Supendi menjelaskan pihak kepolisian setempat, serta pihak kecamatan pun sudah pernah mendatangi Lee. Namun sejak sekitar 3 bulan lalu mereka tak pernah lagi terlihat mengunjungi Lee.
"Udah enggak pernah datang lagi," kata Supendi. Ada dugaan, Lee menderita gangguan jiwa, karena sering terlihat berbicara sendiri. Kadang-kadang emosi sambil mengejar warga dan orang yang lewat.