Cerita Karyawan asal Bandung yang Ikut Seleksi Bakal Caleg PSI

12 November 2017 12:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ivan Prabumi peserta seleksi uji materi caleg PSI (Foto: Aria Pradana/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ivan Prabumi peserta seleksi uji materi caleg PSI (Foto: Aria Pradana/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kembali menggelar seleksi uji calon legislatif (caleg) gelombang kedua. Lokasi seleksi tersebut dilaksanakan di Kantor DPP PSI, Jalan Wahid Hasyim 194, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 43 orang dari latar belakang yang berbeda-beda mengikuti seleksi gelombang kedua kali ini pada Minggu (12/11). Salah satunya Ivan Pribumi (35), seorang karyawan swasta asal Bandung, Jawa Barat.
"Saya apatis dengan politik. Karena PSI, makanya saya mau mendaftarkan diri sebagai caleg," kata Ivan, Minggu (12/11).
Ivan memilih untuk jadi caleg PSI supaya kelak bisa bergabung di Komisi X DPR, yang membidangi pendidikan, pemuda, olahraga, pariwisata, kesenian, dan kebudayaan. Ivan mengaku sangat menyenangi bidang pariwisata dan industri kreatif.
"Saya memilih duduk di Komisi X DPR RI yakni yang mengurusi pariwisata, industri kreatif," kata Ivan saat menjelaskan alasannya.
Penguji bakal Caleg PSI. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penguji bakal Caleg PSI. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Ia menambahkan, alasannya tertarik untuk mendaftarkan diri sebagai caleg di PSI karena melihat kadernya yang bernama Tsamara Amany, berani memerangi korupsi hingga berseteru dengan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.
ADVERTISEMENT
"Sedangkal itu pemikiran saya, dan saya langsung buka website dan mendaftar online di website," imbuhnya.
Warga asal Bandung ini mengaku selama kurang lebih dua puluh menit mengikuti proses seleksi, ia memaparkan materi kepada dewan juri. Ia juga ditanya tentang pakta integritas, serta ditanya tentang gaji pribadi dan gaji dan tunjangan apabila menjadi anggota Dewan.
Selama proses wawancara tersebut, ia mengaku lebih mencurahkan isi hatinya kepada problematika yang terjadi di masyarakat Indonesia.
Dalam seleksi tersebut ada beberapa juri independen yang akan menguji kelayakan dari calon peserta. Mereka adalah mantan Wakil Ketua KPK Bibit Samad Rianto, aktivis pendidikan Henny Supolo, aktivis dan mantan komisoner Komnas Perempuan dan Anak Neng Dara Affiah, pengamat politik Djayadi Hanan, mantan hakim yang juga pakar hukum Asep Iwan Iriawan, advokat senior Tuti Hadiputranto, dan dosen Fakultas Komunikasi UI Ade Armando.
ADVERTISEMENT