Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Djarot: Pemprov DKI Akan Gratiskan Retribusi Makam Korban Mei 98
8 Mei 2017 18:07 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Wakil Gubernur DKI, Djarot Syaiful Hidayat, berjanji akan menggratiskan retribusi makam korban Mei 1998. Ia juga berjanji akan menyelesaikan retribusi tersebut pada bulan ini setelah data-data korban dan lokasi makam didapat.
ADVERTISEMENT
"Kalau untuk retribusi para korban tentu saja untuk kepastian makanya tadi saya minta nama-namanya siapa saja. Kemarin sudah kita bebasin," ujar Djarot saat menghadiri acara Peringatan Mei 1998 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Senin (8/5).
Setelah data-data korban masuk, pihaknya akan membuatkan SK Gubernur. Hal ini dilakukan agar keluarga korban mendapatkan kepastian pembebasan biaya retribusi makam korban selamanya.
"Sejak kemarin (gratis retribusi makam korban) waktu saya datang ke sini tahun lalu, saya kan ke sini. Jadi ada permintaan, habis dikaji kan kita rawat, langsung ditindaklanjuti kan sampai sekarang. Termasuk makamnya yang ambles," ujar Djarot yang mengaku juga menyediakan program pemberdayaan ekonomi bagi beberapa keluarga korban.
Djarot juga mengimbau agar jangan sampai tragedi-tragedi seperti tragedi Mei 1998 terulang kembali. Menurutnya, tragedi 1998 telah menodai sejarah perjalanan bangsa dengankonflik sosial yang sebetulnya dipicu oleh konflik politik sehingga menghasilkan banyak korban.
ADVERTISEMENT
"Korbannya itu bukan hanya jiwa, harta benda, tapi juga pelecehan seksual, terutama bagi kaum perempuan," ucap Djarot.
Ia juga berharap, tidak ada lagi isu-isu sara yang dipolitisasi termasuk pada pilkada 2018 mendatang.
"Saya tadi menyampaikan bahwa ini kita menjadi bangsa Indonesia yang seutuhnya, kalau sudah seutuhnya, betul tanpa memandang apa sukumu, apa agamamu, apa asal usulmu, sama semuanya. Kita sebagai bangsa Indonesia yang mempuanyai hak dan kewajiban yang sama. Sekali lagi jangan sampai terulang kejadian seperti Mei 1998 ini," pungkas Djarot.