Mahasiswa AS yang Sempat Ditahan Korut Derita Cedera Otak Parah

16 Juni 2017 8:16 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers dokter yang merawat Otto Warmbier. (Foto: REUTERS/Bryan Woolston)
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers dokter yang merawat Otto Warmbier. (Foto: REUTERS/Bryan Woolston)
ADVERTISEMENT
Otto Wamrbier, mahasiswa dari Universitas Virginia, akhirnya pulang ke kampung halamannya di Amerika Serikat, setelah 1,5 tahun ditahan di Korea Utara karena berusaha mencuri barang dengan slogan propaganda. Namun kepulangannya menyisakan duka bagi kedua orangtuanya, karena pria 22 tahun tersebut pulang dalam kondisi koma.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, Jumat (16/6), Dr Daniel Kanter, direktur medis di ICU Rumah Sakit Universitas Cincinnati dalam jumpa pers mengatakan bahwa Wamrbier menderita kerusakan otak yang parah dan dalam kondisi 'sadar namun tak dapat merespon'.
"Kondisinya stabil, namun tak menunjukkan tanda tanda memahami perkataan, merespon perintah verbal, dan lingkungan sekitarnya," ujar Kanter.
Konferensi pers dokter yang merawat Otto Warmbier. (Foto: REUTERS/Bryan Woolston)
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers dokter yang merawat Otto Warmbier. (Foto: REUTERS/Bryan Woolston)
Warmbier, yang berasal dari Wyoming, Ohio ini, telah koma sejak bulan Maret 2016, tak lama setelah pengadilan Korut menghukumnya untuk melakukan kerja paksa selama 15 tahun. Pria tersebut awalnya datang ke Korut untuk berlibur, namun akhirnya ditahan karena disebut mencoba mencuri slogan propaganda.
Pihak keluarga pun tampak terpukul dengan kondisi anak mereka. Sang ayah, Fred Warmbier, dalam konferensi pers terpisah mengatakan bahwa anaknya telah 'disiksa dan diteror secara brutal' oleh pemerintah Korea Utara. Dia mengatakan bahwa pihak keluarga tak sedikitpun mempercayai pernyataan pihak Korut yang mengatakan bahwa anak mereka koma setelah jatuh sakit karena botulisme (penyakit yang disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh bakteri bernama clostridium botulinum).
ADVERTISEMENT
Otto Warmbier dalam kondisi koma (Foto: AP Photo/John Minchillo)
zoom-in-whitePerbesar
Otto Warmbier dalam kondisi koma (Foto: AP Photo/John Minchillo)
Pihak medis AS mengatakan bahwa mereka tak menemukan tanda tanda adanya botulism dalam organ internal Warmbier. Kanter mengatakan bahwa Warmbier menderita 'kehilangan jaringan yang cukup luas di bagian otak', namun dia menolak menjelaskannya lebih lanjut atas permintaan keluarga.
Meski dokter tak dapat memastikan penyebab pasti yang menyebabkan pria tersebut koma, gagal jantung yang membuat darah berhenti mengalir ke otak disebut sebagai salah satu penyebab utama matinya jaringan otak.
Konferensi pers dokter yang merawat Otto Warmbier. (Foto: REUTERS/Bryan Woolston)
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers dokter yang merawat Otto Warmbier. (Foto: REUTERS/Bryan Woolston)
"Namun, gagal jantung pada orang yang masih muda dan sehat sangat langka terjadi, dan biasanya disebabkan oleh keracunan atau luka traumatis," ujar Dr Jordan Bonomo, spesialis bedah saraf dan neurokrit RS Universitas Cincinnati dalam jumpa pers.
ADVERTISEMENT
Walaupun pihak dokter tak memiliki informasi mengenai penanganan medis yang diterima Warmbier selama di Korut, mereka menerima gambar MRI dari Korut yang diambil pada bulan April 2016. Berdasarkan rekam medis tersebut, dokter memperkirakan cedera otak yang diderita telah terjadi beberapa minggu sebelumnya.
Dokter juga mengatakan bahwa tak ada bukti bahwa Warmbier mengalami patah tulang di bagian tubuhnya.