Polri Jamin Netral, Warga Daerah Lain Tak Perlu ke TPS di Jakarta

17 April 2017 13:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Boy Rafli Amar, Kadiv Humas Polri. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Menanggapi wacana mobilisasi massa terkait kegiatan Tamasya Al-Maidah pada Pilgub DKI Jakarta 19 April nanti, Polri berharap masyarakat bisa lebih jernih dalam bersikap. Masyarakat tak perlu repot mendatangi TPS, karena di sana sudah ada pengamanan dari petugas TPS, bahkan TNI/Polri.
ADVERTISEMENT
"Kegiatan itu hendaknya di pandang secara jernih ya. Kami informasikan, petugas-petugas di TPS itu kan sudah ada ya. Tolong dipercayakan saja, ada unsur polisi, unsur TNI, dan Linmas di sana. Kami jamin petugas kita akan objektif dan netral," ujar Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Boy Rafli Amar, di Kantor Divisi Humas Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (19/4).
Untuk diketahui, Tamasya Al-Maidah ditujukan untuk mengawal pemilihan karena ada ketidakpercayaan kepada petugas. Namun, Boy menjamin aparat akan bersikap netral dalam mengawal Pilgub nanti.
"Saya jamin 100 persen netralitas aparat. Petugas itu kepentingannya hanya mengawal agar pemilihan itu aman. Kita tidak di ring 1, tidak bermain di dalam ya. Tugas kita hanya memastikan aman," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Ia menilai Pilkada yang demokratis dapat dibuktikan dengan situasi yang bebas dari gangguan, ancaman, dan beban psikis. "Seharusnya yang ada adalah rasa percaya diri masyarakat untuk datang ke TPS lalu menentukan pilihan tanpa ada hal yang dikhawatirkan," tambahnya.
Polri menyayangkan jika ada gelombang massa dari luar Jakarta yang sengaja datang hanya untuk mengganggu keamanan dan ketertiban saat hari pencoblosan.
"Masyarakat dari luar sebaiknya membantu dengan menjaga suasana pemilihan berjalan tertib. Jika datang ke Jakarta tujuannya travelling, jalan-jalan ke Monas, Ancol, itu tidak masalah. Namun jika datang dalam konteks mengganggu Pilkada, itu tentu konteks yang tidak kita harapkan," terang Boy.
Ia juga menyayangkan adanya informasi-informasi di media sosial yang membangkitkan rasa kebencian, kemarahaan, dan hal negatif lainnya jelang Pilgub DKI.
ADVERTISEMENT
"Banyak di medsos yang beredar informasi bahwa ada upaya mengerahkan suasana sedemikian rupa, kami tahu upaya-upaya itu, kami coba untuk mengendalikan," ujarnya.
Ia mengapresiasi jika masyarakat tidak mudah terpancing dan terprovokasi dengan informasi yang tidak jelas.
"Kami mengajak kepada masyarakat, sebarkanlah informasi di medsos yang membuat masyarakat itu damai dan lebih jernih menghadapi demokrasi," tambahnya pula.
Polri menurutnya siap menindak tegas jika kemudian ditemukan tindakan melanggar hukum, baik dalam pergerakan massa maupun teror di media sosial.
"Kalau ada kegiatan yang melanggar hukum, maka pasti nanti ada tindakan hukum dari petugas, kita bisa lakukan penangkapan," imbuhnya.