Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Tak Kunjung Bertemu Anies, Massa Buruh Dorong Pagar Balai Kota
10 November 2017 14:47 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
ADVERTISEMENT
Massa yang tergabung dalam aliansi buruh, hingga siang ini masih belum diberikan kesempatan untuk bertemu dengan Gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menyampaikan kritik mereka atas penetapan UMP 2018 Rp 3,6 juta, di bawah tuntutan mereka Rp 3,9 juta.
ADVERTISEMENT
Kesal karena aspirasi mereka tak kunjung mendapat respons, massa mulai mendorong-dorong pagar Balai Kota DKI Jakarta, sambil bernyanyi dan berorasi.
"Anies-Sandi bohong, Anies Sandi bohong," begitu lirik nyanyian para pendemo yang berada di depan pagar Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (10/11).
Sambil bernyanyi, massa ikut mendorong-dorong pagar Balai Kota, yang saat itu tertutup rapat. Sontak, polisi yang berjaga di dalam Balai Kota, langsung menahan pagar agar tak roboh.
Beberapa saat kemudian, pagar Balai Kota dibuka. Namun belum ada perwakilan massa pendemo yang masuk ke dalam gedung Balai Kota DKI. Mereka memilih untuk berorasi, sambil mengutarakan kekecewaannya atas penetapan UMP DKI yang di bawah ekspektasi.
"Dengan ini kami nyatakan kami cabut dukungan, atas kontrak politik yang sudah dinyatakan," teriak seorang orator.
ADVERTISEMENT
Pada masa kampanye Pilgub DKI Jakarta awal April lalu, Anies-Sandi pernah menandatangani kontrak politik dengan Koalisi Buruh Jakarta di kantor DPP Partai Golkar. Sejumlah buruh membawa poster yang bertuliskan bahwa Anies-Sandi menolak upah murah yang selama ini diatur dalam PP 78/2015. Dituliskan juga, Anies-Sandi akan menetapkan upah layak bagi buruh Jakarta dengan menetapkan UMP Jakarta lebih tinggi.