Terowongan MRT Sudah Tersambung

23 Februari 2017 7:00 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Seorang petugas di kawasan proyek MRT. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang petugas di kawasan proyek MRT. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Jurus-jurus jitu yang dimainkan Antareja 1, Antareja 2, Mustikabumi 1, dan Mustikabumi 2 berakhir sudah. Per hari ini, Kamis (23/2), empat bor raksasa yang menerjang tanah di kedalaman 18-26 meter dari permukaan jalan itu purna tugas. Selamat beristirahat!
ADVERTISEMENT
Empat bor raksasa ini sudah bekerja sama membuat terowongan MRT sepanjang 6 KM membentang dari Patung Pemuda di ujung utara Jalan Sudirman hingga ke Bundaran HI. Pengerjaan pembuatan terowongan MRT ini membutuhkan waktu 17 bulan, dikerjakan tiada henti, siang dan malam.
Antareja 1 tercatat bekerja dengan waktu paling lama: 17 bulan. Mesin bor canggih ini mulai bekerja pada September 2015. Sementara Antareja II mulai dikerahkan November 2015. Dua bor ini mendapat tugas membuat terowongan sisi kanan dan sisi kiri dari Patung Pemuda (Stasiun Bundaran Senayan) hingga Stasiun Setiabudi.
Pembangunan MRT. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pembangunan MRT. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Sementara Mustikabumi I mulai bekerja pada Februari 2016 dan Mustikabumi 2 mulai dikerahkan April 2016. Kedua bor ini mendapat tugas membuat terowongan dari arah utara menuju selatan menerobos bawah tanah di sisi kanan dan sisi kiri dari Bundaran HI hingga Stasiun Setiabudi.
ADVERTISEMENT
Keempat mesin bor ini telah bertemu di Stasiun Setiabudi per 19 Februari. “Terowongan MRT sisi kanan dan sisi kiri kini sudah tersambung sempurna. Dan hari ini Presiden Jokowi akan meninjau terowongan di Stasiun Setiabudi,” kata Dirut MRT Jakarta William Sabandar kepada kumparan.
Infografis MRT Tahap Pertama (Foto: Ridho Robby/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Infografis MRT Tahap Pertama (Foto: Ridho Robby/kumparan)
“Pengerjaan kita habis ini adalah pemasangan rel,” kata William. Saat ini, rel-rel yang akan dipasang sudah tiba di Jakarta dan disimpan di gudang di daerah Kelapa Gading, Jakarta Timur. Rel-rel ini didatangkan dari Jepang. “Industri rel di Indonesia belum bisa memenuhi, sehingga kami ambil dari Jepang. Pemasangan rel butuh waktu 8 bulan,” kata William.
Selain memasang rel, MRT Jakarta juga akan terus memfinalisasi pembangunan stasiun-stasiun bawah tanah maupun stasiun-stasiun layang dari Lebakbulus hingga Stasiun Sisingamangaraja. Di setiap stasiun bawah tanah, selain ada ruang-ruang untuk akses penumpang masuk menuju MRT, juga dibangun ruang-ruang komersial. Stasiun Bundaran HI merupakan stasiun yang paling besar dengan panjang sekitar 420 meter dan lebar 22 meter.
ADVERTISEMENT
Pembangunan juga akan terus dilakukan di Stasiun Lebakbulus, yang nantinya juga akan menjadi pusat pengendalian MRT. “Lebakbulus nanti akan menjadi pusat pengendalian semua MRT. Kantor kami nanti juga akan berada di sana,” jelas William. Hingga saat ini proyek secara keseluruhan sudah mencapai 66 persen.
William juga mengungkapkan saat ini pihaknya juga sudah mulai mempersiapkan proyek MRT tahap II, yang akan memanjang dari bundaran HI ke Ancol Timur. “Sekarang kami masih membicarakan untuk mendapatkan pinjaman dana dari Jepang. Lahan-lahan juga kami siapkan. Semoga kita bisa ground breaking pada Februari 2019,” kata William.
Proyek MRT tahap II nanti terdiri pembangunan rel sepanjang 13,5 KM dan sejumlah stasiun. Sebagian proyek akan dibangun di bawah tanah, sebagian lainnya juga dibuat melayang.
ADVERTISEMENT
Seorang petugas di kawasan proyek MRT (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang petugas di kawasan proyek MRT (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)