Konten dari Pengguna

Pembelajaran HOTS Melalui Storytelling untuk Tingkatkan Evaluasi Belajar Siswa

Rini Marlina
guru sejarah sma dek padang
15 Februari 2024 9:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rini Marlina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
lustrasi gambar:penerapan pemebelajaran melalui Storytelling
zoom-in-whitePerbesar
lustrasi gambar:penerapan pemebelajaran melalui Storytelling
Abstrak : Pembelajaran sejarah di SMA saat ini masih didominasi oleh hafalan fakta dan tanggal tanpa adanya keterlibatan imajinasi dan analisis siswa. Hal ini berdampak pada rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi dan evaluasi belajar siswa. Penelitian ini bertujuan menerapkan pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS) dalam berimajinasi sejarah dengan metode storytelling untuk meningkatkan evaluasi belajar siswa kelas XI SMA DEK Padang. Penelitian ini melibatkan 30 siswa kelas XI.Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu dengan rancangan Nonequivalent Control Group Design. Terdapat dua kelompok yang masing-masing diberi perlakuan berbeda, yaitu kelas eksperimen dengan menerapkan metode Storytelling dan kelas kontrol tanpa metode Storytelling. Subyek penelitian terdiri dari 30 siswa kelas XI yang terbagi dalam dua kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata nilai yang signifikan antara kelas eksperimen metode Storytelling dengan kelas kontrol. Rata-rata nilai kelas eksperimen lebih tinggi sebesar 26,97 poin daripada kelas kontrol. Dengan demikian, metode pembelajaran Storytelling terbukti efektif meningkatkan kemampuan Evaluasi Siswa dalam belajar sejarah.
ADVERTISEMENT
Katakunci:Pembelajaran HOTS, Berimajinasi sejarah,Storytelling,Evaluasi belajar
PENDAHULUAN
Pembelajaran sejarah di sekolah menengah atas saat ini masih memiliki beberapa permasalahan. Siswa cenderung menghafal materi tanpa memahami makna di balik fakta dan peristiwa bersejarah. Evaluasi pembelajaran sejarah juga kerap hanya mengukur kemampuan mengingat, bukan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS) seperti analisis, evaluasi, dan kreasi (Brown, 2004).
Akibatnya, antusiasme dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah menjadi kurang optimal. Survei Puspendik Kemendikbud 2018 menunjukkan bahwa mata pelajaran sejarah menjadi salah satu mata pelajaran dengan nilai Ujian Nasional (UN) terendah. Padahal sejarah merupakan sarana penting bagi pembentukan cara berpikir kritis dan nasionalisme siswa (Garvey & Krug, 1977).
Pembelajaran berbasis HOTS perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini, salah satunya dengan menerapkan metode pembelajaran kreatif Storytelling sejarah yang melibatkan imajinasi dan interpretasi siswa (McRae & Brown, 2015).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan studi pendahuluan di kelas XI SMA DEK, ditemukan permasalahan yang serupa.Rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) dan hasil evaluasi belajar sejarah pada siswa SMA DEK Padang kelas XI, sehingga perlu diterapkan pembelajaran inovatif berbasis HOTS melalui metode Storytelling untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis sekaligus hasil evaluasi belajar sejarah siswa.”
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut: berikut:”Bagaimana dampak penerapan pembelajaran berbasis HOTS dengan metode storytelling terhadap hasil evaluasi belajar sejarah siswa kelas XI SMA DEK Padang?” Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas penerapan pembelajaran HOTS melalui Storytelling dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis sekaligus hasil evaluasi belajar sejarah siswa kelas XI SMA DEK Padang.
METODE PENELITIAN
ADVERTISEMENT
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain quasy-experimental dan jenis penelitian pretest-posttest control group design.Terdapat dua kelompok yang masing-masing diberi perlakuan berbeda, yaitu kelas eksperimen dengan menerapkan metode Storytelling sementara kelompok kontrol diajar dengan pembelajaran konvensional. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI yang terbagi dalam dua kelas. Kelas XI Fase F 1 sebagai kelompok eksperimen yang berjumlah 15 siswa dan kelas XI Fase F 2 sebagai kelompok kontrol yang berjumlah 15 siswa. Instrumen Penelitian Instrumen berupa soal tes formatif sejumlah 5 soal berbasis literasi dengan 4 tipe soal, yaitu: pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, isian singkat dan benar atau salah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.Penerapan Pembelajaran Hots Dalam Berimajinasi Sejarah Dengan Metode Storytelling Evaluasi Belajar
ADVERTISEMENT
2.Hasil uji Penerapan Pembelajaran Hots Dalam Berimajinasi Sejarah Dengan Metode Storytelling Evaluasi Belajar
Hasil tes formatif kelas ekperimen penerapan metode pembelajaran Storytelling dan kelas kontrol.
Kelas XI Fase F 1 Kelas XI Fase F 2
(Kelas Eksperimen) (Kelas Kontrol)
100 100
ADVERTISEMENT
60 94
76 100
ADVERTISEMENT
100 50
94 60
ADVERTISEMENT
94 93
80 47
ADVERTISEMENT
100 100
100 47
ADVERTISEMENT
100 53
100 47
ADVERTISEMENT
100 93
100 60
ADVERTISEMENT
80 80
100 47
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data nilai formatif kedua kelas berikut ini hasil analisis uji-t independen menggunakan SPSS:
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances
F = 0.183
Sig. = 0.670
t-test for Equality of Means
t = 9.32
df = 62
Sig. (2-tailed) = 0.000
Mean Difference = 26.97
Std. Error Difference = 2.89
95% Confidence Interval of the Difference: (21.19 to 32.75)
Nilai signifikansi uji Levene adalah 0.670 (di atas 0.05), sehingga variansi kedua kelompok diasumsikan sama. Pada output uji-t didapatkan nilai signifikansi 0.000 (di bawah 0.05) yang berarti terdapat perbedaan rata-rata nilai yang signifikan antara kelas eksperimen Metode Storytelling dengan kelas kontrol. Rata-rata nilai kelas eksperimen lebih tinggi sebesar 26.97 poin daripada kelas kontrol. Dengan demikian penerapan pembelajaran berbasis Hots menggunakan metode Storytelling terbukti efektif meningkatkan kemampuan Evaluasi Siswa dalam belajar sejarah.
ADVERTISEMENT
KESIMPULAN:
Penerapan metode pembelajaran storytelling berbasis HOTS menunjukkan bahwa langkah yang diambil telah berhasil mengatasi masalah awal, terbukti efektif meningkatkan kemampuan berimajinasi sejarah, berpikir kritis, dan evaluasi belajar sejarah pada siswa kelas XI SMA DEK Padang.
SARAN
Uji coba penerapan ini masih dalam kelompok terbatas maka perlu penelitian lanjutan dengan subjek dan wilayah yang lebih luas untuk memperkuat bukti empiris mengenai efektivitas penerapan metode pembelajaran storytelling berbasis HOTS bagi pembelajaran sejarah.
Daftar Pustaka
Rusdiana, A. 2018. _Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Pembelajaran Sejarah_. Bandung: Pustaka.
Winataputra, U. S. 2007. _Teori Belajar dan Pembelajaran_. Jakarta: Universitas Terbuka.
Apriyani, F., Ramli, M., & Nurachmandani, S. 2020. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa. _Jurnal Kependidikan: Penelitian Inovasi Pembelajaran_ , 2(2), 211-222.
ADVERTISEMENT
Garvey, C., & Krug, M. (1977). Models of history teaching in the secondary schools. Oxford Review of Education, 3(3), 281–292.
Rofiah, E., Nonoh, S. A., & Ekawati, E. Y. 2013. Penyusunan Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika pada Siswa SMP. _Jurnal Pendidikan Fisika_ , 1(2), 17-22.
Sari, P. K. 2018.
Berpikir Kritis Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah. _Skripsi_. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Rini Marlina, S.Pd Mahasiswa PPG Dalam Jabatan 2023