Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Dampak Perang Israel–Iran Terhadap Rantai Pasok Global Di Selat Hormuz
27 Desember 2024 18:47 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Rini Sarlita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Konflik yang melibatkan Israel dan Iran berpotensi menjadi salah satu titik balik dalam dinamika geopolitik kawasan Timur Tengah yang dapat membawa dampak luas bagi ekonomi global. Kedua negara ini, meskipun terpisah oleh sejumlah perbedaan politik dan ideologi, telah terlibat dalam ketegangan yang terus meningkat dalam beberapa dekade terakhir. Salah satu area yang sangat sensitif dan berisiko terdampak jika terjadi eskalasi adalah Selat Hormuz, sebuah jalur pelayaran yang sangat vital bagi perdagangan energi dunia.
ADVERTISEMENT
Selat Hormuz, yang menghubungkan Teluk Persia dengan Laut Oman dan Samudra Hindia, merupakan jalur utama bagi ekspor minyak dan gas alam, dengan sekitar sepertiga dari total pasokan minyak global melewati perairan ini setiap harinya. Sebagai salah satu titik kritis dalam rantai pasok energi internasional, ketegangan atau bahkan perang di kawasan ini bisa mengganggu aliran pasokan energi global yang sangat bergantung pada kelancaran perdagangan minyak dan gas.
Mengingat Iran memiliki pengaruh besar di kawasan tersebut, ancaman terhadap keamanan Selat Hormuz sering kali menjadi senjata politik yang digunakan oleh negara ini dalam menghadapi tekanan internasional.
Selat Hormuz Serta Peranannya dalam Ekonomi Global
Peran Selat Hormuz dalam ekonomi global adalah jalur pelayaran yang menghubungkan Teluk Persia dengan Laut Oman dan Samudra Hindia yang lebih dari 20 juta barel minyak per - hari sekitar 30% dari total perdagangan minyak global-melalui jalur ini.
ADVERTISEMENT
Negara-negara penghasil minyak utama seperti Arab Saudi, Iran, Irak, Kuwait, dan Uni Emirat Arab sangat bergantung pada jalur ini untuk mengekspor minyak ke pasar global, terutama ke negara-negara konsumen utama seperti China, India, Jepang, dan Eropa.
Dalam beberapa data China: mengimpor 10,5 juta bpd minyak (60% dari Timur Tengah), dengan 15%-20% dari Iran. India: mengimpor 4,6 juta bpd minyak (60%-65% dari Timur Tengah), dengan 18%-20% dari Iran. Jepang: mengimpor 3,2 juta bpd minyak (80%-85% dari Timur Tengah), dengan ketergantungan besar pada energi dari kawasan ini. Uni Eropa: mengimpor 11 juta bpd minyak (30%-40% dari Timur Tengah), dengan ketergantungan pada pasokan dari negara-negara seperti Arab Saudi dan UAE. Selain minyak, Selat Hormuz juga penting untuk ekspor gas alam cair (LNG), produk-produk kimia, dan barang-barang lainnya.
ADVERTISEMENT
Lalu ada beberapa Dampak Konflik Israel-Iran terhadap Rantai Pasok Global. Konflik antara Israel dan Iran, terutama jika melibatkan eskalasi militer di kawasan Teluk Persia, dapat menyebabkan beberapa dampak besar terhadap rantai pasok global:
a. Gangguan pada Aliran Minyak
Iran, yang memiliki pengaruh besar di kawasan Teluk, berpotensi mengancam jalur pelayaran di Selat Hormuz jika terjadi konfrontasi militer. Sejak lama, Iran telah menyatakan kemampuannya untuk menutup Selat Hormuz sebagai bentuk tekanan terhadap negara-negara Barat dan sekutunya. Jika Selat Hormuz ditutup atau diserang, maka pengiriman minyak global akan terhambat, yang dapat mengakibatkan lonjakan harga minyak dan kekurangan pasokan. Hal ini berisiko menambah ketegangan ekonomi global yang sudah dipengaruhi oleh ketidakpastian geopolitik dan perubahan iklim.
b. Krisis Energi Global
Krisis energi akan muncul dengan cepat jika pasokan energi dari negara-negara penghasil minyak utama terganggu. Negara-negara yang sangat bergantung pada impor minyak, seperti negara-negara Eropa dan Jepang, akan merasakan dampaknya secara langsung. Ketegangan ini juga dapat memperburuk inflasi energi, mengancam stabilitas ekonomi negara-negara berkembang yang sangat bergantung pada pasokan energi yang stabil dan terjangkau.
ADVERTISEMENT
c. Fluktuasi Harga Barang dan Jasa
Selain minyak, gangguan pasokan energi dan bahan baku lainnya yang lewat Selat Hormuz, seperti produk kimia, gas alam, dan produk manufaktur, dapat mengganggu pasokan barang-barang vital ke pasar global. Ini dapat menyebabkan kenaikan harga barang dan keterlambatan pengiriman produk, mempengaruhi industri dari manufaktur hingga teknologi dan barang konsumen.
d. Diversifikasi Rantai Pasok dan Dampak Jangka Panjang
Sebagai respons terhadap ketegangan yang meningkat, perusahaan-perusahaan besar kemungkinan akan mencari jalur pengiriman alternatif untuk menghindari gangguan di Selat Hormuz. Meskipun demikian, menciptakan infrastruktur pengiriman alternatif memerlukan waktu dan investasi besar, dan ketergantungan global terhadap jalur ini tidak bisa dihindari dalam waktu dekat. Rantai pasok global akan menghadapi tantangan besar dalam hal fleksibilitas dan efisiensi, yang berisiko meningkatkan biaya operasi dan merusak hubungan perdagangan internasional.
ADVERTISEMENT
Potensi Dampak pada Keamanan Energi dan Politik Global
Selain dampak ekonomi langsung, ketegangan yang berkepanjangan antara Israel dan Iran juga dapat mempengaruhi terhadap keamanan energi secara lebih luas. Negara-negara pengimpor energi utama, terutama yang sangat bergantung pada minyak dari Timur Tengah, akan meningkatkan upaya diplomasi dan militer mereka untuk melindungi pasokan energi mereka. Misalnya, Amerika Serikat dan negara-negara Eropa mungkin memperkuat kehadiran militer mereka di kawasan untuk menjamin kebebasan pelayaran dan memastikan jalur pasokan tetap aman.
Namun, ini dapat menambah ketegangan lebih lanjut di kawasan yang sudah sangat tegang. Jika ketegangan Israel-Iran merembet ke negara-negara lain di kawasan ini, ketidakstabilan yang lebih luas bisa terjadi. Negara-negara yang memiliki konflik internal, seperti Yaman atau Irak, bisa terpengaruh lebih jauh, sementara negara-negara yang terletak lebih jauh dari Timur Tengah, tetapi sangat bergantung pada energi, seperti India dan China, juga dapat menghadapi dampak serius dalam hal pasokan energi dan hubungan diplomatik.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Perang antara Israel dan Iran memiliki potensi untuk mengganggu rantai pasok energi global, terutama jika terjadi gangguan atau penutupan terhadap Selat Hormuz, yang merupakan jalur utama untuk pengiriman minyak dan gas alam dari Timur Tengah. Lonjakan harga energi akibat ketegangan di kawasan ini dapat memperburuk inflasi dan menambah tekanan pada ekonomi global, terutama bagi negara-negara yang sangat bergantung pada energi impor, seperti China, India, Jepang, dan Uni Eropa.
Meski banyak negara telah berupaya mendiversifikasi sumber pasokan energi mereka, gangguan jangka pendek dapat menyebabkan ketidakpastian yang lebih besar di pasar energi global, memperburuk ketidakstabilan ekonomi dan politik di seluruh dunia. Oleh karena itu, menjaga stabilitas politik di Timur Tengah dan mengurangi ketegangan di kawasan ini menjadi sangat penting untuk memastikan keamanan pasokan energi global di masa depan.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Kiani, K. (2023). "Iran’s Threats to Block Strait of Hormuz: Strategic and Economic Implications." International Journal of Middle Eastern Studies.
Zanganeh, B. (2022). "Geopolitical Consequences of Closure of the Strait of Hormuz." Global Energy Review.
International Energy Agency (IEA). (2022). "World Energy Outlook 2022." Retrieved from https://www.iea.org/reports/world-energy-outlook-2022.
Cevik, S. (2023). "The Impact of Geopolitical Instability in the Middle East on Global Supply Chains." Journal of Global Trade and Economics.
World Economic Forum (2024). "The Impact of the Middle East Conflict on Global Oil Prices." Retrieved from https://www.weforum.org/agenda/2024/01/impact-of-middle-east-conflict-oil-supply/.
International Energy Agency (IEA): Laporan tahunan tentang tren impor dan konsumsi energi global.
U.S. Energy Information Administration (EIA): Data terkait produksi, impor, dan konsumsi energi global.
ADVERTISEMENT