Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Gusar, Joker Akan Membuat Lelucon Lagi
31 Juli 2020 1:06 WIB
Tulisan dari Rinsan Tobing tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sudah dua bulan terakhir ini, Penghulu kampung itu tidak bisa tidur. Selama menjabat kepala desa, dia sangat teguh memegang prinsip bahwa pemimpin itu harus jujur. Memimpin itu yakni memberikan yang terbaik bagi rakyatnya. Penghulu kampung yang terkenal dengan keramahannya dan suaranya yang hemat itu sangat memperhatikan perut rakyatnya. Hatinya gusar. Ingin memperluas lahan pertanian di kampungnya untuk memastikan perut masyarakatnya tidak kempis karena kehabisan beras.
ADVERTISEMENT
Tidak tanggung-tanggung, pembantunya yang menjaga siskamling diberi mandat menjadi penanggung-jawab penciptaan sawah di kampung itu. Bahkan tangan kanannya yang harusnya berurusan dengan persawahan, dibiarkan saja. “Masalah perut itu masalah pertahanan kampung”, ujarnya di suatu pidato pada saat pelepasan bebek ke sawah sumbangan pengusaha besar dari kecamatan sebelah. Tangan kanannya itu sibuk memerintah pekerja memperluas sawah, sembari mencari pedang bekas buat pertahanan kampung.
Tapi hatinya gusar bukan main. Banyak urusan tidak beres. Sistem bekerja dari rumah dianggap sedang cuti. Kemarahannya tidak tertahan. Tetapi seperti biasa suaranya tidak keluar. Dia meledak di dalam, tetapi hanya hembusan angin yang keluar. Tetapi, meskipun demikian, untuk hal-hal yang tidak beres, Penghulu kampung itu suka menyebar ancaman. Surat Keputusan Pengangkatan Jabatan bisa dicabut tiba-tiba, jika tidak bekerja dengan benar.
ADVERTISEMENT
Benar saja. Setelah ancaman itu, tidak lama kemudian, seorang yang menggelapkan arisan kampung lebih dari 15 tahun lalu berhasil ditangkap di kampung nan-jauh. Pengemplang yang melarikan diri manakala hendak divonis di pengadilan kampung yang biasanya hanya dihadiri 3 orang petinggi desa yang kadang dipercaya kadang tidak.
Ternyata, itu bukan puncak dari kegusarannya. Ada hal yang benar-benar membuat dia seperti digaplok kiri-kanan bolak balik hingga tiga ribu kali. Seperti berjuta jarum diterpakan ke wajahnya. Bagaiamana tidak? Diupayakan untuk memperkuat KPKK – Komisi Pemberantasan Korupsi Kampung dan segala hal terkait hukum, dan dia sangat menjaga jarak dari hukum, tiba-tiba ada berita yang menghancurkan kesabarannya.
Joker kembali lagi ke kampung. Joker yang telah menginternasional itu, kembali ke kampung, keluar masuk kayak ingus yang menggantung di hidung anak kecil yang lagi kurang vitamin. Lancar tanpa halangan. Tidak ada yang mampu mengendus. Padahal Kartu Tanda Penduduk Kampung-nya telah lama digadaikan dan diganti menjadi Kartu Tanda Penduduk Kampung Sebelah. Lalu, seenaknya membuat Kartu Tanda Penduduk Kampung lagi hanya dengan waktu kilat dan cepat bak kelibatan cahaya diskotik yang menyakitkan mata. Dengan kepolosan dan keluguan wajahnya, berhasil juga muncul di kantor pengadil kampung tanpa tertangkap. Lalu, berhasil memesan ojek kampung untuk mengantarnya ke kampung seberang pulau. Sungguh ini yang membuatnya gusar kelas dewa.
ADVERTISEMENT
Tapi, ternyata tidak sampai situ ceritanya. Joker ternyata telah berhasil membuat lelucon bagi Penghulu kampung lain. Mereka tertawa terbahak-bahak dengan segala kelucuan yang terjadi di kampung yang dipimpinnya. Bagaimana tidak lucu? Kantor imigrasi kampung saja dilewati Joker dengan santai. Di kantor pengurusan identitas diri, Joker dilayani dengan sangat baik, bahkan kepada kantor itu yang menjemput berkasnya untuk diurus. Belum lagi di kantor pengadil itu. Joker masuk ke kantor yang seharusnya menangkapnya, tetapi lolos juga. Bahkan, yang lebih lucu lagi, beberapa petinggi pengaman kampung dengan bintang-bintang yang bertebaran di pundak pun mengawal Joker plesiran. Apa lagi yang lebih lucu dari kejadian ini.
Joker benar-benar mengalahkan pelawak stand-up komedi yang paling lucu seperti Raditya Dika. Ternyata belum berhenti disitu. Joker pun berhasil menghapus namanya, tentunya lewat tangan orang lain, dari daftar organisasi kerjasama polisi antar kampung. Nama yang harusnya tetap disana sampai orang tersebut ditangkap atau mati, malah bisa hilang. Ini benar-benar membuat Penghulu itu menjadi lelucon sejagat kampung-kampung lain, bahkan sampai kampung nun jauh di sana. Penghulu itu benar-benar marah dengan segala kelucuan ini.
ADVERTISEMENT
Kemarahannya yang tidak terdengar itu, akhirnya berbuah. Malam ini, kabarnya Joker tidak berkutik. Joker dijemput dari kampung tetangga. Bahkan Penghulu itu mengirimkan petingginya langsung untuk menjemput. Karena Joker bukan maling biasa. Dia bisa membuat banyak kepala kampung lain tertawa-tawa. Dia juga bisa menyulap segala perkara dengan mudah. Joker sudah berbaju oranye. Dia disambut layaknya bintang tenar. Sesuatu yang juga menggusarkan. Kenapa maling kelas kakap seperti Joker yang bisa melucu itu dijemput layaknya petinggi negara atau pesohor kelas wahid. Tapi, dengan kelucuannya itu, wajar saja Joker menjadi incaran para media dan awaknya.
Tim penjemput Joker telah melapor ke Penghulu jika misi telah selesai. Misi penjemputan tentunya. Joker telah tiba di terminal kampung dengan selamat. Pastinya, dia harus sehat dan selamat, untuk bisa dikorek segala tips dan trik malingnya agar bisa digunakan melawannya di pengadilan nanti. Tips dan trik menghadapi kantor urusan imigrasi. Tips dan trik menghadapi kantor kependudukan. Tips dan trik menghadapi kantor keamanan. Tips dan trik menghidupkan kewarganegaraan kampung yang telah membusuk. Masih banyak lagi tips dan trik yang harus dikorek dari Joker. Meskipun ada risiko dicontek pengagum Joker.
ADVERTISEMENT
Sepertinya, misi masih jauh dari selesai. Kemajuan masih sangat minim. Masih ada yang harus diurus. Uang kampung yang telah dicolong, apakah bisa dikembalikan? Selain itu ada hal lain yang menggusarkan dirinya, di tahun kedua bagian kedua kepemimpinannya di kampung ini.
Penghulu itu gusar, akankah Joker akan membuat lelucon lagi. Lelucon yang sama dengan tips dan trik yang sama. Bukankah sekarang sedang musim pilkatew – pemilihan kepala tingkat erte dan erwe. Pemilu di kampung itu, dengan model beauty contest dan sistem dinasti, pastinya membutuhkan modal yang kencang pun kuat. Joker, pastinya, masih dipandang sebagai orang yang punya uang banyak. Penghulu itu gusar, Joker akan membuat kelucuan lagi. Bisa-bisa Joker melucu lagi. Dia mendekati calon-calon erte, erwe dan orang-orangnya yang kebanyakan dari partai politik kampung.
ADVERTISEMENT
Dengan sistem yang demokratis, yang artinya apa pun bisa terjadi, Penghulu itu tetap gusar. Joker akan membuat lelucon lagi. Tips dan triknya seperti menemukan tempat dan momentum saat ini. Belum lagi wabah yang masih menghantam kampung, menyulitkan sumber daya kampung untuk mengurus banyak hal. Entah, dengan apa lagi kegusarannya ini akan disampaikan ke para pembantunya. Apakah dengan benar-benar mencabut surat pengangkatan mereka. Bisa jadi, tapi tidak menjamin. Benar-benar, kali ini bahkan setelah Joker tertangkap, tetap ada kegusaran jika Joker akan melucu lagi.