Konten dari Pengguna

Stop Bullying Di Kampus: Saatnya Mahasiswa Saling Mendukung

Riny Saragih
Riny Saragih mahasiswa Universitas Katolik Santo thomas Medan
15 November 2024 16:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Riny Saragih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi stop bully (sumber:https://pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi stop bully (sumber:https://pixabay.com)
ADVERTISEMENT
Di era sekarang banyak mahasiswa melakukan bullying terutama bagi remaja, Kita mengetahui ada beberapa banyak kampus yang menoleransikan bully terutama dalam hubungan senior-junior, dengan membangun mental atau mengajarkan nilai-nilai ketahanan. Tradisi seperti ini terkadang diwarnai tekanan verbal, penghinaan, atau bahkan tindakan fisik. Namun, cara-cara tersebut justru merusak mental dan merendahkan harga diri korban, yang bisa berujung pada trauma atau depresi karena tindakan bully.
ADVERTISEMENT
Selain itu, bullying di kampus juga dapat berbentuk tekanan sosial dalam kelompok pertemanan, seperti menjelekan seseorang yang berbeda pandangan atau gaya hidup. Lingkungan sosial yang tidak inklusif membuat mahasiswa merasa sendirian dan sulit menemukan tempat yang aman ketika di kampus.
Dampak bullying tidak hanya dialami oleh korban. Mereka mungkin menderita secara emosional, mengalami penurunan akademis, atau bahkan kehilangan motivasi untuk melanjutkan pendidikan. Perasaan tidak enak dan tidak dihargai dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, hingga keinginan untuk mendiamkan diri dari lingkungan kampus.
Bahkan, lingkungan kampus secara keseluruhan akan terdampak. Semakin banyak kasus bullying yang tidak ditindak oley kampus, maka semakin hilang kepercayaan mahasiswa terhadap institusi. Kampus menjadi tempat yang penuh ketakutan dari pada menjadi ruang yang aman untuk tumbuh dan berinovasi.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa juga perlu membangun kesadaran akan pentingnya kesehatan mental. Menghadiri seminar, diskusi, atau kegiatan kampus yang mengajarkan empati dan peduli terhadap sesama bisa menjadi langkah kecil namun berarti. Kesadaran akan pentingnya kesehatan mental membantu mahasiswa lebih peka terhadap kondisi orang lain dan menjauhkan mereka dari perilaku merendahkan.
Kesimpulan: STOP BULLYING Dengan ini kita harus menghentikan bullying, kita harus bisa membangun budaya kampus yang positif dan saling menghargai.
Penulis Adalah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Katolik Santo thomas medan