Konten dari Pengguna

Kenestapaan Hutan di Negeri Deforestasi

Rio Ananda Andriana
Seorang mahasiswa hukum di Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang tertarik dengan isu-isu lingkungan hidup dan sosial. Keseharian sebagai pembelajar dan pegiat lingkungan hidup.
22 Juni 2024 17:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rio Ananda Andriana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Deforestasi di Indonesia, Sumber: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Deforestasi di Indonesia, Sumber: Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hutan itu sangat penting bagi seluruh makhluk hidup. Bahkan, masyarakat adat Ammatoa di Sulawesi Selatan, mengibaratkan hutan sebagai ibu. Ungkapan hutan sebagai ibu memperkuat bagaimana eksistensi hutan sangat berarti bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Karena, hutan memberikan sumber kehidupan dan tempat untuk hidup berbagai makhluk hidup di dalamnya. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki hutan terluas di dunia dengan berbagai keanekaragaman hayati di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Namun, dengan hutan yang luas dan melimpahnya keanekaragaman hayati tersebut, sayangnya Indonesia tidak bisa mempertahankannya dan justru terus mereduksi luasan hutan dengan berbagai kegiatan deforestasi. Izin konsesi adalah salah satu penyebab utama dari deforestasi, izin ini banyak diberikan pemerintah untuk korporasi dalam menjalankan ekspansi terhadap hutan dengan tujuan dijadikan berbagai industri ekstraktif, seperti pertambangan dan perkebunan sawit dengan skala penggundulan hutan yang besar.
Hutan adalah Identitas Indonesia
Ilustrasi Hutan Indonesia, Sumber: Pexels
Hutan adalah anugerah yang diberikan oleh Tuhan bagi seluruh makhluk hidup di muka Bumi. Hutan memberikan segalanya bagi makhluk hidup, dari mulai sumber makanan, tempat berlindung, hingga salah satu sumber penghasil oksigen terbesar. Menurut data yang dilansir melalui databoks, luas hutan di Indonesia pada 2022 mencapai 102,53 juta hektar (ha). Dengan luas hutan yang mencapai jutaan hetare tersebut tentunya menjadi suatu kekayaan alam tersendiri yang dimiliki oleh Indonesia. Karena, di dalamnya mempunyai banyak flora dan fauna yang hidup saling berdampingan membentuk ekosistem yang beragam. Sejalan dengan hal tersebut, maka pantas jika Indonesia memiliki julukan megabiodiversity country. Hal tersebut, karena Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat bermacam-macam dengan jumlahnya yang mencapai ribuan.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, hutan adalah anugerah bagi bangsa Indonesia, sekaligus menjadi identitas bangsa. Bukan hanya flora dan fauna, tetapi masyarakat adat juga hidup di dalamnya yang senantiasa ikut menjaga dan melindungi hutan Indonesia. Dari dulu, kita yang hidup di perkotaan juga diajari, bahwa hutan harus dijaga dan dilindungi, maka seharusnya segala tindakan yang menghilangkan hutan itu tidak terjadi di indonesia.
Sayangnya, Hutan Kita Terus Menghilang
Ilustrasi Alihfungsi Hutan di Indonesia, Sumber: Pexels
Namun, sedihnya kasus deforestasi di Indonesia terus meningkat. Dilansir melalui betahita, luas hutan alam yang hilang di Indonesia sepanjang tahun 2023 adalah sebesar 257.384 hektar. Angka tersebut lebih besar dari angka tahun 2022 yang sebesar 230.760 hektar. Hutan di Pulau Kalimantan menjadi penyumbang terbesar deforestasi dan disusul oleh hutan di Pulau Papua. Deforestasi di Indonesia ini kebanyakan didominasi oleh area yang sudah dibebani izin konsesi oleh pemerintah, luas deforestasinya mencapai sekitar 121.728 hektar. Selain itu, hutan yang berada area konservasi juga cukup tinggi tingkat deforestasinya dengan deforestasi paling tinggi berada di kawasan suaka margasatwa yang mencapai 4.342 hektar, sungguh hal yang memprihatinkan, area konservasi seharusnya adalah area yang paling aman dan terlindungi dari deforestasi.
ADVERTISEMENT
Tampaknya deforestasi di Indonesia ini masih terus berjalan, sejalan dengan kebijakan dari pemerintah juga yang tidak pro terhadap perlindungan hutan. Bahkan, di pertengahan tahun 2024 ini, kita dihebohkan dengan tagar #AllEyesOnPapua, tagar ini adalah bentuk solidaritas dari masyarakat untuk mendukung masyarakat adat Awyu dalam mempertahankan hutan adat mereka dari ekspansi korporasi sawit, yaitu PT Indo Asiana Lestari (IAL) yang akan menguasai konsesi sebesar 36.094,4 ha atau setengah dari luas Jakarta. Bisa dibayangkan, jika izin konsesi ini diberikan, maka masyarakat adat tersebut tidak akan mempunyai tempat tinggal dan pastinya banyak biodiversitas juga yang hilang akibat alih fungsi hutan nantinya.
Hentikan Nestapa Bagi Hutan
Ilustrasi Pohon di Hutan Indonesia, Sumber: Pexels
Jika melihat dari data deforestasi di atas, maka benar jika pemerintah adalah aktor utama atas tereduksinya hutan di Indonesia dengan banyaknya izin konsesi yang diberikan. Hal ini tidak sejalan dengan amanat konstitusi, bahwa kekayaan alam seharusnya dipergunakan bagi kemakmuran rakyat, bukan justru bagi kemakmuran segelintir orang dan pejabat. Jika deforestasi ini terus terjadi, maka segala upaya dan komitmen Indonesia dalam menangani krisis iklim juga dikhianati. Efek buruk dari deforestasi ini luas dan akan terus menggelinding hingga ke masa yang akan datang. Pemerintah harus bisa lebih awas dalam memberikan izin konsesi dan menerapkan kebijakan yang tidak akan menimbulkan kenestapaan bagi hutan, flora & fauna, dan bagi masyarakat adat atau masyarakat yang hidup di hutan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus mengawal isu-isu yang berkaitan dengan deforestasi di Indonesia. Suara kita sangat penting untuk bisa membuka telinga pemerintah yang memegang kebijakan agar pro terhadap hutan di Indonesia. Dan yang terdekat mari kita terus bersolidaritas untuk masyarakat adat Awyu dan hutan di Papua.
Penulis
Rio Ananda Andriana