Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Keberadaan Monumen Gerbong Maut Serta Sejarahnya yang Memilukan
26 Desember 2023 10:04 WIB
Tulisan dari Rio Fernandes tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Keberadaan Monumen Gerbong Maut di Alun-Alun Bondowoso memberikan ciri khas tersendiri bagi siapa saja yang ingin pergi berkunjung ke kota Bondowoso. Letaknya yang strategis yakni berada tepat di depan kantor bupati Bondowoso membuat setiap pengendara motor ataupun mobil dapat melihat secara jelas penampakan dari monumen bersejarah ini.
ADVERTISEMENT
Bagi masyarakat Bondowoso, Monumen Gerbong Maut merupakan bukti sejarah dan saksi bisu terjadinya peristiwa penawanan beberapa masyarakat Bondowoso pada masa penjajahan Belanda.
Apabila dilihat secara historis munculnya peristiwa Gerbong Maut di latar belakangi peristiwa Agresi Militer I yang dilakukan oleh Belanda. Agresi Militer I dilancarkan ke kota-kota di Jawa dan Sumatera. Salah satu kota di wilayah di Jawa Timur yang terkena imbasnya adalah kota Bondowoso.
Menurut Yusmita, dkk dalam catatannya yang berjudul Sejarah Peristiwa Gerbong Maut di Bondowoso Tahun 1947 dalam Perspektif Pendidikan, menjelaskan alasan Belanda berkeinginan menduduki Bondowoso yakni letak wilayah Bondowoso yang strategis serta wilayahnya yang kaya akan produksi kopi.
Selama Belanda menduduki Bondowoso terdapat beberapa tindakan kekejaman yang dilakukan oleh pihak Belanda terhadap masyarakat pribumi di Bondowoso. Salah satu bukti dari tindakan kekejaman Belanda adalah peristiwa Gerbong Maut.
ADVERTISEMENT
Peristiwa Gerbong Maut terjadi ketika Belanda berhasil secara penuh menguasai wilayah Bondowoso. Tindakan yang dilakukan Belanda tersebut menyulut perlawanan pemuda Bondowoso. Salah satu tindakan perlawanan tersebut adalah tindakan penyerangan terhadap markas Belanda yakni VDMB (Velliglieds Dienst Marinier Brigade).
Tindakan penyerangan yang dilakukan pemuda Bondowoso tidak membuahkan hasil yang baik, para pemuda terpaksa mundur ke wilayah pegunungan di utara Bondowoso akibat kalah dalam pertempuran.
Kekalahan masyarakat Bondowoso direspon langsung oleh kolonial Belanda dengan menangkap beberapa masyarakat yang terlibat dalam organisasi-organisasi pergerakan nasional seperti TRI, Laskar dan Pergerakan-Pergerakan Bawah Tanah. Tindakan tersebut bermaksud untuk membersihkan orang-orang Indonesia yang dinilai membantu dalam kegiatan perlawanan gerilya di pedesaan.
Tindakan penangkapan oleh kolonial Belanda dilakukan secara besar-besaran sehingga sel-sel di Penjara Bondowoso tidak dapat mencukupi. Oleh karena itu, kolonial Belanda melakukan pemindahan tahanan ke Penjara Surabaya.
Pemindahan tahanan dilakukan pada tanggal 23 November 1947. Para tahanan mulai digiring ke Stasiun Bondowoso, tanpa diberi makanan ataupun minuman seluruh tahanan diperintahkan untuk masuk ke gerbong kereta yang telah disediakan.
ADVERTISEMENT
Selama perjalanan para tahanan dalam gerbong mulai mengalami kesengsaraan. Pada gerbong GR 10152 seluruh tahanan merasakan kepanasan akibat kondisi gerbong yang masih baru. Sesampainya di Stasiun Wonokromo seluruh tahanan di gerbong GR 10152 meninggal dunia akibat kelaparan dan kepanasan.
Peristiwa meninggalnya para tahanan dalam perjalanan dari Stasiun Bondowoso menuju Stasiun Surabaya inilah yang disebut sebagai peristiwa Gerbong Maut. Berdasarkan cerita historis tersebut memberikan gambaran mengenai kisah-kisah para pejuang terdahulu dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, dengan adanya Monumen Gerbong Maut dapat menjadi pengingat bagi kita supaya dapat menghargai jasa para pahlawan yang telah gugur.