Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Masa Orde Baru Lewat Drama 'Los Bagados De Los Pencos' Karya WS Rendra
16 November 2021 14:16 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Riri Adellia Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Jika kalian penikmat sejarah, namun mulai bosan dengan mempelajari sejarah dari buku. Kalian bisa banget nih untuk melihat sejarah dari menonton drama. Apakah bisa? Tentunya bisa.
ADVERTISEMENT
Drama merupakan representasi kehidupan manusia yang ditampilkan dalam wujud teater yang menekankan pada kekuatan unsur suara dan gerakan. Drama juga merupakan suatu kesenian yang melukiskan sifat atau sikap manusia dan harus melahirkan kehendak manusia dengan aksi dan perilaku. Sudah banyak sejarah Indonesia yang ditampilkan melalui drama, salah satunya adalah sejarah Orde Baru yang ditampilkan melalui drama Los Bagados De Los Pencos karya WS Rendra.
Masa Orde Baru merupakan masa yang dipimpin oleh Presiden Soeharto selama 32 tahun menjabat sebagai presiden, setelah menggantikan posisi Bapak Soekarno. Masa ini dimulai ketika munculnya surat perintah pada tanggal 11 Maret 1996. Dalam pemerintahan Presiden Soeharto, telah muncul berbagai macam dinamika yang terjadi di dalamnya, salah satunya adalah kesenjangan sosial. Kesenjangan sosial adalah sebuah fenomena yang terjadi dalam masyarakat itu sendiri, yang mengalami ketidaksamaan sosial dalam masyarakat secara mencolok, sehingga memunculkan perbedaan yang tidak seimbang. Pada masa Orde Baru telah muncul berbagai kesenjangan sosial, yaitu perbedaan dari segi orang berjabat dan tidak berjabat (status sosial), kenaikan harga bahan makanan pokok, tuntutan gaji, dan lain-lainnya.
ADVERTISEMENT
Penggambaran tentang kesenjangan sosial pada masa Orde Baru bisa kita lihat melalui drama. Ada berbagai drama yang menceritakan tentang dinamika sosial masa orde baru, salah satunya drama “Los Bagados De Los Pencos” karya WS Rendra.
WS Rendra merupakan seorang sastrawan kelahiran 7 November 1935, Surakarta, Jawa Tengah. Sebagian karyanya ini mempunyai ciri khas yaitu mengambil tema sosial bertujuan untuk menyampaikan aspirasi dan bentuk protes kepada pemerintah, serta mempunyai pengaruh besar terhadap sastra Indonesia. Salah satu dramanya yaitu drama “Los Bagados De Los Pencos”.
Drama “Los Bagados De Los Pencos” karya WS Rendra ini berasal dari bahasa Portugis yang bermakna kemakmuran dan kedamaian. Drama ini menarik karena selain menggambarkan situasi masa Orde Baru yang terjadi pada masa Presiden Soeharto, drama ini juga merupakan salah satu bentuk kritik pemerintahan kepada Presiden Soeharto yang membuat situasi masyarakat Indonesia mengalami kesenjangan sosial. Kebebasan berpendapat yang tidak bisa dilakukan secara bebas, isu keruhnya situasi pemerintahan, hingga masyarakat tidak bisa melawan karena mereka takut dibunuh secara diam-diam. Semua peristiwa tersebut dijelaskan dalam drama ini.
ADVERTISEMENT
Bagaimana Penggambaran Kesenjangan Sosial dalam Naskah Los Bagados De Los Pencos Karya WS Rendra?
Pada hasil pengamatan saya ketika menonton pertunjukan drama tentang naskah Los Bagados de Los Pencos karya WS. Rendra di saat pertunjukan pestarama 6 yang diadakan oleh jurusan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Banyak sekali pemahaman baru tentang kejamnya kesenjangan sosial di dalamnya. Drama tersebut menjelaskan tentang bagaimana kesenjangan sosial yang terjadi pada masa itu, yaitu tentang kedudukan mereka yang tidak sama dengan orang-orang yang berjabat, kesejahteraan gaji mereka tidak bisa memenuhi sandang dan pangan mereka. Hal tersebut dapat dilihat pada dialog Azwar:
“Mereka menuntut persamaan hak-hak, agar supaya kedudukan mereka di samakan dengan para dokter di dalam rumah sakit jiwa ini. Duduk sama rata berdiri sama tinggi. Konon mereka juga menuntut perbaikan gizi”. (dialog ke 10 )
ADVERTISEMENT
Dalam dialog ini, digambarkan suatu kesenjangan sosial yang di mana bahwa semua masyarakat harus mendapatkan hak yang sesuai dengan keinginan mereka, seperti slogan sosialisme yaitu “sama rata, sama rasa”.
Adegan lainnya yang saya amati adalah, saat di mana pasien rumah sakit jiwa berdemo, karena kesenjangan sosial yang mencolok dalam kehidupan mereka. Kesenjangan sosial dalam hal ini adalah kesenjangan dari segi makanan pokok dan tidak bisa berpendapat sesuai bebas. Hal ini digambarkan dalam dialog Emha dan Dr. Rendra, yang menganggap bahwa makan bulgur menurut Dr. Rendra itu mengandung gizi yang tinggi, namun bulgur sendiri adalah suatu bahan makanan yang tidak mempunyai karbohidrat dan sisa dari gandum, yang dimakan oleh masyarakat saat itu sekitar tahun 1969. Selain makanan pokok, penggambaran kesenjangan sosial adalah kebebasan berpendapat yang digambarkan dalam dialog Linus:
ADVERTISEMENT
“Dokter Rendra! Kami mohon dengan hormat, dengan amat sangat, agar kekuasaan rumah sakit ini anda serahkan kepada kami segera. Kekuasaan dan pimpinan rumah sakit ini harus dipilih lewat pemilu, lima tahun sekali. Terapkan Pancasila dan UUD 1945 diterapkan di sini.” (dialog ke 31)
Dapat disimpulkan bahwa dalam kehidupan bermasyarakat haruslah menerapkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945, namun kenyataannya nilai tersebut tidak diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga masyarakat menjadi cemas untuk berpendapat. Pada pementasan tersebut juga menjelaskan tentang proses tergulingnya Pemerintahan Soeharto, yang dilakukan oleh masyarakat dengan cara berdemo. Hingga akhirnya membuat Presiden Soeharto resmi terlengserkan dari kursi jabatannya sebagai Kepala Negara Indonesia saat itu.
Melalui drama ini, kita bisa mengetahui situasi kesenjangan sosial yang terjadi pada masa Orde Baru. Sehingga dapat saya simpulkan banyak sekali makna yang dapat kita ambil dalam menonton drama. Di mana saat pertunjukan berlangsung bukan hanya menonton saja yang kita rasakan, akan tetapi dapat dipahami dan dirasakan bagaimana penggambaran suatu kejadian sejarah yang dilukiskan melalui sebuah naskah dan ditampilkan melalui drama.
ADVERTISEMENT
Sumber:
https://youtu.be/H-bvuucD4Mk (Pertunjukan drama Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)