Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Peran Pondok Pesantren Untuk Generasi Millenial
11 Juli 2023 19:44 WIB
Tulisan dari Ririn Dwi Prabandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di era millenial saat ini, banyak orang tua yang lebih memilih anaknya untuk masuk ke dalam sebuah Pondok Pesantren di banding dengan sekolah luar, karena pesantren menggunakan kurikulum tersendiri yang berfokus pada pendidikan agama Islam. Walaupun sebenarnya memang jika belajar di pondok pesantren itu, anak harus memiliki kemandirian yang kuat, karena harus jauh dari pantauan kedua orang tua. Dengan memondokkan anak tersebut, para orang tua sebenarnya memiliki tujuan agar anaknya ini bisa memperoleh ilmu agama lebih luas lagi, selain itu anak juga bisa lebih terjaga dari lingkungan bebas di dunia luar, dan orang tua pun juga berkeinginan anaknya ini bisa memiliki akhlak yang mulia dan bisa menjadi anak yang berguna bagi masa depannya nanti.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya perkembangan ilmu teknologi yang semakin canggih mendorong santri untuk mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan waktu yang relatif singkat. Untuk tetap selalu bisa mempertahankan eksistensinya dalam kehidupan modern tanpa harus kehilangan jati diri, maka pesantren harus bisa mengonstruksi kembali sistem pendidikan dengan cara merumuskan kurikulum pendidikan yang komprehensif dan terpadu (Zuhri, 1999). Hal ini bisa bertujuan agar pesantren tidak hanya berorientasi pada ranah duniawi saja, tetapi juga untuk bekal di akhirat kelak. Setiap santri diharapkan mampu cerdas secara individu namun juga sosial serta spiritual sehingga mampu menyeimbangkan antara ibadah horizontal sama manusia dan juga secara vertikal dengan Tuhan yang maha kuasa.
Pada umumnya, ruang lingkup didalam pondok pesantren ini bisa menciptakan peningkatan karakter pada anak, karena pondok pesantren adalah sebagai tempat ataupun sarana untuk menimba ilmu agama Islam, di bawah naungan atau bimbingan dari seorang guru atau bisa kita kenal dengan sebutan seorang kyai.
ADVERTISEMENT
Pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari di Pondok Pesantren anak-anak diajarkan untuk hidup lebih sederhana, dengan makan-makanan seadanya dan lingkungan apa adanya. Dengan hidup di lingkungan pondok pesantren, kita diajarkan mengenai adab terhadap orang yang lebih tua dari kita, dan kita juga diajarkan agar bisa lebih mengenal ataupun berinteraksi lebih banyak terhadap orang lain.
Dengan demikian, pondok pesantren ini selain menjadikan untuk memperdalam ilmu agama, Pesantren ini juga berperan dalam lembaga sosial masyarakat yang menciptakan masyarakat yang berakhlak mulia serta menciptakan masyarakat yang religius dan memiliki pedoman untuk senantiasa beriman kepada Allah SWT.
Di kehidupan era milenial saat ini, para orang tua lebih meyakinkan anaknya untuk memondokan ke dalam pondok pesantren, karena hanya di pesantren lah yang nantinya akan menjadikan pondasi agar anak bisa meningkatkan nilai karakter, menjaga akhlak, serta adab dengan baik. Dengan masuk ke dunia pesantren, bisa dijadikan sebagai rumah kedua kita, mungkin jika di pondok pesantren tidak bisa merasakan kasih sayang langsung dari orang tua kita, akan tetapi di dalam pondok pesantren ada yang bisa dijadikan sebagai orang tua kedua kita selama berada di sana, yaitu para guru di madrasah, ataupun para ustad dan ustazah.
ADVERTISEMENT
Dengan memiliki karakter kemandirian pada jati diri seorang santri tersebut dapat tercermin dalam kegiatan sehari-hari santri, sehingga bisa membiasakan dirinya untuk bisa memenuhi kebutuhannya sendiri, tanpa bantuan dari kedua orang tua. Dengan belajar di pondok pesantren, anak bisa melatih jiwa kemandirian diri jika jauh dari kedua orang tua. Selain itu bisa lebih memaksimalkan waktu dengan baik dan efisien ketika di dalam asrama. Walaupun pondok pesantren dianggap mempunyai peraturan yang sangat ketat, namun dibalik itu semua bisa menjadikan santri menjadi lebih disiplin dan mengikuti semua peraturan yang ada.
Biasanya di pondok pesantren diajarkan untuk melatih kemandirian dalam berwirausaha, dengan menciptakan kegiatan ekonomi kreatif, seperti contohnya: menanam tanaman hidroponik, dan hasil tanamannya tersebut bisa di jual ke masyarakat sekitar. Dengan cara ini bertujuan, agar nantinya anak tersebut mampu mempunyai bekal, tidak hanya bekal ilmu agama, tetapi juga agar nantinya para santri ketika sudah lulus mampu memiliki kemampuan untuk bisa belajar mempunyai usaha sendiri. Maka dengan itu adanya perkembangan ekonomi kreatif terhadap santri ini, secara tidak langsung dapat mengarahkan dan mengajarkan para santrinya untuk mencoba menciptakan para wirausaha yang handal dalam bebagai bidang. Daya kreatif ini harus dilandasi oleh cara berfikir yang maju, penuh dengan gagasan baru yang berbeda dengan yang sudah ada.
ADVERTISEMENT
Selain dapat melatih kemandirian, pondok pesantren juga dapat menjaga anak dari pergaulan bebas. Pergaulan remaja di identikkan dengan suatu kumpulan anak yang membentuk suatu kelompok yang beragam, dan tidak sedikit dari remaja yang salah dalam pergaulan. Masa remaja merupakan masa-masa yang masih labil dan di penuhi dengan rasa ingin tahu tinggi dalam jati diri mereka. Dan pada saat ini banyak anak remaja yang pergaulannya diluar batas, akibat salahnya pergaulan di dunia luar, karena sejatinya tayangan yang ada di sosial media itu sangat berpengaruh terhadap seseorang, khususnya dikalangan pelajar. Sehingga orang tua pun menjadi khawatir, maka dari itu banyak orang tua yang saat ini lebih memilih untuk memondokkan anaknya ke sebuah pondok pesantren. Dengan anak masuk ke ruang lingkup pesantren, nantinya anak bisa dilandasi dengan adab serta etika yang baik terhadap pergaulan. Khususnya anak juga di ajarkan tata cara sopan santun terhadap orang yang lebih tua maupun yang muda. Oleh sebab itu, supaya anak bisa terhindar dari pergaulan bebas, di perlukannya pengawasan yang khusus pada anak remaja saat ini, dan juga pembentukan lingkungan yang baik, seperti kehidupan di dalam pesantren.
ADVERTISEMENT
Maka dengan itu, Islam pun telah mewajibkan kita (khususnya para wanita), agar senantiasa mewajibkan untuk bisa menutup auratnya, selain menutup aurat para wanita juga harus bisa menjaga lisan dalam berbicara, supaya tidak menimbulkan keributan, dan para lelaki pun juga harus menjaga etika agar tidak mudah ringan tangan terhadap wanita.
Pesantren merupakan lingkungan positif yang baik untuk anak remaja di zaman millenial saat ini, sehingga dengan masuk pesantren, para anak-anak remaja dapat terhindar dari pergaulan bebas. Santri dalam menjaga pergaulannya, senantiasa diajarkan untuk bisa mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat, seperti membaca Al-Quran ataupun membersihkan area lingkungan pesantren. Islam telah menerapkan etika bergaul antara pria dengan wanita yang sesuai dalam syariat Islam yaitu, pria dan wanita harus dapat menjaga serta mengendalikan pandangan matanya dan senantiasa mampu memelihara nafsu seksualnya agar tidak menimbulkan syahwat (Muhammad, 1994)
ADVERTISEMENT
Di dalam lingkungan pondok pesantren, tidak diperbolehkan untuk membawa alat elektronik, karena jika membawa gadget bisa membuat para santrinya tidak bisa fokus belajar. Maka dengan itu, dengan memondokkan anak ke pesantren, anak juga bisa meminimalisir penggunaan gadget di kalangan pelajar, karena alat elektronik inilah yang dapat merusak otak anak. Dengan bermain gadget secara terus-menerus bisa menyebabkan anak menjadi malas belajar, jika anak berada di lingkungan pesantren, anak bisa lebih memaksimalkan dalam penggunaan gadget dengan membaca buku-buku panduan sekolah ataupun buku sebuah novel, yang dapat meningkatkan minat baca anak di era modern saat ini.
Dengan tidak adanya gadget di lingkungan pesantren, para anak bisa lebih bebas untuk ber-interaksi lebih banyak dengan orang lain. Selain itu, pada saat ada materi yang belum bisa dipahami bisa bertanya langsung kepada guru kelasnya, ataupun bisa memaksimalkan untuk membaca buku pelajaran supaya bisa lebih menambah wawasan. Karena pada intinya, pelarangan penggunaan alat elektronik di dalam ruang lingkup pondok pesantren ini bisa bertujuan supaya para santri itu bisa lebih fokus terhadap pelajaran dan juga fokus untuk mengaji.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka
Muhammad, A. B. (1994). Pembinaan manusia dalam Islam. Al-Hikmah, Vol. 13, No. 2, Oktober, 208-226. Retrieved from https://journal.uir.ac.id/index.php/alhikmah/article/view/1524
Zuhri, S. (1999). Pendidikan Pesantren di Persimpangan Jalan. Aplikasia, Vol. 21 No. 1, 2021, 37-44. Retrieved from https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/aplikasia/article/view/2499