Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Strategi Pondok Pesantren Dalam Mengembangkan Nilai Ekonomi Kreatif Santri
27 Juni 2023 17:31 WIB
Tulisan dari Ririn Dwi Prabandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pondok Pesantren di identikkan dengan nilai pendidikan Islam yang lebih mendalam, ajaran Islam di pondok pesantren ini mengikuti arus kontemporer yang berbasis dalam pemberdayaan santri di Pesantren. Salah satu pemberdayaan ini berbentuk ekonomi kreatif. Pendidikan santri di dalam asrama tidak hanya berbasis pada pendidikan formal saja, tetapi juga berbasis pengembangan jiwa kewirausahaan. Santri harus menanamkan jiwa yang kuat dan ikhlas kepada dirinya sendiri, supaya dapat menciptakan suasana kehidupan Pondok Pesantren yang harmonis antara kyai dengan santri yang taat dan penuh hormat.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya ekonomi kreatif di Pesantren, santri bisa memperoleh wawasan ilmu yang lebih luas dan sebagai bekal untuk kegiatan berwirausaha demi meningkatkan kesejahteraan santri. Ekonomi kreatif santri ini dapat mengembangkan wawasan santri dalam berfikir untuk senantiasa bisa menciptakan hal yang baru dalam mengelola Pondok Pesantren dengan baik. Dengan menerapkan ekonom kreatif ini, mampu menciptakan para santri yang kreatif dan mampu menciptakan barang dan jasa baru. Dengan begitu, maka akan bermunculan wirausahaan yang mandiri dan nantinya mampu bersaing dengan para pebisnis yang lain. Selain itu mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang baru sebagai kontribusi untuk mengurangi angka nilai pengangguran pada masyarakat Indonesia. Konsep penerapan kreatif pada santri ini harus sudah ditanamkan sejak awal santri ini mondok, karena supaya dapat menjadikan inovasi dan kreatifitas santri, yang nantinya bisa sebagai bekal untuk santri ketika sudah lulus dari pesantren.
ADVERTISEMENT
Seiring dalam perkembangan zaman serta kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi, pesantren terus menerus meningkatkan kualitas pendidikannya agar tidak kudet (kurang update), baik dalam materi maupun dalam kurikulumnya, dan juga dalam pemberdayaan santri yang kreatif. Pendidikan keterampilan di pesantren pada umumnya disesuaikan dengan keadaan dan potensi Pondok Pesantren. Untuk melatif nilai kreatifitas santri dalam berwirausaha, pihak pesantren mendirikan koperasi Pondok Pesantren (KOPONTREN). Beberapa Pondok Pesantren yang telah mampu memiliki koperasi yang cukup maju, bahkan mampu mengembangkan ekonomi masyarakat sekitar pesantren tersebut. Salah satu upaya dalam memberdayakan ekonomi bangsa, yaitu mampu membangun sebuah masyarakat yang mandiri, dengan melahirkan sebanyak-banyaknya wirausahaan baru. Akan tetapi bukan hanya teori saja yang akan dipelajari oleh para santri, bahkan santri juga harus mengaplikasikan apa yang diterima dengan mampu menghasilkan kreatifitas yang bernilai. Dengan adanya arus perubahan yang dilakukan pihak Pesantren dengan memberdayakan santri dengan ekonomi kreatif ini, maka diharapkan mampu memberikan aktifitas yang bernilai tambah yang sekiranya mampu menambah kegiatan lain di Pondok Pesantren.
Sistem ekonomi kreatif santri ini, mampu menjadi solusi dalam mengatasi masalah dan sebagai jalur alternatif dalam menghadapi tantangan ekonomi global yang akan menggeser sistem ekonomi yang telah berjalan. Kreatifitas dan inovasi di lingkungan pondok pesantren menjadi berkembang pesat, karena Pondok Pesantren memiliki gaya yang inovatif dan unik. Di Pondok Pesantren terdapat pendidikan mental yang kuat dan inovatif dalam membangun dunia perekonomian, sehingga sekarang dikenal dengan santripreneurship (Prayitno, 2016).
ADVERTISEMENT
Santri dituntut untuk berperan aktif serta mandiri dalam segala tatanan kehidupan di pesantren. Meskipun tetaplah santri yang tugas utamanya adalah belajar di dalam bidang keagamaan. Selain belajar, santri juga bisa memanfaatkan waktu luangnya untuk kegiatan ekonomi kreatif. Dengan kegiatan ini, santri dapat memanfaatkan lahan milik pesantren dengan baik untuk dapat memberi kemashalatan bagi Pondok Pesantren.
Budidaya ekonomi kreatif dengan bercocok tanam hidroponik ini diperlukannya sosialisai secara detail dan mendalam kepada para santri ataupun pengurus pesantren, karena harus membutuhkan skill yang kuat. Selain dapat melatih para santri untuk bisa bercocok tanam yang efektif dan efisen, para santri juga bisa mengetahui berbagai jenis tanaman yang lainnya, dan mengetahui proses tumbuhnya pada tanaman hidroponik ini.
ADVERTISEMENT
Dengan ekonomi kreatif, para santri dapat mengembangkan keterampilan dan karakter santri, terlebih para santri ini banyak yang berasal dari berbagai daerah, sehingga nantinya para santri ketika sudah lulus diharapkan mampu menyebarluaskan cara budidaya pada tanaman hidroponik ini di daerahnya masing-masing, sehingga nantinya akan memperoleh usaha sendiri.
Kemandirian dalam berkreasi ekonomi kreatif santri dengan meningkatkan perekonomian di Pondok Pesantren ini dapat didefinsikan sebagai suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak dan melakukan sesuatu atas dorongan dirinya sendiri dan bertindak kreatif, serta memiliki inisiatif, yang mampu mempengaruhi lingkungan, serta mempunyai rasa percaya diri untuk memperoleh suatu kepuasan dalam usahanya sendiri. Kemandirian tidak akan muncul begitu saja, sebab kemandirian juga harus dilatih untuk bisa membentuk jiwa para santri yang mandiri, dan ini membutuhkan waktu dan proses yang tidak sebentar. Sebagaimana ang di kemukakan oleh (Yamin, 2013).
ADVERTISEMENT
Dengan adanya pelatihan budidaya ekonomi kreatif, santri diharapkan mampu melatih jiwa kewirausahaan, dengan mengingat tanaman hidroponik ini merupakan tanaman yang sangat berpotensi dengan baik untuk dijual di pasaran, karena kualitas tanamannya yang sangat baik untuk kesehatan. Pada saat ini, tanaman hidroponik sangat populer dikalangan masyarakat, di karenakan tanaman hidroponik ini merupakan sebagai ladang usaha yang mempunyai prospek masa depan yang cerah, dengan semakin keterbatasannya ladang pertanian yang ada di Indonesia. Selain itu, tanaman hidroponik ini sangatlah mudah tumbuh, dan cara bercocok tanamnya terbilang lebih mudah, dibandingkan dengan tanaman yang lain. Tanaman ini dalam proses penanamannya tidak diperlukan air yang banyak, dan tidak perlu menggunakan kendaraan ataupun mesin. Selain itu tanaman ini sangatlah menjaga untuk kesehatan para santri di Pondok Pesantren, karena tanaman ini dapat menghilangkan bakteri atau hama, sehingga tidak menimbulkan ke khawatiran adanya berbagai masalah bakteri, ulat, ataupun cacing di sekitaran tanaman hidroponik ini.
ADVERTISEMENT
Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan adanya ekonomi kreatif pada tanaman hidroponik ini, dapat bertujuan untuk: a). Meningkatkan nilai keterampilan para santri dalam hal bercocok tanam hidroponik, b). Memperoleh jiwa kewirausahaan yang baru, yang nantinya sebagai bekal para santri untuk bisa memperoleh ladang usaha baru, dalam menanggulangi pengangguran, c). Memunculkan kreativitas santri dalam menunjang ekonomi kreatif pada masyarakat sekitar Pondok Pesantren, d). Sangat efisiensi terhadap tanah dan air, karena tidak perlu menyiramkan setiap hari, dan tiak membutuhkan lahan yang luas, karena media tanaman hidroponik ini bisa dibuat secara bertingkat, e). Dapat meningkatkan nilai perekonomian Pondok Pesantren dengan hasil jual tanaman hidroponik.
Daftar Pustaka
Prayitno, P. (2016). Pemberdayaan Sumber Daya Melalui Entrepreurship di Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boardhing School. Quality, 4(2), 310–331. Retrieved from https://ejournal.uinsaizu.ac.id/index.php/icodev/article/view/6435/2760
ADVERTISEMENT
Yamin, M. (2013). Strategi dan Metode Dalam Model Pembelajaran. Guyub, Vol. 2, No.3, 681–696. Retrieved from https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/guyub/article/download/2869/pdf