Konten dari Pengguna

Pengelolaan Sampah Organik menjadi Briket yang Memiliki Added Value

Ririn indah cahyani
Universitas Diponegoro
19 Agustus 2024 11:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ririn indah cahyani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pembuatan Briket oleh A'am Sahal Mushoffi dengan Ibu-Ibu PKK Desa Paluhombo RT 002
zoom-in-whitePerbesar
Pembuatan Briket oleh A'am Sahal Mushoffi dengan Ibu-Ibu PKK Desa Paluhombo RT 002
ADVERTISEMENT
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro (Undip) 2023/2024, A'am Sahal Mushoffi, mahasiswa dari Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri, Fakultas Sekolah Vokasi Undip melaksanakan program kerja monodisiplin yaitu menyelenggarakan pelatihan pemanfaatan limbah organik menjadi produk briket di Kediaman Bapak Abu Saswoyo Ketua RT2 Dukuh Paluhombo, Desa Paluhombo, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo pada Senin (5/8/2024).
ADVERTISEMENT
Limbah daun kering seringkali dianggap sebagai limbah yang tidak memiliki nilai guna. Oleh karena itu masyarakat memilih untuk membakar daun kering ketimbang mengolah limbah daun kering. Pembakaran daun kering dapat menyebabkan polusi udara sekaligus melenyapkan potensi bahan baku yang dapat diolah menjadi produk bernilai tambah.
"Melalui pelatihan ini, kami ingin mengajak masyarakat untuk melihat potensi dari bahan-bahan yang selama ini dianggap limbah. Dengan sedikit inovasi, daun kering bisa diubah menjadi briket yang bermanfaat dan memiliki nilai jual," ungkap A'am.
Pelatihan dimulai dengan penjelasan mengenai tata cara dan manfaat pembuatan briket dari daun kering. Setelah itu, A’am mengajak peserta untuk melakukan demonstrasi tentang pembuatan briket. Dimulai dari pengumpulan dan pencacahan daun-daun yang telah gugur hingga pencetakan adonan daun kering dengan perekat alami. Kemudian adonan tersebut dijemur dibawah sinar matahari hingga kering.
ADVERTISEMENT
Antusiasme peserta pada pelatihan ini sangat terlihat sekali, terutama pada saat proses pencetakan briket. Ibu Sumirah, salah satu peserta, menyatakan bahwa pelatihan ini memberikan pengalaman baru yang sangat bermanfaat. "Selama ini, daun kering hanya saya bakar atau buang begitu saja. Ternyata bisa diolah menjadi briket yang bisa dipakai untuk memasak atau dijual," ujarnya.
Pembuatan briket dari daun kering tidak hanya memberikan solusi untuk mengurangi limbah, tetapi juga berpotensi menjadi usaha rumahan yang menguntungkan. Dengan bahan baku yang melimpah dan murah, proses pembuatan briket dapat dilakukan dengan mudah oleh masyarakat desa.
A'am Sahal Mushoffi berharap bahwa pengetahuan yang didapat dari pelatihan ini dapat diaplikasikan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. "Briket daun kering ini bisa menjadi alternatif bahan bakar yang murah dan mudah dibuat. Selain itu, ini juga dapat menjadi produk yang memiliki nilai jual, sehingga dapat menambah pendapatan keluarga," jelasnya
ADVERTISEMENT
Pelatihan ini mendapatkan respon positif dari para peserta. Ketua PKK RT02, Ibu Sumirah, menyampaikan apresiasinya kepada Tim KKN Undip atas inisiatif dan pelatihan yang diberikan. "Kami sangat berterima kasih atas ilmu yang telah dibagikan. Semoga ibu-ibu bisa menerapkan apa yang telah dipelajari untuk membantu ekonomi keluarga," katanya.
Acara ini diakhiri dengan sesi tanya jawab, di mana peserta memiliki kesempatan untuk bertanya lebih lanjut mengenai teknik pembuatan briket dan peluang pengembangan usaha tersebut. Diharapkan pelatihan ini dapat memberikan dampak positif dan berkelanjutan bagi masyarakat Desa Paluhombo, khususnya dalam hal pengelolaan limbah dan peningkatan kesejahteraan ekonomi.