Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Pelatihan Pembuatan Ekoenzim Bagi Warga Kelompok Tani Desa Tanjungsari, Ponorogo
3 Februari 2024 21:21 WIB
Tulisan dari Risa Andriana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mahasiswa kelompok 32 KKN-T MBKM Universitas PGRI Madiun mengadakan salah satu program kerjanya yakni pelatihan pembuatan pupuk ekoenzim untuk para kelompok tani di Desa Tanjungsari, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo. Pelatihan ini dilaksanakan di balai desa dengan diikuti oleh 25 warga kelompok tani. Narasumber didatangkan langsung dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo.
ADVERTISEMENT
Mayoritas warga Desa Tanjungsari bekerja di bidang pertanian dan peternakan. Di sisi lain, aktivitas peternakan tersebut menghasilkan polusi udara yang berasal dari bau kotoran hewan dan bau pakan hewan. Melihat kondisi tersebut, mahasiswa KKN kelompok 32 berinisiatif membuat pupuk yang ramah lingkungan.
Ekoenzim merupakan cairan hasil fermentasi limbah organik dapur atau sisa-sisa makanan yang mempunyai banyak manfaat untuk manusia dan alam. Pengolahan limbah organik dapur dari sayur dan buah menjadi bahan multiguna dapat membantu mengatasi permasalahan lingkungan, salah satunya polusi udara. Ekoenzim juga dapat bermanfaat sebagai pupuk alami tanaman.
Ekoenzim dibuat dari 3 bahan, yaitu gula merah/tetes tebu, sampah organik dapur, dan air murni dengan perbandingan 1 : 3 : 10. Ketiga bahan tersebut kemudian dicampur dan disimpan dalam keadaan kedap udara/ditutup rapat selama 3 bulan.
ADVERTISEMENT
Hasil ekoenzim dapat dimanfaatkan oleh para petani sebagai pengendali hama, khusunya dalam budidaya tanaman sehat karena dapat berfungsi sebagai pupuk atau pestisida alami. Ekoenzim terbuat dari bahan limbah organik dapur yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat. Bagi warga yang belum merasakan manfaatnya, biasanya enggan untuk mencoba. Oleh karena itu, sosialisasi ekoenzim perlu terus dilakukan untuk mengatasi persoalan sampah dan kerusakan lingkungan lainnya.