Konten dari Pengguna

Bangkit Dari Hidup yang Tak Terduga

risa maharani
Mahasiswa semester 4 jurusan Penerbitan Jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta
25 Mei 2022 22:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari risa maharani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Bangkit Dari Hidup yang Tak Terduga. Foto: freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bangkit Dari Hidup yang Tak Terduga. Foto: freepik.com
ADVERTISEMENT
Setiap orang dilahirkan tanpa memikirkan apa yang akan terjadi dalam hidupnya. Orang hanya bisa menciptakan skenario terbaik untuk hidup mereka yang diharapkan dapat memenuhi keinginan mereka.
ADVERTISEMENT
Banyak yang bilang masa kanak-kanak adalah masa paling bahagia dalam hidup. Memang masa kanak-kanak adalah masa paling bahagia dalam hidup begitu pula Afiqah, seorang wanita yang kini beranjak dewasa. Kenangan indah masa kecilnya tersimpan dengan baik di otaknya. Di usianya yang kini sudah dewasa, ia kerap memiliki keinginan untuk kembali ke masa lalu.
Masa ketika semua orang mencintainya dengan sepenuh hati, bangga padanya, dan bahkan merasa seperti orang paling bahagia di dunia. Seiring berjalannya waktu, Afiqah terkadang merasa ingin menyerah pada dunia. Saat dunia sedang tidak baik padanya, Afiqah memahami situasi di hadapannya dengan sebaik mungkin. Tidak munafik, menyerah sambil menangisi keadaan sering dilakukan sebagai ungkapan rasa kesalnya.
Lambat laun, banyak kejadian yang terjadi dalam hidup Afiqah. Keluarga yang tidak utuh menjadi awal cerita yang tidak pernah disangka akan datang. Diumur yang masih belia, Afiqah harus menelan pahitnya hidup. Awalnya memang tidak mudah melewati kejadian demi kejadian yang terjadi. Tetapi, pada akhirnya dia bisa melewatinya. Beberapa faktor external mampu menguatkan dirinya hingga bisa terus bertahan.
ADVERTISEMENT
Saat beranjak remaja, Afiqah menemukan hal yang membuatnya senang yaitu menari dan menulis. Dengan melakukan hobinya itu, Afiqah merasa tidak ada beban lagi dalam hidupnya. Memotivasi dirinya untuk terus maju melangkah mengejar impiannya. Sampai akhirnya Afiqah menemukan cita-cita yang dia inginkan, seperti biasa dunia lagi-lagi tidak baik padanya. Ada sesuatu yang menghalangi Afiqah untuk mewujudkan mimpinya.
Saat usianya genap 17 tahun, Afiqah merasa seperti memasuki dunia yang sesungguhnya. Ini adalah panggung yang sangat tabu bagi Afiqah, tetapi dia memiliki tekad dan semangat untuk hidupnya. Dia selalu mencari jalan positif dan mengatur jalan yang tidak baik untuknya. Suatu hari, sesuatu yang indah terjadi yang tidak akan pernah dilupakan Afiqah. Anda bisa datang ke konser boy group idolanya.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, dia menemukan kegembiraan di dalamnya, membuat Afiqah lebih bersemangat dan ambisius. Idola Kpop bisa dikatakan sebagai tempat di mana ia merasa lelah. Ia merasa hidupnya lebih seimbang dengan kehadiran idola Kpop favoritnya. Memiliki kesukaan dengan Kpop membuatnya bertemu banyak teman yang menyukai Kpop dan membuat hidupnya lebih berwarna. Lebih dari sekadar dorongan, Kpop memotivasinya untuk berkeliling dunia.
Dibantu dengan kondisi keluarganya yang semakin membaik, Afiqah perlahan merekonstruksi mimpi barunya. Apa pun yang terjadi, dia terus berusaha mewujudkan mimpinya. Ada begitu banyak orang penting dalam hidup Afiqah sehingga dia harus membayar semua kebaikannya. ''Aku harus membalas kebaikannya orang yang berjasa dalam hidupku.'' Ungkap Afiqah.
Semua rintangan masih datang tanpa permisi, namun semakin tubuh dewasa Afiqah bisa mengatasi semua kegundahannya atas permasalahan yang datang. Jalan paling utama yaitu berserah diri kepada Allah SWT dan meminta jalan keluar yang terbaik. Semakin dirinya yakin dan tidak patah semangat, pasti Allah SWT akan memberikan jalan hidup yang terbaik dan mampu dilewati umatnya.
ADVERTISEMENT
(Risa Maharani Putri/Politeknik Negeri Jakarta)