Ogoh-ogoh, Ritual Bali yang "Dipinjam" Festival Dark Mofo di Tasmania

Konten dari Pengguna
20 Maret 2020 20:41 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Risa Sutrisno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi perayaan Nyepi di Bali (foto: pexels.com)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi perayaan Nyepi di Bali (foto: pexels.com)
ADVERTISEMENT
Belakangan beredar hoax bahawa dalam rangka pencegahan penyebaran COVID-10, penerbangan dari dan ke kota Bali akan di tutup pada tanggal 25 Maret 2020. Padahal, setiap tahunnya bandara Ngurah Rai memang selalu ditutup menjelang hari raya Nyepi.
ADVERTISEMENT
Kebiasaan apalagi yang ada di sekitar hari raya Nyepi? Salah satunya adalah Ogoh-ogoh. Warga Indonesia pasti sudah kenal dengan ogoh-ogoh. Dalam laman Wikipedia disebut bahwa Ogoh-ogoh dikenal sebagai karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala, biasanya dibuat menjelang hari Nyepi dan diarak beramai-ramai keliling desa pada senja hari Pangrupukan, sehari sebelum hari Nyepi, lalu kemudian dibakar.
Hari raya Nyepi yang merupakan Tahun Baru bagi masyarakat Hindu dipandang sebagai waktu yang tepat untuk mengevaluasi dan membersihkan diri, sehingga ogoh-ogoh diumpamakan sebagai sifat-sifat buruk manusia harus dienyahkan sebelum masyarakat Hindu memulai tahun baru dimaksud.
Filosofi ini lah yang kemudian diadopsi pada Dark Mofo, sebuah festival musim dingin yang diselenggarakan di Tasmania, negara bagian paling selatan dari Australia.
Konjen RI di Melbourne mengunjungi seniman Bali yang membuat ogoh-ogoh untuk Dark Mofo (foto: twitter KJRI Melbourne)
Setiap tahunnya, Tasmania mengadakan festival seni dan musik yang dinamakan Museum of Old and New Art: Festival of Music and Art (MONA FOMA disingkat MOFO). Mulai tahun 2013, MONA membuat versi musim dingin festival tersebut yang disebut dengan Dark Mofo.
ADVERTISEMENT
Mayoritas kegiatan Dark Mofo diselenggarakan pada malam hari untuk menyambut titik terendah matahari dan siang hari yang terpendek selama periode satu tahun.
Dark Mofo, festival musim dingin terbesar Australia
Sebelum diselenggarakannya Dark Mofo, Tasmania dikenal sebagai negara bagian yang tenang yang banyak dipilih sebagai tempat bermukim para pensiunan. Sebagai wilayah dengan populasi paling sedikit nomor 3 (hanya ditinggali oleh sekitar 500ribu penduduk) di Australia, Tasmania terkenal dengan kualitas pangannya, terutama keju, cokelat dan wine.
Pemandangan di puncak Gn. Wellington, salah satu objek wisata di Hobart (foto: dok. Pribadi)
Kita bisa mengunjungi Hobart yaitu ibukota Tasmania menggunakan pesawat domestik dari Brisbane, Sydney atau Melbourne dengan waktu tempuh 1 hingga 3 jam, atau dengan kapal feri dari pelabuhan Melbourne ke pelabuhan Devonport di Tasmania dengan waktu tempuh sekitar 10 jam 30 menit.
ADVERTISEMENT
Tasmania disebut-sebut sebagai negara bagian paling alami di Australia, dengan wilayah hijau sebesar 42% dari total wilayahnya. Tasmania juga memiliki banyak objek wisata menarik antara lain Gunung Wellington, Salamanca Sunday market, atau jika mengunjungi di sekitar bulan Juni – September kita juga berkesempatan untuk melihat Southern Light (Aurora Australis) di langit kota Hobart.
Meskipun memiliki banyak potensi pariwisata, kota Hobart mulai ramai diperbincangkan sejak diselenggarakannya festival Dark Mofo 7 tahun yang lalu. Dark Mofo dipandang sebagai festival yang berhasil membangkitkan pariwisata kota Hobart berkali-kali lipat dari biasanya.
Ditengarai setiap tahunnya festival ini berhasil mendatangkan hampir sekitar 500 ribu turis yang tidak hanya berasal dari mainland Australia, tetapi bahkan dari mancanegara. Festival yang diselenggarakan hampir selama 3 minggu ini menampilkan berbagai instalasi seni dan penampilan musik serta banquet-style hall dimana pengunjung bisa menikmati kuliner yang unik dan menarik dari berbagai stall makanan.
ADVERTISEMENT
Ogoh-ogoh khas Indonesia, menjadi puncak acara festival dark Mofo. Panitia Dark Mofo mendatangkan 3 orang seniman asli Bali untuk membuat Ogoh-ogoh setiap tahunnya. Ogoh-ogoh ini kemudian dipamerkan selama festival berlangsung. Setiap pengunjung diminta untuk menuliskan ketakutan atau penyesalan terbesarnya pada selembar kertas, lalu dimasukkan ke dalam instalasi ogoh-ogoh yang kemudian akan diarak dan dibakar pada hari terakhir festival, persis upacara ogoh-ogoh di Bali.
Ritual Ogoh-ogoh sebagai lambang persahabatan RI-Australia
Ritual Ogoh-ogoh di Dark Mofo dimulai pada tahun 2015 saat Dr. Kaz Ross dan Cas Charless, dari Asian Studies, Global Culturel and Language University of Tasmania memiliki ide untuk menampilkan kesenian khas Bali, ogoh-ogoh pada festival Dark Mofo. Ide ini kemudian disambut baik oleh Konsul Jenderal RI di Melbourne dan Kedutaan Besar RI di Canberra yang secara bersama-sama menyiapkan dukungan untuk mewujudkan Ogoh-ogoh di festival Dark Mofo.
ADVERTISEMENT
Setiap tahunnya, panitia meminta 3 orang seniman yang didatangkan khusus dari Bali untuk menyiapkan Ogoh-ogoh. Tiga orang seniman Bali tersebut, yakni Ida Bagus Oka, Ida Bagus Antara dan Ikomang Sedana akan tinggal di Hobart selama 2 minggu dan menyiapkan Ogoh-ogoh dari mulai membangun, mengawasi selama Ogoh-ogoh dipamerkan dan diarak sejauh hampir 2 Km untuk kemudian dibakar.
Pengunjung Dark Mofo memasukkan kertas bertuliskan ketakutan terbesarnya ke dalam Swoft Parrot, ogoh-ogoh Dark Mofo tahun 2019 (foto: twitter KJRI Melbourne)
Sejak tahun 2015, bentuk ogoh-ogoh berbeda setiap tahunnya dan dipilih secara khusus untuk mewakili hewan khas Tasmania, misalnya bentuk Spotted Handfish (2015); Weedy Seadragon (2016); Tasmanian Tiger (2017); Cave Spider (2018) dan yang terkahir Swift Parrot (2019).
Filosofi Ogoh-ogoh dirasa sangat cocok dengan penyelenggaraan Dark Mofo yang disiapkan untuk menandai malam terpanjang dalam musim dingin. Dalam budaya bangsa Pagan, hari setelah malam terpanjang di musim dingin, diyakini sebagai waktu yang tepat untuk merefleksikan diri dan menghilangkan energi negatif untuk menyongsong hari-hari yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Sangat menarik bukan “peminjaman” ritual Ogoh-ogoh oleh festival Dark Mofo ini? Sekiranya anda tertarik untuk melihat langsung festival Dark Mofo, anda bisa mengunjungi situs resminya di https://darkmofo.net.au/.
Jangan lupa untuk pesan tiket dan penginapan jauh-jauh hari mengingat Hobart yang merupakan kota kecil, tidak memiliki banyak akomodasi untuk disewakan.
Foto bersama seluruh pendukung arakan Ogoh-ogoh di Dark Mofo (foto: twitter KJRI Melbourne)