Slow Living, Hidup Penuh Makna di Tengah Hiruk Pikuk Dunia

Konten dari Pengguna
12 Maret 2020 15:17 WIB
comment
11
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Risa Sutrisno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
hidup lebih tenang dengan slow living [foto: https://www.pexels.com/photo/adult-blond-brown-cafe-459270/]
zoom-in-whitePerbesar
hidup lebih tenang dengan slow living [foto: https://www.pexels.com/photo/adult-blond-brown-cafe-459270/]
ADVERTISEMENT
Untuk kebanyakan dari kita, kehidupan sehari-hari terasa seperti to-do list yang tidak ada ujungnya. Waktu juga berlalu dengan cepat tanpa kita sadari. Rasanya kemarin masih Senin, tapi kok tiba-tiba sudah hari jumat saja?
ADVERTISEMENT
Kehidupan di “zaman now” yang serba sibuk dan instan, menuntut kita melakukan segala sesuatu dengan cepat. Namun sayangnya, karena ingin menyelesaikan suatu hal dengan tergesa-gesa, kita kadang lupa untuk menikmati prosesnya. Padahal dalam jangka panjang, kehidupan terburu-buru seperti ini berpotensi dapat menyebabkan stres dan bahkan depresi.
Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan mental, gaya hidup slow living mulai mendapatkan perhatian. Slow living diartikan sebagai sebuah gaya hidup yang memahami pentingnya proses dalam menjalani kehidupan, sebuah seni untuk menikmati hidup dan berupaya untuk melakukan sesuatu sebaik mungkin daripada secepat mungkin.
Setiap hari, jadwal kita dipenuihi dengan to do list. [Photo by Content Pixie from Pexels]
Untuk mencoba menerapkan slow living dalam kehidupan sehari-hari, dapat dimulai dengan mengurangi daftar hal-hal yang harus kita selesaikan. Fokus pada hal-hal benar-benar penting dan perlu dikerjakan saja. Selain itu beri jeda dari satu tugas ke tugas yang lain, sehingga kita tidak tergesa-gesa dalam menjalani kewajiban kita.
ADVERTISEMENT
Dalam menyelesaikan pekerjaan, sebisa mungkin hindari multitasking. Dengan tingginya tuntutan pekerjaan saat ini, banyak dari kita yang mencoba untuk mengerjakan 2 atau 3 hal secara sekaligus. Penelitian telah membuktikan bahwa kemampuan multitasking tidak selalu berarti produktivitas. Malah sebaliknya multitasking mengurangi konsentrasi dan ketelitian kita dalam mengerjakan suatu hal yang tidak jarang mengakibatkan kita malah harus mengulangi suatu pekerjaan dari awal.
Matikan handphone guna meminimalisir gangguan. [Photo by Cristian Dina from Pexels}
Langkah selanjutnya adalah dengan mengurangi penggunaan handphone atau televisi. Sesekali cobalah mematikan handphone Anda dan fokus pada apa pun yang sedang anda kerjakan. Apabila kita selalu terhubung dengan gadget, kemungkinan besar kita juga akan sering teralihkan dengan notifikasi yang masuk.
Khususkan jadwal untuk beristirahat. Sering kali kita hanya memasukkan jadwal kegiatan yang akan kita lakukan di kalender lalu menggunakan sisa waktu yang ada untuk istirahat. Sering kali karena padatnya jadwal, kita tidak memilki waktu jeda antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain. Padahal istirahat sangat penting bagi kita untuk mengembalikan energi yang telah dihabiskan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban kita. Dengan memasukkan istirahat dalam jadwal, maka kita akan “terpaksa” untuk mengambil jeda dan bisa lebih siap sebelum melaksanakan kewajiban selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Makan dengan perlahan dan nikmati. Salah satu cara melatih fokus adalah dengan makan secara perlahan. Nikmati setiap suap dari makanan kita, perhatikan rasa, tekstur, dan aroma setiap elemen dari makanan kita. Selain itu, berusahalah mengurangi konsumsi fast food yang tidak baik untuk kesehatan dan masak makanan anda sendiri. Melalui proses memasak kita dapat lebih menghargai makanan yang kita konsumsi dan memastikan pemilihan bahan-bahan terbaik.
seleksi barang yang disimpan. [foto: Photo by Daria Shevtsova from Pexels]
Singkirkan barang-barang yang tidak diperlukan di rumah Anda. Gaya hidup cepat seringkali membuat kita menjadi konsumtif dan membeli barang-barang yang sebenarnya tidak kita perlukan. Menumpuknya barang-barang akhirnya malah bisa menimbulkan stress bagi kita. Mulai seleksi barang yang kita miliki dan singkirkan barang yang sudah tidak digunakan.
ADVERTISEMENT
Bergerak dan nikmati alam sekitar. Berolahraga dan bergerak aktif sudah pasti memiliki efek yang baik bagi tubuh. Selain efek positif bagi tubuh, olahraga juga baik untuk kesehatan mental. Tidak perlu melakukan olahraga yang terlalu berat, cukup dengan berjalan disekitar rumah dan menikmati udara segar secara teratur, maka kita akan merasakan hasilnya. Dengan berjalan di luar, kita juga bisa lebih menghargai lingkungan sekitar yang biasanya hanya kita lewati saat melakukan aktivitas sehari-hari.
hidup aktif sambal menikmati udara segar [foto: Photo by Tobi from Pexels]
Inti dari slow living adalah dengan mencari keseimbangan antara menjadi produktif dan menikmati proses menyelesaikan kewajiban. Diharapkan dengan menjalani hidup secara perlahan-lahan, kita lebih bisa menikmati dan terhindar dari stres. Setiap orang memiliki interpretasi dan caranya masing-masing untuk menerapkan slow living. Bagaimana dengan Anda?
ADVERTISEMENT